Kembali Merebak! Cegah Dan Kenali Tanda-Tanda Campak Pada Anak
Terhitung sejak bulan Desember 2022 tahun lalu, Indonesia melaporkan ada sekitar 31 provinsi yang terdapat pasien campak. Hingga saat artikel ini diterbitkan, terhitung ada sekitar 53 kasus campak yang kembali mewabah.
Sehingga pemerintahpun gerak cepat untuk menyatakan kondisi ini sebagai kejadian luar biasa alias KLB. Kebanyakan pasien mengalami tanda-tanda campak yang sangat khas berupa, kemerahan pada kulit, demam tinggi yang juga disertai batuk dan pilek.
Yup! Secara keseluruhan penyakit campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang menular dan disebabkan oleh virus dari keluarga Paramyxovirida. Tanda-tanda penyakit campak yang sangat khas bisa berupa ruam kulit dan gejala seperti flu.
Penyakit ini sangat menular. Biasanya bahkan hanya ditularkan melalui percikan air liur si penderita. Meski begitu, sejatinya untuk mencegah penyakit ini bisa dilakukan dengan cara imunisasi campak.
Nah, sebelumnya alangkah lebih baik kita kenali terlebih dahulu yuk apa itu penyakit campak dan tanda-tanda campak yang perlu diwaspadai dalam ulasan berikut.
Apa penyebab penyakit campak?
Melansir Mayo Clinic penyakit campak dapat dikatakan sebagai penyakit yang sangat menular. Campak disebabkan oleh virus yang masih satu famili dengan virus bernama Paramyxovirida.
Kebanyakan penyakit campak terjadi di masa kanak-kanak. Campak juga kerap dikaitkan dengan penyakit rubella, dan bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi dan balita.
Sebelum ditemukannya vaksin atau imunisasi campak, penyakit ini bisa membunuh lebih dari 200.000 anak per tahun. Namun, sejak ditemukannya vaksin MR dan MMR penyakit campak kini digolongkan sebagai penyakit yang sangat langka di Indonesia, karena tak ada lagi kasus KLB sejak awal tahun 2016.
Nah, kembali lagi dengan masa inkubasi virus. Biasanya, tanda-tanda campak yang akan menular bisa dimulai selama beberapa jam dan dengan mudah menempel pada benda-benda.
Sekali lagi, penularannya bisa diakibatkan percikan air liur saja. Sepele bukan? Namun, apabila seseorang menyentuh benda yang sudah terkontaminasi oleh virus ini, maka besar kemungkinan ia akan tertular.
Ciri campak pada balita
Salah satu tanda-tanda campak pada balita yang paling umum adalah berupa batuk, pilek, demam tinggi, dan mata merah di awal. Dikutip dari Kids Health tanda-tanda campak pada balita lainnya yang mungkin terjadi adalah, muncul bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah berwarna biru-putih, yang muncul di dalam mulut sebelum timbul ruam.
Biasanya, ruam merah akan muncul 3–5 hari setelah gejala dimulai, terkadang disertai demam tinggi hingga 40°C. Ruam merah atau ini biasanya dimulai pada bagian dahi.
Kemudian akan menyebar ke seluruh wajah, lalu ke leher, dada, lengan, tungkai, dan kaki. Akan tetapi, demam dan ruam ini perlahan akan hilang setelah beberapa hari. Ciri campak pada balita lainnya yang perlu diketahui adalah:
- Mata mulai memerah
- Mata nampak sensitif terhadap cahaya
- Muncul gejala pilek seperti batuk kering, hidung berair, dan sakit tenggorokan
- Anak terlihat kelelahan meski tidak melakukan aktivitas berat
- Demam tinggi
- Sakit dan nyeri otot
- Nampak tidak bersemangat dan tidak nafsu makan
- Diare
- Muntah-muntah
- Muncul bercak kecil yang khas berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan. Terlihat seperti sariawan dalam jumlah banyak yang berkumpul di satu titik.
Menangani tanda-tanda campak pada anak
Cakupan imunisasi yang turun saat pandemi, sedikit banyak menyumbang kasus KLB campak yang kembali mewabah belakangan ini. Apalagi penyakit campak tergolong penyakit yang sangat amat menular.
Lalu bagaimana cara menangani ketika timbul tanda-tanda campak pada anak? Dikutip dari Healthline sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk mengurangi tanda-tanda campak yang muncul,
Apalagi, campak bukanlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang dengan mudah bisa disembuhkan lewat konsumsi antibiotik. Virus dan tanda-tanda campak yang muncul biasanya hilang dalam waktu sekitar dua atau tiga minggu.
Akan tetapi, para dokter sepakat menyarankan agar pasien harus isolasi selama kurang lebih 14 hari ke depan. Tujuannya agar tidak menulari anak lain, terutama bagi mereka yang belum melakukan vaksinasi campak atau vaksinasi dasarnya belum lengkap.
Namun, guna meredakan tanda-tanda campak yang muncul, Ibu bisa melakukan beberapa perawatan rumahan dengan cara berikut:
- Pastikan anak minum banyak air untuk mencegah dehidrasi
- Usahakan agar si kecil istirahat dengan cukup setiap hari
- Jangan paksakan untuk menjemur si kecil, terutama jika ia masih sensitif terhadap cahaya
- Konsultasi ke dokter agar diberikan obat penurun demam dan obat pereda nyeri yang tepat sesuai gejala.
Tanda-tanda campak bisa dicegah, lho!
Vaksinasi adalah cara terbaik dan paling ampuh untuk mencegah tanda-tanda campak yang muncul. Lalu, sebaiknya vaksin campak umur berapa sih?
Pastikan si kecil sudah melakukan imunisasi campak dasar yakni, MR (9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD-program BIAS), dan bila sampai usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin MR, berikan vaksin MMR (18 bulan, 5-7 tahun). Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) MMR merupakan vaksin yang dapat melindungi anak terhadap campak, gondok, rubella, dan varicella (cacar air).
Tanda-tanda penyakit campak yang dicurigai pada si kecil, sebaiknya harus segera ditangani. Karena, jika dibiarkan tanda-tanda campak ini bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius berupa, infeksi telinga, pneumonia, peradangan otak, hingga kebutaan.