Irritable Bowel Syndrome: Gejala Iritasi Usus Pada Anak
Irritable Bowel Syndrome (IBS) alias gejala iritasi pada usus adalah gangguan fungsi gastrointestinal, berarti masalah kesehatan yang disebabkan oleh perubahan kerja saluran gastrointestinal. Anak dengan gangguan fungsi gastrointestinal mengalami beberapa gejala, tapi saluran gastrointestinal bukan berarti jadi rusak. IBS bukan penyakit ya Bun, melainkan kumpulan gejala yang terjadi bersamaan. Gejala IBS yang paling umum adalah sakit dan tidak nyaman pada perut, sering berupa kram, disertai diare, konstipasi, atau keduanya.
IBS terdiagnosa ketika anak yang tadinya sehat-sehat saja mengalami nyeri atau tidak nyaman di perut satu kali setiap minggu selama 2 bulan tanpa penyakit atau cedera lain yang bisa menjelaskan rasa sakit ini. Rasa sakit atau tidak nyaman karena IBS bisa terjadi seiring perubahan pada frekuensi feses atau konsistensinya.
Saluran Gastrointestinal
Saluran gastrointestinal adalah kumpulan organ yang bergabung di saluran yang panjang mulai dari mulut hingga anus. Gerakan otot di saluran gastrointestinal bersamaan dengan pelepasan hormon dan enzim, menjadikan terjadinya proses pencernaan pada makanan. Organ pada saluran gastrointestinal adalah mulut, esophagus, lambung, usus kecil, usus besar, dan anus. Bagian akhir saluran gastrointestinal terdiri dari usus besar dan anus.
Usus besar menyerap air dan nutrisi yang tersisa dari makanan yang sebagian tercerna dari usus halus. Usus besar lalu mengubah sampah makanan dari cairan menjadi material padat yang disebut feses. Feses bergerak dari usus ke rektum. Rektum berada di antara bagian akhir usus dan anus. Rektum menyimpan feses sebelum buang air besar. Selama buang air besar, feses bergerak dari rektum ke anus, bukaan tempat feses keluar dari tubuh.
Gejala IBS pada anak
Gejala IBS berupa nyeri atau tidak nyaman pada perut dan perubahan pada kebiasaan buang air besar. Agar Bunda semakin yakin apakah anak mengalami IBS atau tidak, perhatikanlah, adakah gejala-gejala berikut yang dialami oleh anak:
Berawal dari buang air besar yang terjadi lebih atau kurang sering dari biasanya.
Feses lebih encer dan lebih berair atau lebih keras dari biasanya.
Gejala lain dari IBS bisa berupa:
Diare, feses encer dan berair tiga kali atau lebih dalam sehari dan merasa tiba-tiba ingin buang air besar.
Konstipasi, feses keras dan kering saat buang air besar sebanyak dua kali atau kurang dalam satu minggu atau mengejan untuk buang air besar.
Merasa buang air besar tidak tuntas.
Mengeluarkan lendir, cairan jernih yang dihasilkan oleh usus yang melapisi dan melindungi lapisan di saluran gastrointestinal.
Perut kembung.
Penyebab IBS Pada Anak
Penyebab IBS belum diketahui sepenuhnya. Peneliti meyakini kombinasi dari masalah kesehatan fisik dan mental bisa memicu IBS. Kemungkinan penyebab IBS pada anak bisa berupa:
Masalah signal brain-gut. Signal antara otak dan saraf usus besar dan kecil mengontrol kerja usus. Masalah dengan signal brain-gut bisa menyebabkan gejala IBS, seperti perubahan pada kebiasaan buang air besar dan nyeri atau rasa tidak nyaman.
Masalah gerakan gastrointestinal. Gerakan normal pada usus bisa tidak terjadi pada anak dengan IBS. Motilitas lambat bisa memicu konstipasi dan motilitas cepat bisa memicu diare. Kejang atau kontraksi otot yang kuat dan tiba-tiba yang datang dan pergi bisa menyebabkan nyeri perut. Beberapa anak dengan IBS juga mengalami aktivitas berlebihan yang berupa peningkatan kontraksi berlebihan pada respon terhadap stres dan makan.
Hipersensitif. Anak dengan IBS memiliki sensitifitas lebih besar pada nyeri perut dibanding anak tanpa IBS.
Masalah kesehatan mental. IBS terkait dengan kesehatan mental atau masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi pada anak.
Bacterial gastroenteritis. Beberapa anak dengan bacterial gastroenteritis mengalami IBS. Bacterial gastroenteritis adalah infeksi atau iritasi perut dan usus yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian menunjukkan hubungan antara gastroenteritis dan IBS pada orang dewasa tapi tidak pada anak kecil. Tapi peneliti meyakini postinfectious IBS terjadi pada anak. Peneliti belum mengetahui kenapa gastroenteritis memicu IBS pada beberapa orang tapi tidak bagi yang lain.
Small intestinal bacterial overgrowth (SIBO). Biasanya, beberapa bakteri tinggal di usus kecil. SIBO adalah peningkatan jumlah bakteri atau perubahan jenis bakteri di usus halus. Bakteri ini bisa memicu gas berlebih dan dapat juga menyebabkan diare serta penurunan berat badan. Beberapa peneliti yakin kalau SIBO bisa memicu IBS dan beberapa penelitian menunjukkan antibiotik efektif mengatasi IBS. Tapi penelitian ini masih lemah dan masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan keterkaitan antara SIBO dan IBS.
Genetik. Masih belum jelas apakah IBS akibat dari faktor genetik. Penelitian menunjukkan kalau IBS lebih umum pada orang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat masalah gastrointestinal, tapi penyebabnya bisa juga dari lingkungan.
Diagnosa IBS Pada Anak
Untuk mendiagnosa IBS, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meneliti riwayat medis secara lengkap. Riwayat medis akan menyertakan pertanyaan tentang gejala yang dialami anak, anggota keluarga dengan gangguan gastrointestinal, infeksi yang terjadi baru-baru ini, obat, dan peristiwa yang menyebabkan stres terkait dengan gejala.
Tes lebih jauh biasanya tidak dibutuhkan meski dokter bisa melakukan tes darah untuk menguji masalah lain. Tes diagnostik tambahan kemungkinan dibutuhkan berdasarkan hasil dari tes darah dan untuk anak yang menunjukkan tanda berupa:
Nyeri terus-menerus pada perut kanan atas atau kanan bawah.
Nyeri persendian.
Sakit yang membuat anak terbangun dari tidur.
Penyakit pada jaringan di sekitar rektum.
Kesulitan menelan.
Muntah terus-menerus.
Rentang pertumbuhan yang lambat.
Pendarahan gastrointestinal.
Keterlambatan pubertas.
Diare di malam hari.
Tes diagnostik lebih jauh dibutuhkan untuk anak dengan riwayat keluarga:
Inflammatory bowel disease, gangguan jangka panjang yang menyebabkan iritasi dan luka pada saluran gastrointestinal.
Penyakit seliak, penyakit kekebalan pada orang yang tidak bisa mentoleransi gluten, protein yang ada pada tepung karena akan merusak lapisan usus halus dan mencegah penyerapan nutrisi.
Peptic ulcer disease, yakni rasa sakit di lapisan esophagus atau perut.
Penanganan IBS Pada Anak
Meski tidak ada obat untuk IBS, gejalanya bisa ditangani dengan kombinasi dari:
Perubahan Pada Makan Dan Nutrisi
Pengobatan
Probiotik
Terapi Untuk Masalah Kesehatan Mental
Terapi Untuk Kesehatan Mental
Terapi berikut bisa meredakan gejala IBS yang disebabkan masalah kesehatan mental:
Terapi bicara. Berbicara dengan ahli terapi bisa mengurangi stres dan mengatasi gejala IBS. Dua jenis terapi bicara yang digunakan untuk mengatasi IBS adalah terapi perilaku kognitif dan terapi psikodinamik atau interpesonal. Terapi perilaku kognitif fokus pada aksi dan pemikiran anak. Terapi psikodinamik fokus pada bagaimana emosi mempengaruhi gejala IBS. Jenis terapi ini sering kali melibatkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
Hipnoterapi. Pada hipnoterapi, ahli terapi menggunakan hipnotis untuk membantu anak rileks. Jenis terapi ini bisa membantu otot usus menjadi rileks.
(Ismawati)