Ibupedia

Jarang Berhubungan Intim Dengan Pasangan, Ada Efeknya, Lho!

Jarang Berhubungan Intim Dengan Pasangan, Ada Efeknya, Lho!
Jarang Berhubungan Intim Dengan Pasangan, Ada Efeknya, Lho!

Kata orang, berhubungan intim bisa menjadi salah satu cara yang bisa memperkuat hubungan antar suami dan istri. Sayangnya, akibat kesibukan sehari-hari, baik bekerja maupun mengurus anak, bikin kita dan pasangan jadi jarang berhubungan intim.

Hal ini juga banyak dialami oleh pasangan yang long distance married LDM. Padahal, efek jarang berhubungan intim sejatinya nyata adanya, lho!

Memang, kesibukan sehari-hari, jarak dan faktor usia sangat memengaruhi pasangan jarang berhubungan intim. Padahal rutin berhubungan intim jelas ada banyak manfaatnya bagi kesehatan fisik dan mental, baik pada pria maupun wanita.

Bahkan jarang berhubungan intim bisa menyebabkan pria maupun wanita jadi rentan stress, mudah curiga dan bikin hubungan jadi tidak nyaman. Untuk itu, ketahui lebih lengkap mengenai efek jarang berhubungan intim dalam ulasan berikut, yuk!

Mengapa pasangan jarang berhubungan intim?


Sebenarnya, adalah hal yang normal apabila banyak pasangan yang mengaku jadi jarang berhubungan intim atau bahkan mengalami penurunan gairah seks dalam beberapa tahun pertama pernikahan. Apalagi jika langsung dianugerahi anak di awal pernikahan.

Akan tetapi, dikutip dari Very Well Mind hilangnya keintiman pada pasangan setelah menikah, merupakan masalah yang nggak boleh diabaikan. Tanpa keintiman fisik, pasangan suami istri bisa dikatakan hanya sekadar menjadi ‘teman sekamar’ saja.

Jika kedua pasangan baik-baik saja dengan jenis hubungan ini, jelas hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun seringkali, salah satu atau kedua pasangan menjadi frustrasi atau terluka karena hilangnya keintiman fisik dan jarang berhubungan intim.

Banyak hal yang memengaruhi mengapa pasangan jarang berhubungan intim. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Masalah kesehatan

Kesehatan fisik dan mental seseorang secara keseluruhan dapat berdampak besar pada libido dan keinginan mereka berhubungan intim. Masalah kesehatan dan kecacatan juga dapat mengganggu gairah, baik pada pria maupun wanita.

Mengalami beberapa masalah dengan fungsi seksual adalah hal biasa. Tetapi, jika masalah tersebut berlangsung lebih dari beberapa bulan atau menyebabkan masalah bagi kamu dan pasangan, ada baiknya untuk konsultasikan hal ini ke ahlinya ya, Bu.

Masalah kesehatan lain yang memengaruhi pasangan jarang berhubungan intim adalah gairah seks dan jumlah libido yang tidak sama antar pasangan. Faktor stress dan tekanan pekerjaan juga sedikit banyak sangat memengaruhi.

2. Baru selesai melahirkan

Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebenarnya tidak ada waktu yang tepat kapan seseorang dapat berhubungan seks lagi setelah melahirkan. Namun, para ahli sepakat sebaiknya wanita perlu menunggu setidaknya empat hingga enam minggu untuk pemulihan fisik sebelum kembali berhubungan intim.

Berhubungan intim kembali setelah melahirkan perlu persiapan fisik, mental dan emosional yang stabil. Stres, kelelahan, perubahan tubuh, dan faktor hormonal juga dapat memengaruhi libido seseorang setelah memiliki anak.

Hormon menyusui juga terkadang bikin Ibu jadi malas untuk berhubungan intim dengan pasangan. Apalagi mengurus si kecil dan menyusui sepanjang hari, tak jarang bikin Ibu merasa lelah fisik dan mental.

3. Stres

Stres yang berlebihan dapat merusak kesehatan kamu dan pasangan, termasuk gairah seks. Hormon stres bernama kortisol juga dapat berperan dalam menurunkan libido pada Ibu dan suami.

Selain alasan fisik mengapa stres menurunkan gairah seks, efek psikologis dari stres dapat membuat Ibu jadi begitu lelah, dan cemas sehingga nampaknya tidak memiliki hasrat atau energi untuk melakukan hubungan intim dengan pasangan.

4. Kurang komunikasi

Ketika sedang berkonflik dengan pasangan, mungkin akan lebih sulit untuk mempertahankan keintiman secara fisik. Jangankan berhubungan intim, melihatnya melakukan aktivitas di depan Ibu rasanya bikin kesal, ya Bu.

5. Efek samping obat

Banyak obat memiliki efek samping yang berdampak pada gairah seksual. Beberapa obat yang dapat menyebabkan disfungsi seksual antara lain dekongestan yang dijual bebas, beberapa antihistamin, antidepresan, dan obat tekanan darah tinggi.

6. Trauma tertentu

Pernah mengalami pelecehan seksual di masa lalu, tanpa sadar dapat memiliki efek jangka panjang yang dapat memengaruhi hubungan saat ini dan di masa depan. Reaksi emosional seperti rasa takut dan malu, stres pascatrauma, dan distorsi persepsi diri dapat berdampak serius pada kehidupan seks seseorang.

Hal ini sedikit banyak punya dampak yang mengakibatkan pasangan jadi jarang berhubungan intim. Meskipun tidak ada masalah kesehatan lain yang menyertai.

7. Faktor masalah kehidupan

Sejumlah faktor terkait masalah kehidupan juga bisa jadi penyebab mengapa pasangan jarang berhubungan intim. Beberapa diantaranya adalah karena:

  • Penuaan
  • Masalah perubahan fisik
  • Merasa bosan
  • Masalah keuangan
  • Kesedihan yang berlarut
  • Kurang mendapat perhatian dan dukungan
  • Kehilangan pekerjaan
  • Kelelahan fisik dan mental.

Efek jarang berhubungan intim dengan pasangan


Menurut sebuah jurnal berjudul Sociodemographic Correlates of Sexlessness Among American Adults and Associations with Self-Reported Happiness Levels: Evidence from the U.S. General Social Survey, dilaporkan ada sekitar 17.744 orang di Amerika Serikat, 15,2% pria dan 26,7% wanita mengaku tidak berhubungan seks dalam setahun terakhir.

Sementara 8,7% pria dan 17,5% wanita melaporkan tidak berhubungan seks selama 5 tahun atau lebih. Meski begitu, mereka mengaku merasa tetap bahagia layaknya kebanyakan pasangan yang rutin melakukan hubungan intim.

Meski begitu, kita tetap perlu tahu apa saja efek jarang berhubungan intim yang ternyata punya dampak besar bagi tubuh dan kesehatan mental seseorang. Beberapa dampaknya adalah:

  • Efek jarang berhubungan intim bagi tubuh

Dikutip dari Medical News Today jarang berhubungan intim dalam waktu yang lama dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Kita tahu bahwa, berhubungan intim secara rutin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, tingkat stres yang lebih rendah, dan menurunkan risiko tekanan darah tinggi.

Pada pria, berhubungan intim secara rutin bisa membantu menekankan risiko kanker prostat. Bahkan bagi wanita, berhubungan intim secara rutin dapat memperkuat otot-otot dasar panggul yang menopang kandung kemih, serta meningkatkan fungsi kandung kemih.

Dengan kata lain, ketika seseorang jarang berhubungan intim maka mereka tidak akan bisa mendapatkan manfaat yang sudah disebutkan tadi.

  • Efek jarang berhubungan intim pada kesehatan mental

Berhubungan intim secara teratur dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang. Bahkan hal ini bisa membuat perasaan kita jadi lebih bahagia dan lebih dekat dengan pasangan.

Nah, ketika pasangan jarang berhubungan intim, maka mereka akan mudah merasa cemas, mudah tersulut emosi dan merasa tidak nyaman. Jadi, dapat dikatakan bahwa seks adalah cara yang baik untuk meredakan stres, yang dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang.

  • Efek jarang berhubungan intim pada hubungan

Banyak orang menjalankan hubungan romantis tanpa sering berhubungan seks. Tapi, bagi orang yang lain, berhubungan intim secara tekstur justru dapat meningkatkan kesehatan hubungan mereka.

Sebuah studi tahun 2015 berjudul Sexual Frequency Predicts Greater Well-Being, But More is Not Always Better melaporkan bahwa, frekuensi seksual hanyalah indikator kesejahteraan ketika seseorang sedang menjalin hubungan. Pada pasangan yang rutin berhubungan intim seminggu sekali, mengaku merasakan kepuasan hubungan yang lebih tinggi.

Bagi sebagian orang, berhubungan seks secara rutin dapat meningkatkan komunikasi dan menguatkan ikatan. Terlepas dari kontak fisik layaknya berpelukan, berciuman, gerak tubuh yang penuh kasih sayang, dan hal lain yang tidak melibatkan aktivitas seksual.

Follow Ibupedia Instagram