Ini Gejala PCOS pada Wanita yang Tidak Disadari Penderitanya
Apakah menstruasi yang tidak teratur termasuk gejala PCOS pada wanita?
Sebelum membahas lebih jauh tentang PCOS, yuk kita telusuri dulu serba-serbi menstruasi!
Sering nyeri hebat saat menstruasi atau jadwal menstruasi Ibu nggak teratur? Jangan dianggap sepele, ya, karena bisa saja Ibu mengalami gejala menstruasi tidak normal.
Pada sebagian besar wanita, menstruasi berlangsung selama sekitar empat hingga tujuh hari dan biasanya, menstruasi terjadi setiap 28 hari. Namun, jadwal menstruasi Ibu masih dikatakan normal jika terjadi dalam waktu 21 hingga 35 hari.
Ketahui ciri-ciri menstruasi tidak normal, misalnya:
- Siklus menstruasi sebelum 21 hari, atau lebih dari 35 hari;
- Tidak mengalami menstruasi tiga kali berturut-turut;
- Darah yang keluar amat banyak, atau sangat sedikit;
- Menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari;
- Menstruasi disertai rasa nyeri hebat, kram perut, atau bahkan mual dan muntah; dan
- Perdarahan terjadi di antara jadwal menstruasi.
Penyebab Menstruasi Tidak Normal
1. Gaya hidup
Keseharian Ibu, bisa memengaruhi pola menstruasi. Misalnya, pola makan yang tidak sehat, kurang berolahraga (atau berlebihan), obesitas, berat badan turun dengan drastis, dst.
2. Konsumsi pil KB
Sebagian besar pil KB, mengandung kombinasi antara hormon estrogen dan progestin. Pil ini, bekerja dengan mencegah ovarium melepaskan sel telur. Menggunakan dan menghentikan penggunaan pil tersebut, bisa memengaruhi jadwal menstruasi.
Sebagian wanita, mengalami gangguan jadwal menstruasi hingga beberapa bulan setelah menghentikan penggunaan pil KB.
3. Radang panggul
Atau disebut juga dengan istilah pelvic inflammatory disease. Adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Salah satu penyebab radang panggul yang paling sering adalah infeksi bakteri akibat kegiatan seks.
Jadi, bakteri masuk ke dalam vagina dan menyebar ke rahim dan organ reproduksi lainnya. Radang panggung biasanya ditandai dengan keputihan yang berbau.
4. PCOS
Gangguan kesehatan ini, menjadikan sel telur sulit menjadi matang sehingga ovulasi sulit terjadi.
Beberapa hal lainnya yang bisa menyebabkan gangguan menstruasi, misalnya gangguan pola makan (contohnya anorexia), diabetes yang tidak terkontrol, stress berkepanjangan, konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya obat untuk menangani anxiety, dst.
Itulah beberapa penyebab haid tidak normal. Selanjutnya, kita bakal lebih fokus untuk mengulas mengenai PCOS.
Polycystic ovary syndrome atau sindrom polikistik ovarium adalah gangguan hormonal yang umum terjadi di saat seorang wanita di dalam usia suburnya. Nama polycystic ovary syndrome ini, menggambarkan kista atau kantung yang terisi oleh cairan, yang ada pada ovarium, walaupun tidak semua penderita PCOS pasti memiliki kista.
Nah, ketidakseimbangan hormon tersebut, menyebabkan masalah pada ovarium, yang menyebabkan indung telur tidak melepaskan sel telur dengan sebagaimana mestinya, sehingga bisa mengganggu menstruasi dan ovulasi.
Sebagian perempuan mengalami PCOS di sekitar usia puber. Sebagian lagi mengalami PCOS pada usia produktif, yang biasanya baru mengetahui kondisi kesehatan mereka setelah mengalami kesulitan untuk hamil.
Gejala PCOS pada wanita bervariasi, misalnya:
- Haid tidak teratur (irregular periods), darah haid sangat banyak (heavy bleeding) atau sebaliknya, sangat sedikit.
- Biasanya, hanya menstruasi kurang dari delapan hingga sembilan kali dalam setahun, menstruasi sering (misalnya setiap duapuluhsatu hari, atau bahkan lebih sering).
- Ovarium yang membesar atau membengkak.
- Terdapat kista pada ovarium, baik itu di salah satu ovariaum atau pun keduanya.
- Mengalami hirsutisme, yaitu kondisi wanita mengalami pertumbuhan rambut berlebih yang biasanya terjadi pada pria, misalnya pada wajah, dada, punggung, perut atau kaki. Hal ini dialami oleh 70% wanita yang menderita PCOS. Sebagian wanita juga mengalami peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh dan wajah ketika memasuki masa menopause, namun hal ini berbeda dengan hirsutisme.
- Peningkatan berat badan, terutama pada sekitar area perut.
- Rambut rontok, menipis atau mengalami pola kebotakan seperti yang biasa terjadi pada laki-laki atau yang disebut dengan male-pattern baldness. Biasanya kebotakan terjadi pada bagian atas kepala dan membentuk seperti lingkaran.
- Infertilitas atau gangguan reproduksi . Kadar hormon androgen yang berlebih ini juga mengganggu proses ovulasi, sehingga bisa memicu ketidaksuburan.
- Kulit berminyak dan muncul banyak jerawat misalnya di wajah, punggung atau dada.
- Terdapat skin tag atau pertumbuhan kulit yang sifatnya jinak, mirip kutil, biasanya ada pada ketiak atau leher.
- Bercak atau penggelapan warna kulit pada sekitar leher, ketiak, pangkal paha atau di bawah payudara.
- Berat badan terus bertambah atau sulit turun berat badan.
Penyebab PCOS belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa hal yang diduga sebagai faktor pemicu.
- Insulin berlebih
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas, yang menjadikan sel-sel menggunakan gula untuk kemudian diubah menjadi energi. Jika sel-sel tubuh menentang fungsi dari insulin maka kadar gula darah akan meningkat dan tubuh akan semakin memproduksi banyak insulin. Kelebihan insulin ini, memungkinkan peningkatan produksi hormon androgen. - Keturunan
Bisa karena keturunan. - Kelebiha hormon androgen
Sebetulnya, setiap perempuan memiliki hormon ini. Namun pada kasus PCOS, hormon ini mengalami peningkatan. Inilah yang menjadi pemicu hirsutisme, jerawat berlebih dan kebotakan pada penderita PCOS.
Apakah PCOS Berbahaya?
Meskipun sindrom polikistik ovarium ini adalah salah satu penyakit yang umum pada wanita, namun jika tidak ditangani dengan baik dan segera, PCOS bisa berakibat serius. Situs webmd.com menyatakan, ada beberapa kemungkinan komplikasi terkait PCOS. Di antaranya:
- Sulit hamil
Kista yang ada pada ovarium bisa mengganggu proses ovulasi. Jika tidak ada sel telur sehat untuk dibuahi, maka penderitanya akan sulit hamil. - Masalah insulin dan diabetes
Resistensi insulin, adalah kondisi tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan dalam merespons insulin. Resistensi insulin ini, menjadikan sel-sel yang ada pada otot, sel-sel dan organ tubuh lainnya tidak menyerap gula darah dengan baik, sehingga gula darah berpindah ke aliran darah. Lebih jauh, diabetes yang tidak ditangani, bisa memicu penyakit jantung dan gangguan pada sistem saraf pusat. - Sindrom metabolik
Beberapa gejalanya yaitu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi. Sindrom metabolik juga memicu penyakit jantung.
Bagaimana Cara Pemeriksaan untuk Mengetahui PCOS?
Menurut situs womenshealth.gov, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
- Pemeriksaan fisik
Contoh yang dicek seperti tekanan darah, mengukur indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Dokter juga akan mengecek kemungkinan adanya tanda hirsutisme, penggelapan kulit, jerawat berlebih, dst. - Pemeriksaan panggul (pelvis)
Pada pemeriksaan ini, dokter juga akan mencari tanda kelebihan hormon pria pada tubuh Ibu, seperti pembesaran klitoris. Selain itu juga dilihat apakah ovarium membesar atau bengkak. - Pelvic ultrasound atau sonogram
Untuk mengecek kemungkinan adanya kista serta melihat endometrium (dinding rahim). - Tes darah
Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui kadar hormon androgen. Bisa juga untuk mengetahui kemungkinan penyakit lainnya misalnya diabetes, gangguan kesehatan tiroid (thyroid disease) dan kolesterol.
Adakah Cara Mengatasi PCOS?
Ada beberapa pertimbangan dalam mengatasi PCOS. Contoh, mengikuti program kehamilan (jika Ibu berencana hamil), menurunkan berat badan jika Ibu mengalami obesitas, penggunaan alat kontrasepsi seperti pil KB (bagi yang tidak merencanakan kehamilan), bedah ovarium, dst.
Lalu, apakah penderita PCOS masih bisa hamil? Tentu saja. Meskipun PCOS ini adalah salah satu penyebab sulit hamil yang umum, namun dengan perawatan yang tepat, tetap memungkinkan penderitanya untuk hamil dan tetap sehat selama masa kehamilannya.
Editor: Dwi Ratih