Ibupedia

Ini Pentingnya Memberi Si Kecil Vaksin Hib

Ini Pentingnya Memberi Si Kecil Vaksin Hib
Ini Pentingnya Memberi Si Kecil Vaksin Hib

Tidak seperti namanya, penyakit Hib yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae type b tidak menyebabkan flu. Bakteri Haemophilus influenzae type b menyebabkan penyakit Hib, yang menjadi ancaman kesehatan serius pada anak, terutama mereka dengan usia di bawah 5 tahun. Untungnya vaksin Hib, yang sudah ada sejak 1992, memberi perlindungan yang efektif terhadap penyakit ini.

Apa yang dimaksud penyakit Hib?

Penyakit Hib merupakan infeksi bakteri invasif yang paling umum menyebabkan meningitis bakteri pada anak kecil. Invasif berarti kuman menyebar ke bagian tubuh yang biasanya bebas dari kuman. Meningitis merupakan infeksi pada membran yang menutup otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis bakteri merupakan infeksi serius yang bisa menyebabkan demam, masalah pada kemampuan kognitif, koma, bahkan kematian. Meningitis membunuh 3 sampai 6 persen anak yang menderitanya. Meski anak bisa bertahan hidup, banyak yang mengalami kerusakan saraf dan otak tingkat berat, kebutaan, lumpuh, dan keterbelakangan mental.

Selain meningitis, Hib bisa menyebabkan pneumonia serta epiglottitis yang merupakan infeksi pada tenggorokan yang bisa menyebabkan kesulitan bernafas, infeksi darah, infeksi tulang, dan infeksi persendian yang memicu arthritis.

Kuman Hib menyebar melalui tetesan cairan dari bersin atau batuk. Sebelum penggunaan vaksin Hib, ada sekitar 20.000 kasus penyakit Hib pada anak di bawah usia 5 tahun setiap tahunnya, 12.000 diantaranya merupakan meningitis dan menyebabkan sekitar 1000 kematian per tahun.

Tanda dan gejala penyakit Hib

Haemophilus influenzae, termasuk Hib, menyebabkan gejala yang berbeda bergantung bagian tubuh mana yang diserang. Jenis paling umum dari penyakit Haemophilus influenzae adalah:

  • Pneumonia (infeksi paru-paru)
  • Sepsis atau Bacteremia (infeksi aliran darah)
  • Meningitis (infeksi pada lapisan otak dan sumsum tulang belakang).
  1. Pneumonia

    Pneumonia terjadi ketika paru-paru terinfeksi dan menyebabkan peradangan. Haemophilus influenzae pneumonia dianggap non-invasif bila bukan bacteremia atau infeksi cairan di sekitar paru-paru yang terjadi bersamaan. Ketika terjadi pneumonia dengan bacteremia atau infeksi cairan di waktu bersamaan, maka dianggap invasif. Gejala pneumonia biasanya mencakup:

    • Demam
    • Batuk
    • Nafas pendek atau kesulitan bernafas
    • Berkeringat
    • Nyeri dada
    • Sakit kepala
    • Nyeri otot
  2. Sepsis atau Bacteremia

    Bacteremia adalah infeksi pada darah. Bacteremia bisa menyebabkan gejala seperti:

    • Demam
    • Lelah berlebihan
    • Sakit pada perut
    • Mual dengan atau tanpa muntah
    • Diare
    • Cemas
    • Nafas pendek atau sulit bernafas
    • Perubahan kondisi mental (kebingungan).
    • Bacteremia dari H. Influenza bisa terjadi disertai atau tanpa pneumonia.
  3. Meningitis 

    Meningitis merupakan infeksi pada lapisan otak dan sumsum tulang belakang. Gejala biasanya mencakup:

    • Demam
    • Sakit kepala
    • Leher kaku
    • Mual dengan atau tanpa muntah
    • Sangat sensitif terhadap cahaya (photophobia)

    Bayi bisa terlihat lesu, rewel, atau tidak makan dengan baik. Pada anak kecil, dokter bisa menguji refleks anak, yang menjadi abnormal ketika terjadi meningitis.

Diagnosa dan penanganan penyakit Hib

Penyakit Haemophilus influenzae biasanya didiagnosa dengan satu tes laboratorium atau lebih menggunakan sampel cairan tubuh seperti darah atau sumsum tulang belakang.

influenzae ditangani dengan antibiotik (obat yang membunuh bakteri di dalam tubuh), biasanya selama 10 hari. Kebanyakan kasus penyakit invasif (ketika bakteri menyerang bagian tubuh yang biasanya bebas dari kuman) membutuhkan perawatan di rumah sakit. Ketika H. Influenzae menyebabkan infeksi non-invasif, seperti bronchitis atau infeksi telinga, antibiotik bisa diberikan untuk mencegah komplikasi.

Komplikasi penyakit Hib

Komplikasi bergantung pada jenis infeksi invasif yang disebabkan oleh bakteri. Misalnya, bila H. Influenzae menyebabkan meningitis (infeksi pada lapisan otak dan sumsum tulang), penderita bisa mengalami kerusakan otak dan hilang pendengaran. Sepsis atau bacteremia (infeksi darah) bisa menyebabakn tungkai tidak berfungsi. Infeksi H. Influenza kadang bisa menyebabkan kematian. Bahkan dengan penanganan antibiotik, sekitar 3 sampai 5 dari tiap 100 anak dengan meningitis disebabkan oleh Hib meninggal dunia.

Ketika H. Influenzae menyebabkan infeksi non-invasif, seperti bronchitis atau infeksi telinga, komplikasi jarang terjadi dan biasanya tidak parah. Bila sesuai, antibiotik bisa diberikan untuk mencegah komplikasi.

Pencegahan penyakit Hib

Penyakit Hib bisa dicegah melalui:

  1. Vaksin Hib

    Ada vaksin yang bisa mencegah penyakit Haemophilus influenzae type b (Hib), jenis yang paling umum adalah bakteri Haemophilus influenzae. Vaksin Hib di rekomendasikan pada semua anak usia kurang dari 5 tahun dan biasanya diberikan pada bayi mulai dari usia 2 bulan. Di situasi tertentu, orang dengan risiko lebih tinggi terjangkit penyakit invasif Hib (ketika bakteri menyerang bagian tubuh yang biasanya bebas dari kuman) yang sudah divaksin penuh bisa menerima tambahan dosis vaksin Hib. Anak usia lebih besar yang tidak diimunisasi, remaja, dan orang dewasa dengan kondisi tertentu juga perlu menerima vaksin Hib. 

  2. Reinfeksi

    Anak dengan penyakit H. Influenzae, termasuk Hib, tidak mengembangkan perlindungan antibodi (protein yang dihasilkan tubuh untuk melawan penyakit). Ini berarti ia bisa terkena penyakit H. Influenza kembali. Anak kurang dari usia 2 tahun yang telah sembuh dari penyakit invasif Hib tidak dianggap terlindungi dan perlu menerima vaksin Hib sesegera mungkin.

  3. Antibiotik prophylaxis

    Penyakit Hib menyebar ke orang yang lebih dekat atau kontak lebih lama dengan orang yang mengidap penyakit Hib. Pada kasus tertentu, orang yang kontak dekat dengan orang yang sakit Hib perlu menerima antibiotik untuk mencegah terkena penyakit ini. Ini dikenal dengan prophylaxis. Dokter bisa merekomendasikan siapa saja yang perlu menerima prophylaxis.

Penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin Hib

Vaksin Haemophilus influenzae tipe b atau yang lebih dikenal dengan sebutan Vaksin Hib merupakan salah satu vaksin yang sangat ampuh dan dianjurkan oleh para ahli sebagai imunisasi tambahan untuk buah hati Anda. Lalu apa sebenarnya fungsi dari vaksin Hib ini? 

Vaksin Hib adalah vaksin yang bisa melindungi buah hati Anda dari bahaya-bahaya yang timbul karena adanya bakteri jahat, Haemophilus influenzae tipe b, dalam tubuhnya. Bakteri Haemophilus influenzae tipe b yang bersarang dalam tubuh bisa menimbulkan penyakit yang cukup parah dan serius seperti penyakit epiglottis (yaitu pembengkakan serius pada tenggorokan buah hati Anda yang mana bisa menyebabkan si kecil kesulitan bernapas), penyakit pneumonia atau bahkan meningitis.

Seperti yang kita tahu meningitis adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa buah hati Anda. Penelitian pun menunjukkan bahwa bakteri-bakteri Hib menyebabkan 1 dari 20 orang anak-anak yang menderita penyakit meningitis meninggal dan sisanya 10 hingga 30 persen selamat, tapi mengalami kerusakan serius pada bagian otaknya.

Melihat betapa berbahayanya bakteri Hib ini, maka dari itu banyak para ahli yang menganjurkan Anda, para orangtua untuk memberikan vaksin Hib pada buah hati Anda. Jadi mulailah berikan vaksin Hib pada buah hati Anda agar dia bisa terhindar dari segala macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri Haemophilus influenzae tipe b.

Jika Anda berencana memberikan si kecil vaksin Hib maka ada baiknya vaksin ini diberikan sebelum si kecil berusia 5 tahun. Mengapa demikian? Hal ini karena pada rentang usia tersebut, buah hati Anda sedang menumbuhkembangkan sistem imun dalam tubuhnya. Jadi akan lebih efektif bagi vaksin Hib tersebut untuk tumbuh secara sempurna melindungi tubuh buah hati Anda.

Namun Anda pun harus memperhatikan hal lain, yaitu si kecil yang baru saja lahir atau berusia dibawah 6 minggu sangatlah dilarang untuk diberikan vaksin Hib ini. Seperti yang kita ketahui bahwa bayi yang baru lahir hingga usia 2 bulan masih mempunyai antibodi alami yang dia dapat dari tubuh ibunya sewaktu dalam rahim dan  biasanya semua imunisasi yang diwajibkan ataupun tambahan untuk buah hati Anda akan mulai diberikan ketika dia mulai menginjak usia 2 bulan. 

Efek samping vaksin Hib

Seperti pemberian vaksinasi lainnya, vaksin Hib pun memiliki hal yang serupa yaitu sering menimbulkan efek sesudahnya. Sebanyak 30 persen anak-anak  yang menerima vaksin Hib akan mengalami efek seperti kulit memerah, adanya rasa nyeri atau sedikit bengkak pada area suntikan. 

Namun Anda tak usah khawatir dengan hal tersebut karena hal itu wajar terjadi. Terkadang demam atau si kecil menjadi rewel setelah mendapatkan vaksin Hib pun, lumrah terjadi. Jadi tak usah panik dan khawatir dengan gejala tersebut karena itu pertanda bahwa vaksin sudah mulai bekerja dan biasanya gejala-gejala yang timbul karena suntikan vaksin Hib itu akan menghilang setelah 2-3 hari.

Namun apabila si kecil mengalami gejala-gejala lainnya, bukan seperti yang tersebut diatas, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda agar si kecil segera mendapatkan penanganan medis dan tidak menimbulkan efek apapun yang bisa membahayakan buah hati Anda.

Apakah vaksin Hib bisa menyebabkan penyakit Hib?

Tidak. Bacterium Hib memiliki lapisan, vaksin Hib dibuat dari lapisan ini yang ketika terikat dengan protein bisa menciptakan pertahanan tubuh untuk membangun kekebalan terhadap Hib. Karena tidak digunakan seluruh bacterium, sehingga tidak menyebabkan infeksi Hib dan tidak menyebabkan penyakit Hib.

Semua vaksin yang mengandung Hib diberikan melalui teknik intramuscular route. Area injeksi pada bayi dan anak kecil adalah di bagian paha. Area injeksi pada anak yang lebih besar dan orang dewasa adalah pada lengan atas. Jarum suntik yang digunakan disesuaikan dengan usia dan ukuran orang yang menerima vaksin.

Apakah vaksin Hib aman dan bisa diberikan bersama vaksin lain?

Vaksin Hib aman. Efek samping paling umum berupa bengkak atau kemerahan pada area suntikan. Tidak ada efek samping serius serta reaksi alergi yang parah jarang tejradi. Vaksin Hib juga aman diberikan bersama vaksin lain atau vaksin kombinasi. Vaksin Hib umumnya diberikan sebagai bagian dari imunisasi teratur anak.

Bila anak melewatkan satu dosis vaksin Hib, ia bisa menerima vaksin susulan saat kunjungan ke dokter berikutnya. Tidak perlu mengulang pemberian vaksin dari awal.

Setelah menerima vaksin Hib, apakah anak bisa terkena meningitis?

Anak akan terlindungi dari meningitis Hib bila ia menerima vaksin Hib. Tapi ada kuman lain yang bisa menyebabkan meningitis, jadi anak masih tetap mungkin terserang meningitis. Tapi risikonya jauh lebih rendah dibanding bila ia tidak menerima vaksin Hib.

Jadwal pemberian vaksin Hib rekomendasi IDAI 

Berikut ini waktu pemberian vaksin yang dianjurkan Ikatan Dokter Anak Indonesia, bila Anda berencana memberikan vaksin Hib pada buah hati Anda. Vaksin Hib diberikan 3-4 kali pada saat si kecil berusia:

  • Usia 2 bulan
  • Usia 4 bulan
  • Usia 6 bulan (terkadang sebagian vaksin Hib ada yang harus diberikan 2 kali yaitu pada saat si kecil berusia 4 bulan dan 6 bulan)
  • Usia 12-15 bulan.

Hal lain yang harus diperhatikan benar oleh Anda yaitu Anda tidak boleh sampai lupa dengan jadwal vaksinasi yang telah ditetapkan untuk si kecil. Usahakanlah untuk rutin dan memenuhi semua jadwal imunisasi yang telah diberikan untuk si kecil karena pada usia 2 bulan - 1 tahun adalah rentang usia yang rentan terhadap bakteri Hib.

Jadi penting bagi si kecil untuk mendapatkan Vaksin Hib, agar si kecil terhindar dari segala penyakit yang mungkin timbul karena bakteri-bakteri Hib. Selain itu, Anda pun harus waspada apabila si kecil terlihat mengalami alergi setelah diberikan vaksin Hib ini, segeralah berkonsultasi pada dokter anak Anda.

Anda pun harus ingat jangan pernah memberikan imunisasi Hib ini ketika anak Anda sedang mengalami demam atau ketika si kecil terlihat sedang tidak enak badan. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek apapun yang tak diinginkan. Lebih baik Anda menunggu si kecil terlihat sehat terlebih dahulu baru memberikan vaksin Hib. Imunisasi akan menghasilkan hasil yang maksimal jika si kecil sedang berada pada kondisi yang sehat.

Siapa saja yang tidak boleh menerima vaksin Hib?

Beberapa orang tidak dianjurkan menerima vaksin Hib, termasuk:

  • Bayi usia kurang dari 6 minggu
  • Orang yang mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa terhadap vaksin Hib di masa lalu
  • Orang yang mengalami alergi serius terhadap kandungan vaksin.

Bila sakit, anak perlu menunggu hingga membaik sebelum menerima vaksin Hib. Dan pastikan memberitahu dokter bila anak mengalami alergi serius sebelum ia menerima vaksin.

Bila dosis vaksin Hib diberikan pada usia 2 minggu, apakah dosis berikutnya perlu diberikan?

Data menyatakan vaksin Hib yang diberikan sebelum usia 6 minggu bisa menyebabkan toleransi immunologic terhadap antigen Hib dan menurunkan respon terhadap dosis selanjutnya. Karenanya, vaksin Hib tidak boleh diberikan pada usia kurang dari 6 minggu. Tapi, bila dosis vaksin diberikan sebelum usia 6 minggu, tidak dihitung sebagai bagian dari vaksin Hib. Dosis penuh sebanyak 3 atau 4 kali, harus dimulai di usia 2 bulan. Tidak ada tes khusus yang direkomendasikan untuk anak yang menerima dosis vaksin Hib sebelum usia 6 minggu. 

Siapa saja orang dewasa yang perlu menerima vaksin Hib?

Vaksin Hib tidak direkomendasikan untuk orang dewasa usia lebih dari 19 tahun, meski bila orang tersebut tidak menerima vaksin Hib ketika kecil. Tapi satu  dosis vaksin Hib perlu diberikan ke orang yang menderita asplenia anatomi atau fungsional atau penyakit sel sabit atau menjalani electif splenectomy bila sebelumnya tidak menerima vaksin Hib. Vaksinasi Hib dianjurkan 14 hari atau lebih sebelum splenectomy. Penerima transplantasi batang sel hematopoietic perlu divaksin Hib dengan 3 dosis, 6 sampai 12 bulan setelah transplantasi tanpa melihat riwayat vaksinasinya, setidaknya berjarak 4 minggu pada tiap dosis.

Vaksin Hib tidak dianjurkan untuk orang dewasa dengan infeksi HIV karena risiko penyakit Hib rendah. Anak usia kurang dari 24 bulan yang mengalami penyakit Hib invasif perlu menerima vaksin Hib. Vaksinasi anak perlu dimulai sesegera mungkin. Dosis lengkap direkomendasikan berdasarkan usia anak.

(Wati & Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram