Ibupedia

Ini Dia Proses Pembentukan Oogenesis pada Tubuh Manusia!

Ini Dia Proses Pembentukan Oogenesis pada Tubuh Manusia!
Ini Dia Proses Pembentukan Oogenesis pada Tubuh Manusia!

Proses pembentukan oogenesis merupakan bagian dari proses yang paling penting dalam sistem reproduksi wanita. Melansir dari laman Fertilitypedia, proses pembentukan oogenesis terjadi di lapisan terluar ovarium. 

Proses pembentukan oogenesis sama seperti produksi sperma, proses terjadinya oogenesis dimulai dengan sel germinal yang disebut sebagai oogonium dan sel ini mengalami mitosis untuk bertambah jumlahnya kemudian menghasilkan sekitar satu hingga dua juta sel dalam embrio. 

Lalu apakah yang dimaksud oogenesis? Melansir dari laman Hello Sehat, ini merupakan proses pembentukan dan pematangan sel telur (ovum) pada wanita yang terjadi di dalam ovarium. 

Penjelasan oogenesis akan semakin diperjelas melalui ulasan selengkapnya berikut ini.

Proses Pembentukan Oogenesis

Mengutip dari laman Fertilitypedia, proses terjadinya oogenesis dimulai di ovarium janin dengan mengembangkan oogonia dari sel germinal primordial (PGCs). Oogonia ini terbentuk selama janin berkembang atau dalam proses yang disebut sebagai oositogenesis kemudian terbelah melalui mitosis seperti spermatogonia di testis. 

Proses pembentukan oogenesis lebih tepatnya menunggu oosit primer mencapai perkembangan maksimalnya pada usia kehamilan 20 minggu atau ketika sekitar tujuh juta oosit primer telah dibuat, namun ketika proses kelahiran, jumlah ini telah berkurang menjadi sekitar 1-2 juta. 

Proses pembentukan oogenesis ini sangat diatur oleh hormon dan zat lainnya.

Fase Pembentukan Oogenesis Lanjutan

Penjelasan oogenesis di atas turut menyimpulkan tentang proses pembuatan sel telur hingga menjadi janin yang ada di dalam kandungan. Namun proses pembentukan oogenesis terbilang cukup panjang dan mencakup pembentukan fase lainnya seperti:

1. Oositogenesis

Proses pembentukan oogenesis ini dimulai dengan proses pengembangan oogonia yang terjadi melalui transformasi folikel primordial menjadi oosit primer, proses yang menjadi bagian dari proses pembentukan oogenesis ini seringkali dikenal dengan oositogenesis dan proses tersebut akan selesai sebelum kelahiran si kecil.

2. Ootidogenesis

Proses pembentukan oogenesis berikutnya setelah pembentukan oositogenesis yaitu terbentuknya ootid yang dikembangkan dari oosit primer yang juga dicapai dengan proses meiosis. Faktanya, oosit primer merupakan sel yang fungsi utamanya adalah membelah melalui proses meiosis seperti berikut ini:

3. Meiosis I

Meiosis I ini dikembangkan melalui ootidogenesis yang dimulai selama perkembangan embrio kemudian berhenti pada tahap diploten profase I hingga masa pubertas muncul. Oosit pada tahapan dictyate atau prolonged diploten secara aktif dapat memperbaiki kerusakan DNA. 

Ini merupakan bagian dari proses pembentukan oogenesis selanjutnya.  Perbaikan DNA ini ternyata tidak dapat terdeteksi pada tahap pre-dictyate dari Meiosis. Namun ternyata bagi oosit primer yang terus berkembang dalam setiap siklus menstruasi, sinapsis terjadi dan membentuk tetrad akan memungkinkan terjadinya persilangan kromosom.

Sebagai hasil dari Meiosis I, oosit primer telah berkembang menjadi oosit sekunder dan badan kutub pertama.

4. Meiosis II

Proses pembentukan oogenesis berikutnya adalah pada tahap fase meiosis II dimana fase meiosis I sudah dinyatakan selesai. Proses terjadinya oogenesis ini tidak bisa berlanjut tanpa pembentukan meiosis I yang kemudian dilanjutkan dengan dimulainya pembentukan oosit sekunder haploid. 

Melansir dari laman Fertilitypedia, proses ini akan dihentikan pada tahap metaphase II sampai proses pembuahan terjadi. Saat meiosis II telah selesai, sebuah ootid dan badan kutub lainnya atau Pollar Body 2 telah dibuat juga. 

Kedua badan kutub tersebut akan hancur pada akhir meiosis II dan hal ini berfungsi sebagai pembuangan set kromosom haploid  ekstra yang dihasilkan sebagai akibat dari meiosis.

Meiosis sekunder pada proses pembentukan oogenesis akan selesai hanya jika sperma berhasil menembus penghalang. Setelah fase ini, meiosis II akan dilanjutkan sehingga menghasilkan satu sel telur haploid yang saat pembuahan oleh sperma menjadi sel diploid pertama dari keturunan baru atau zigot. 

Berikut ini merupakan jenis sel dalam proses terjadinya oogenesis secara berurutan yaitu dimulai dengan ooginium, folikel primordial, oosit primer, oosit sekunder, kemudian menjadi sel telur yang matang.

Kontrol Hormonal pada Proses Pembentukan Oogenesis


Berikut ini merupakan bagian dari penjelasan oogenesis yang akan menjawab secara lebih terperinci mengenai apakah yang dimaksud oogenesis itu. Fase perkembangan folikel ini menjadi bagian dari proses terjadinya oogenesis, berikut ulasannya:

1. Awal Siklus Menstruasi

Perkembangan folikel merupakan tanda awal dari siklus menstruasi. Pada awal siklus menstruasi hari 1, ada sekitar 12 – 20 folikel primer mulai berkembang di bawah pengaruh hormon perangsang folikel (FSH) yang meningkat untuk membentuk folikel sekunder.

2. Pada Hari ke Sembilan

Proses pembentukan oogenesis tak luput dari fase perkembangan folikel selanjutnya, yaitu pada hari kesembilan dari siklus ini hanya akan menyisakan satu folikel sekunder yang dinyatakan sehat dan sisanya sudah diserap kembali ke dalam ovarium. 

Folikel yang tersisa itu seringkali dikenal sebagai folikel dominan dan memiliki tanggung jawab atau peran untuk memproduksi estrogen dalam jumlah yang besar selama fase folikular akhir.

3. Siklus Hari Ke-14 

Pada hari ke-14 dari siklus ini, lonjakan hormon luteinisasi terjadi dan ini dapat memicu umpan balik yang positif pada produksi estrogen. Hal inilah yang menyebabkan folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier yang akan meninggalkan ovarium selama 24 – 36 jam kemudian.

Ada peristiwa yang sangat penting terjadi saat folikel tersier berkembang yaitu saat oosit primer menyelesaikan pembelahan meiosis pertama yang kemudian menghasilkan pembentukan badan kutub dan oosit sekunder. 

Folikel yang kosong ini kemudian membentuk korpus luteum yang kemudian akan melepaskan hormon progesterone untuk mempertahankan kemungkinan terjadinya kehamilan.

Informasi Lain Terkait Proses Pembentukan Oogenesis


Proses terjadinya oogenesis yang cukup rumit dan terbilang memakan waktu ini harus didukung dengan kondisi sel telur serta sperma yang sehat, caranya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan aktif bagi Ayah maupun Ibu. 

Sementara itu, dogma yang muncul dan sering terdengar adalah tentang jumlah total folikel dan oosit ini akan terbentuk di ovarium manusia selama periode kehidupan janin daripada membentuk de novo di ovarium dewasa, namun sejumlah bukti baru yang ada di lapangan justru menentang hal ini. 

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa adanya populasi sel punca yang berbeda seperti sel punca germinal dan sel punca bulat kecil dengan diameter 2 – 4 yang juga mirip seperti embrio kecil dan dapat mengekspresikan beberapa gen yang terkait dengan sel germinal primordial, pluripotensi, dan juga garis keturunan germinal yang hadir dalam ovarium orang dewasa dan berasal dari epitel permukaan ovarium. 

Sel-sel induk kecil ini didorong ke arah perkembangan germinal dan membentuk sel-sel mirip oosit primitive secara in vitro. Sementara itu, mengutip dari laman Fertilitypedia, oogenesis in vitro dan transplantasi oosit yang diturunkan dari sel punca atau stem cells ke dalam relung ovarium supaya pematangan terjadi alami adalah sebuah tantangan besar bagi biomedis reproduksi dalam pengobatan infertilitas wanita di masa yang akan datang. 

Hal ini juga masih perlu penelitian dan eksplorasi lebih lanjut yang harus dilakukan lebih hati-hati lagi karena sangat penting untuk praktik klinis pada bidang kedokteran bagian reproduksi.

Tips Menjaga Kualitas Sperma dan Telur


Proses pembentukan oogenesis harus juga didukung dengan kualitas sel telur dan sperma yang baik. Berikut ini ada beberapa tips agar kualitas sperma dan telur optimal untuk pembuahan yang maksimal:

1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Merokok terlalu berlebihan baik bagi wanita maupun pria akan sangat mempengaruhi produksi dan kualitas sperma dan  juga sel telur. Saat Ayah dan Ibu akan menjalani program hamil, maka sebaiknya menerapkan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan mengurangi konsumsi kafein. \

Bila belum bisa berhenti secara langsung, paling tidak lakukan terapi untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol secara bertahap.

2. Mengkonsumsi Buah dan Sayur

Kualitas sperma dan sel telur yang sehat juga sangat berpengaruh terhadap apa yang masuk pada tubuh kita seperti asupan makanan yang sehat dan bergizi. 

Sesekali boleh mengkonsumsi makanan instant atau cepat saji, namun fast food atau junk food ini tidak memiliki gizi yang seimbang dan cenderung tidak baik dikonsumsi terlalu sering bagi tubuh. 

Konsumsi sayuran hijau, tauge, sayuran merah, dan buah kaya vitamin seperti alpukat, pisang, dan sejenisnya supaya dapat mendukung program hamil Ayah dan Ibu nantinya.

3. Menjaga Berat Badan Ideal

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kualitas sperma dan sel telur juga dapat dipengaruhi oleh berat badan Ayah dan Ibu. Orang dengan kondisi berat badan berlebih atau overweight cenderung memiliki kualitas sperma dan telur yang tidak begitu bagus. Selain itu, obesitas dapat mengganggu metabolisme dan pematangan oosit. Cobalah untuk mengecek BMI atau indeks massa tubuh Ayah dan Ibu, normalnya massa tubuh berada pada kisaran 18,5 – 24,9.

4. Lebih Rileks dan Hindari Stress

Salah satu kunci keberhasilan program hamil adalah manajemen diri dan kelola emosi yang cukup baik. Hiduplah dengan santai, hindari stress, dan tetap berdoa supaya program hamil berhasil. 

Terlalu terpaku pada tenggat waktu kapan harus hamil dan memiliki anak justru seringnya akan menggagalkan program hamil yang Ayah dan Ibu telah usahakan. Selain itu, stress sangat mempengaruhi organ reproduksi wanita seperti oosit, folikel, serta ovarium. 

Tak hanya itu saja, saat sedang stress biasanya akan muncul hormon kortisol yang juga dapat mengurangi produksi estradiol atau hormon seks pada wanita.

5. Mengkonsumsi Asam Folat

Asam folat bisa dikonsumsi bagi Ibu yang sedang fokus pada program kehamilan. Namun sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter supaya semuanya tepat dan sesuai. Asam folat ini juga boleh dikonsumsi oleh Ayah untuk kualitas sperma yang bagus. 

Laki-laki yang kurang mengkonsumsi asam folat cenderung memiliki tingkat kromosom tinggi atau abnormal pada sperma yang dihasilkan. Asam folat ini juga dapat ditemukan pada bahan makanan seperti alpukat, kacang-kacangan, sayuran hijau, biji-bijian, sereal, roti, hingga olahan pasta. 

6. Perhatikan Kualitas Tidur

Badan yang lelah dan terlalu capek justru akan menghasilkan sperma dan sel telur dengan kualitas yang rendah sehingga kehamilan mungkin belum terjadi. Usahakan untuk memiliki waktu istirahat malam 6 – 8 jam setiap harinya supaya tubuh tetap bugar dan prima. 

Kesehatan jiwa dan raga sangat penting untuk menunjang keberhasilan program hamil kali ini.

7. Berolahraga

Olahraga atau bergerak aktif juga diperlukan supaya kualitas sperma dan sel telur tetap bagus dan berkualitas. Pastikan kita melakukan olahraga minimal 30 menit sehari karena tak hanya bagus untuk kualitas sperma atau sel telur saja, namun ikut menjaga badan supaya tetap sehat terutama menghadapi massa pandemi seperti sekarang ini.

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram