Ibupedia

Alice Norin Mengidap Kanker Sarkoma, Berisiko Menopause Dini

Alice Norin Mengidap Kanker Sarkoma, Berisiko Menopause Dini
Alice Norin Mengidap Kanker Sarkoma, Berisiko Menopause Dini

Beberapa hari belakangan, Ibumin merasa cukup prihatin mendengar berita tentang Alice Norin yang dikonfirmasi oleh dokter mengidap kanker sarkoma. Nah, yang bikin Ibumin merasa kaget adalah, Alice Norin adalah salah satu aktris yang dikenal ceria, aktif di sosial media dan sering membagikan aneka konten lucu yang relate dengan kehidupan para Ibu.

Nggak hanya itu, dalam unggahan laman Instagram miliknya, Alice juga membagikan kisah bahwa menurut dokter, salah satu cara untuk mencegah sel kanker menyebar ke seluruh tubuh adalah, dengan melakukan opsi pengangkatan rahim. Hal ini membuat Alice mau nggak mau, harus menghadapi menopause dini di usianya yang masih kepala 3.

Selain itu, ternyata kanker sarkoma yang diderita Alice ini juga termasuk dalam salah satu jenis kanker yang cukup langka. Nggak heran, nama jenis kanker ini masih cukup asing di telinga masyarakat.

Lalu apa sih yang dimaksud dengan kanker sarkoma? Benarkah merupakan jenis kanker langka yang terbilang cukup ganas? Yuk, simak ulasan berikut ini.

Sekilas mengenai apa itu kanker sarkoma


Sebelum mengenal kanker sarkoma di rahim yang diderita Alice Norin, ada baiknya kita bedah dulu yuk mengenai apa yang dimaksud dengan sarkoma itu sendiri. Jika melansir dari Mayo Clinic kanker sarkoma adalah salah satu jenis kanker langka yang dapat terjadi di berbagai lokasi di tubuh.

Sarkoma adalah istilah umum untuk sekelompok besar kanker yang dimulai di tulang di jaringan lunak atau jaringan ikat. Sarkoma jaringan lunak  ini biasanya umum terbentuk di jaringan yang menghubungkan, menopang, dan mengelilingi struktur tubuh lainnya termasuk otot, lemak, pembuluh darah, saraf, tendon, dan lapisan persendian.

Sejauh ini, ada lebih dari 70 jenis kanker sarkoma yang dikenal dalam dunia medis. Sementara untuk treatment yang dilakukan untuk mengatasi tiap jenis kanker sarkoma tersebut, tentu berbeda dan tergantung di mana lokasi kanker tersebut tumbuh.

Untuk jenis kanker sarkoma yang diidap Alice Norin sendiri, juga terbilang langka. Karena letaknya berada di jaringan otot rahim, dengan gejala kanker sarkoma yang tidak signifikan.

Penyebab kanker sarkoma dan faktor risikonya


Kanker sarkoma sendiri bisa diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Namun, menurut para ahli dari Cleveland Clinic untuk kanker sarkoma jaringan lunak lebih sering terjadi pada orang dewasa. 

Sementara kanker sarkoma pada anak-anak, remaja dan orang dewasa di atas 65 tahun, lebih sering ditemukan dalam jaringan lunak pada tulang. Sarkoma tulang lebih sering terjadi pada mereka yang berjenis kelamin laki-laki, atau orang berkulit hitam/hispanik.

Nah, biasanya kanker sarkoma akan terbentuk ketika sel-sel tulang atau jaringan lunak yang belum matang mengalami perubahan pada DNA-nya, dan kemudian sel ini akan berkembang menjadi sel-sel kanker yang tumbuh dengan cara yang tidak teratur. Mereka pada akhirnya dapat membentuk massa atau tumor yang dapat menyerang jaringan sehat di sekitarnya. 

Jika tidak diobati, kanker dapat menyebar melalui aliran darah atau sistem limfatik dari lokasi utama pembentukannya, ke organ lain (metastasis). Sayangnya, jika kanker sudah menyebar biasanya akan lebih sulit untuk diobati.

Seperti halnya bentuk kanker lainnya, hingga saat ini para ahli masih belum mengetahui apa yang menyebabkan sel sehat berubah menjadi sarkoma. Namun, beberapa faktor dan penyebab kanker sarkoma yang dicurigai diantaranya adalah:

  • Paparan bahan kimia: Paparan arsenik dan bahan kimia tertentu yang digunakan untuk membuat plastik.
  • Paparan radiasi: Paparan radiasi dosis tinggi dari pengobatan kanker sebelumnya.
  • Limfedema: Pembengkakan jangka panjang di lengan atau kaki, yang biasanya jarang disadari.
  • Faktor genetik: Kelainan bawaan dan mutasi kromosom tertentu, juga bisa menjadi salah satu penyebab kanker sarkoma yang turut dicurigai.

Kenali gejala kanker sarkoma, bantu cegah penyebaran


Seperti yang Ibumin jelaskan sebelumnya, gejala dari kanker sarkoma memang sulit untuk dideteksi. Karena biasanya nggak menimbulkan gejala yang signifikan/mengganggu aktivitas.

Namun, seperti pada kasus yang dialami Alice Norin, biasanya gejala kanker sarkoma yang muncul memang tergantung dari di mana kanker tersebut berkembang (pada Alice Norin, timbul gejala sakit perut yang luar biasa). Dikutip dari WebMD beberapa jenis kanker sarkoma pada jaringan lunak sulit dikenali, karena dapat tumbuh di mana saja di tubuh kita. 

Tapi gejala yang paling sering timbul adalah, munculnya benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit. Ketika benjolan semakin membesar, benjolan tersebut mungkin menekan saraf atau otot dan membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Sejauh ini, tidak ada tes yang dapat menemukan tumor ini sebelum menimbulkan gejala yang Ibu sadari sebelumnya.

Selain benjolan, umumnya ciri kanker sarkoma yang muncul diantaranya adalah seperti:

  • Nyeri perut hebat (jika kanker sarkoma terjadi di otot rahim).
  • Nyeri terus-menerus di tulang yang tumbuh sel kanker, kondisi ini mungkin lebih buruk di malam hari. Nyeri juga bisa datang dan timbul kapan saja, termasuk saat sedang beraktivitas.
  • Timbul pembengkakan, yang sering dimulai beberapa minggu setelah nyeri.
  • Kesulitan berjalan, jika kanker sarkoma ada di kaki kaki.

Pengobatan kanker sarkoma


Pasien yang dicurigai mengidap kanker sarkoma, biasanya akan dirujuk ke dokter spesialis onkologi ortopedi maupun ahli onkologi bedah. Nantinya, dokter spesialis tersebut akan mengevaluasi ukuran dan lokasi tumor serta memeriksa metastasisnya. 

Pasien juga akan menjalankan berbagai tes untuk mendeteksi penyebaran kanker, mulai dari MRI dan CT scan hingga scan tulang dan biopsi. Rencana pengobatan setiap pasien sarkoma mungkin berbeda. 

Mengutip dari John Hopkins Medicine umumnya, pengobatan pada pasien kanker sarkoma melalui kemoterapi, terapi radiasi dan pembedahan. Misalnya, pengobatan untuk osteosarkoma mungkin melibatkan kemoterapi selama 9 minggu, pembedahan untuk mengangkat tumor dan membangun kembali tulang, serta kemoterapi selama 5 bulan. 

Namun, hal ini tergantung pada kondisi masing-masing ya Bu. Lalu, bisakah kanker sarkoma tumbuh kembali setelah melakukan aneka perawatan, termasuk kemoterapi? 

Yup! Seperti kebanyakan kanker lainnya, kanker sarkoma memang bisa muncul kembali. Meskipun dokter telah memotong tumor dan jaringan di sekitarnya untuk menghilangkan sebanyak mungkin sel kanker. 

Beberapa jenis kanker sarkoma yang cenderung  ganas memang bisa saja muncul kembali di tempat yang sama, dan lainnya tumbuh di lokasi baru. Biasanya, jika kanker sarkoma muncul kembali, hal itu terjadi dalam 2 hingga 5 tahun pertama setelah operasi.

Untuk itu, bagi para penyintas kanker jenis apapun memang sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan, guna mengetahui apakah ada sel kanker yang kembali muncul atau tidak. Biasanya, untuk mencegah kanker kembali muncul, para penyintas disarankan untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat dan menghindari makanan yang mengandung gluten (merupakan makanan favorit sel kanker).

Follow Ibupedia Instagram