Ibupedia

Jangan Terlambat! Ketahui 4 Gejala Demam Rematik pada Anak

Jangan Terlambat! Ketahui 4 Gejala Demam Rematik pada Anak
Jangan Terlambat! Ketahui 4 Gejala Demam Rematik pada Anak

Demam rematik pada anak dapat terjadi saat usia 5 tahun hingga 15 tahun atau pada orang dewasa yang lebih muda. 

Melansir dari laman Mayo Clinic, demam rematik pada anak merupakan suatu penyakit peradangan yang berkembang ketika radang tenggorokan atau demam berdarah tidak mendapatkan pengobatan yang baik dan tepat. 

Sementara itu, radang tenggorokan dan demam berdarah ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi bakteri streptokokus. Sebenarnya, demam rematik pada anak atau orang dewasa yang lebih muda ini jarang terjadi di negara maju dan lebih sering menyerang penduduk di negara berkembang.

Bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, demam rematik pada anak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung, yang meliputi kerusakan katup jantung ataupun gagal jantung. 

Perawatan yang sesuai untuk kasus demam rematik pada anak dapat mengurangi rasa sakit, gejala lainnya yang mungkin timbul, hingga mencegah penyakit demam rematik pada anak kambuh lagi.

Gejala Demam Rematik pada Anak


Seperti penyakit pada umumnya, demam rematik pada anak ini punya gejala tertentu yang harus diwaspadai dan tidak dianggap sepele. Melansir dari laman Stanford Children’s Health, gejala ini biasanya mulai muncul sekitar 1 sampai 5 minggu setelah anak terinfeksi bakteri strep. 

Gejala yang muncul juga cukup variatif, dan umumnya meliputi:

1. Adanya Peradangan

Peradangan ini biasa terjadi pada bagian persendian seperti lutut, pergelangan kaki, atau bagian tubuh lainnya yang menyebabkan pembengkakan, nyeri, hingga ruam kemerahan.

2. Adanya Benjolan Kecil

Benjolan kecil yang mungkin muncul di area bawah kulit atau di area atas tulang namun tidak terasa sakit atau nyeri dan cenderung keras.

3. Muncul Gerakan yang Tak Biasa

Gerakan yang dimaksud adalah gerakan seperti tersentak-sentak yang tak biasa dan sering kali terjadi pada wajah atau tangan dan sering kali ditandai dengan berubahnya tulisan tangan anak.

4. Disertai dengan Gejala Lainnya

Gejala lain yang turut menyertai demam rematik pada anak adalah demam, menurunnya berat badan si kecil, si kecil terlihat kelelahan atau kurang energi, dan merasa sakit perut. 

Jangan abaikan masalah ini meskipun nampaknya gejala ini bisa jadi sama dengan penyakit lainnya. Segera kunjungi rumah sakit atau dokter terdekat untuk diagnosis paling tepat supaya tidak terlambat.

Penyebab Demam Rematik pada Anak


Mengutip dari laman Mayo Clinic, penyebab demam rematik pada anak karena adanya infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Infeksi ini menyebabkan radang tenggorokan hingga demam berdarah. 

Infeksi streptokokus grup A pada kulit atau bagian tubuh lainnya sangat jarang memicu timbulnya demam rematik.

Bakteri ini dapat menipu sistem kekebalan tubuh manusia karena sebenarnya infeksi radang dan demam rematik belum menunjukkan adanya sebuah kaitan yang jelas. Bakteri strep memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan yang ditemukan pada suatu jaringan tubuh tertentu. 

Sistem kekebalan tubuh manusia yang seharusnya tepat sasaran saat membidik target bakteri penyebab infeksi justru menyerang jaringannya sendiri, terutama jaringan pada jantung, persendian, kulit, dan sistem saraf pusat. Reaksi pada sistem kekebalan tubuh inilah yang menyebabkan pembengkakan jaringan atau peradangan.

Oleh karena hal ini, bila anak mendapatkan pengobatan tepat waktu dan menggunakan antibiotik untuk menghilangkan bakteri strep dan mengikuti seluruh anjuran dokter, termasuk minum obat tepat waktu, sesuai dosisi, dan dihabiskan (untuk antibiotik), maka kecil kemungkinan penyakit berkembang menjadi demam rematik pada anak. 

Namun bila ternyata radang tenggorokan atau demam berdarah tidak diobati dengan baik atau cenderung diabaikan maka besar kemungkinan penyakit tersebut berkembang menjadi demam rematik yang perlu diwaspadai dampak selanjutnya.

Faktor Risiko Demam Rematik pada Anak


Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko demam rematik, dilansir dari laman Mayo Clinic:

1. Adanya Sejarah atau Riwayat dari Keluarga

Perlu diketahui awal mula demam rematik pada anak tak hanya berasal dari penyakit radang tenggorokan atau demam berdarah yang tidak segera diobati dengan baik, namun ada kemungkinan beberapa orang membawa gen yang lebih mungkin mengembangkan demam rematik pada tubuhnya.

2. Jenis Bakteri Strep

Bakteri strep memiliki banyak turunan dan jenis, sebagian besar demam rematik pada anak dapat diakibatkan karena munculnya bakteri strain tertentu yang mungkin berbeda dengan bakteri strep pemicu penyakit lainnya.

3. Faktor Lingkungan

Di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, demam rematik pada anak jarang terjadi dan lebih sering menyerang penduduk yang berada di negara berkembang. 

Hal ini dikarenakan risiko demam rematik pada anak lebih besar dikaitkan dengan kepadatan penduduk, sanitasi yang buruk, dan berbagai macam kondisi lain yang memungkinkan proses penularan penyakit lebih cepat atau paparan penyakit yang berulang terhadap bakteri strep.

Bahaya Demam Rematik pada Anak


Demam rematik pada anak harus segera diatasi dan mendapatkan penanganan yang tepat supaya tidak memunculkan bahaya demam rematik pada anak atau komplikasi lainnya. Peradangan yang disebabkan oleh demam rematik dapat terjadi beberapa minggu hingga beberapa bulan. 

Pada kasus tertentu, peradangan karena demam rematik pada anak cenderung menyebabkan komplikasi jangka panjang. Bahaya demam rematik pada anak dapat juga menyebabkan kerusakan permanen pada jantung atau penyakit jantung rematik. 

Penyakit ini biasa muncul sekitar 10 hingga 20 tahun setelah penyakit aslinya pulih, namun sayangnya kasus demam rematik pada anak yang sangat parah dapat menyebabkan kerusakan pada katup jantung ketika si kecil masih memiliki gejala. 

Kerusakan pada jantung ini dapat meliputi: penyempitan katup, kebocoran katup, kerusakan otot jantung, hingga kerusakan pada katup mitral atau bagian jantung lainnya.

Tes yang Dilakukan untuk Mengetahui Demam Rematik


Sebenarnya tidak ada tes khusus untuk mengetahui demam rematik pada anak, namun biasanya dokter mendiagnosa penyakit ini melalui riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, dan sejumlah hasil tes tertentu. Tes yang dilakukan meliputi:

Melakukan Tes Darah

Tes darah akan pasti dilakukan untuk mengetahui apakah benar yang terjadi adalah demam rematik pada anak atau bukan. Dokter akan memeriksa peradangan dengan mengukur penanda inflamasi dalam darah anak Ibu yang pemeriksaannya meliputi kadar protein C-Reaktif dan tingkat sedimentasi eritrosit. 

Terkadang, tes darah mampu mendeteksi antibodi terhadap bakteri strep yang ada dalam darah, namun sayangnya meskipun tes antibodi telah selesai, bakteri sebenarnya kemungkinan sudah tidak lagi terdeteksi di jaringan tenggorokan atau darah si kecil. Hal ini perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter.

Tes Elektrokardiogram (ECG atau EKG)

Tes ini bekerja dengan cara merekam sinyal listrik yang berjalan melalui jantung si kecil. Hasilnya nanti akan diketahui apakah aktivitas fisik listrik jantung ada yang normal atau tidak sehingga dapat membantu dokter menentukan apakah ada bagian jantung yang membesar atau diagnosa lainnya.

Ekokardiogram

Tes ini merupakan tes yang memanfaatkan gelombang suara yang digunakan untuk membuat gambar jantung yang sedang bergerak dan tes ini dapat membantu dokter untuk mendeteksi permasalahan yang mungkin ada di bagian jantung si kecil.

Pencegahan Demam Rematik pada Anak


Hal yang paling dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan demam rematik pada anak adalah dengan memperhatikan betul kondisi anak saat sakit dan jangan sampai terlambat. 

Ibu dapat memberi perhatian khusus pada si kecil saat sakit, keluhan apa yang ia rasakan, atau bagaimana ia bereaksi pada penyakit tersebut. Bila dirasa ia memiliki gejala radang tenggorokan atau demam berdarah, segera kunjungi dokter untuk mendapat perawatan yang tepat. 

Satu-satunya pencegahan demam rematik pada anak adalah dengan mengobati infeksi radang tenggorokan atau demam berdarah segera mungkin menggunakan antibiotik. Pencegahan demam rematik pada anak yang tepat waktu akan mengecilkan risiko terjadinya dampak atau komplikasi penyakit lainnya.

Pengobatan Demam Rematik pada Anak


Tujuan utama dari pengobatan demam rematik pada anak adalah untuk menghancurkan bakteri streptokokus grup A yang masih tersisa, meredakan gejala, mengendalikan peradangan, hingga mampu mencegah kondisi ini muncul kembali. 

Perawatan terbaik untuk demam rematik pada anak tidak bisa hanya dilakukan di rumah saja dan perlu penanganan dokter. Berikut ini beberapa perawatan yang mungkin akan diberikan oleh dokter, melansir dari laman Mayo Clinic:

1. Pengobatan dengan Antibiotik

Penyakit ini tak bisa dianggap sepele dikarenakan pengobatan demam rematik pada anak memerlukan obat antibiotik yang diresepkan oleh dokter untuk menghilangkan bakteri strep yang tersisa. 

Pengobatan demam rematik pada anak tak hanya membutuhkan satu jenis antibiotik saja, setelah pengobatan antibiotik sebelumnya selesai, dokter akan mulai memberikan antibiotik jenis lain untuk mencegah terulangnya demam rematik pada anak yang terjadi sebelumnya. 

Perawatan pencegahan demam rematik pada anak cukup memakan waktu yang lama karena akan berlanjut hingga usia si kecil menginjak 21 tahun atau telah menyelesaikan perawatan minimal lima tahun, tergantung mana yang paling lama. 

Bahkan, beberapa kasus orang yang mengalami peradangan jantung  selama demam rematik mungkin akan disarankan untuk melanjutkan pengobatan antibiotik pencegahan selama 10 tahun atau lebih.

2. Perawatan Anti Inflamasi

Dokter biasanya akan memberi resep pereda nyeri untuk mengurangi peradangan, demam, hingga rasa nyeri yang mungkin akan timbul. Perlu diketahui seluruh pengobatan dan perawatan ini harus dibawah pengawasan dokter karena obat tidak dapat dibeli tanpa resep dokter. 

Jika gejala yang ditimbulkan cukup parah atau anak tidak merespon obat antiinflamasi, kemungkinan dokter akan melakukan alternatif lainnya. Perhatikan betul gejala atau kondisi anak bila mengalami penyakit ini.

3. Perawatan Obat Antikonvulsan

Bila terjadi gerakan tak sadar parah yang disebabkan karena Sydenham chorea atau kelainan saraf otot Sydenham, dokter mungkin akan memberi resep obat anti kejang. 

Melansir dari laman Wikipedia, kelainan saraf otot Sydenham atau Sydenham Chorea adalah sebuah kondisi yang dikarakteristikkan sebagai gerakan cepat dan tidak terkoordinasi yang utamanya terjadi pada bagian wajah, tangan, dan kaki.

4. Bed Rest atau Istirahat Cukup

Mengutip dari laman Stanford Children’s Health, bed rest menjadi satu keharusan dalam serangkaian pengobatan yang sedang dijalani si kecil untuk penyembuhan dan pemulihan yang lebih maksimal. 

Dokter akan menganjurkan bed rest dengan jangka waktu yang berbeda tergantung dari seberapa parah penyakit tersebut, jangka waktunya bisa jadi dua minggu hingga dua belas minggu. 

Pada masa-masa ini bisa jadi masa yang paling membosankan bagi anak-anak karena tak bisa banyak bergerak atau bermain. Temani ia dengan membacakan cerita yang lucu, menemani bermain board games atau puzzle, atau melihat serial edukatif dan interaktif kesukaannya.

5. Perawatan Jangka Panjang

Perawatan jangka panjang bisa jadi diperlukan bila kondisi pada anak tak kunjung membaik atau mengalami progress yang lambat. Ibu perlu berdiskusi lebih lanjut kepada dokter tentang hal ini. Kerusakan jantung yang diakibatkan oleh demam rematik pada anak mungkin saja tidak muncul selama bertahun-tahun. 

Sebagai orang tua anak, ada baiknya Ibu membawa ke dokter yang memberi diagnosa tepat bahwa anak mengalami demam rematik. Pemeriksaan jantung secara rutin dan teratur juga mungkin sangat dibutuhkan bagi penderita. Konsultasikan kembali pada dokter tentang masalah ini.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram