Ibupedia

Kenali 5 Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia!

Kenali 5 Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia!
Kenali 5 Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia!

Ada beragam vaksin Covid-19 yang beredar, vaksin mana sajakah yang akan digunakan di Indonesia?

Selain vaksin Covid-19 merk Sinovac dan AstraZeneca yang sudah digunakan di Indonesia, kabarnya vaksin Sinopharm dan CanSino juga akan segera digunakan di Indonesia dalam program vaksinasi gotong royong.

Per Selasa, 6 Juli 2021, sebanyak 12,3% dan 5,3% warga Indonesia sudah tervaksinasi sebanyak satu dan dua dosis. Vaksin-vaksin tersebut berasal dari berbagai produsen, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca. Namun, selain 3 vaksin tersebut akan menyusul merk vaksin-vaksin lain yang akan beredar di Indonesia. Ada beberapa perbedaan vaksin covid-19 yang sudah beredar ataupun akan diedarkan.

Puluhan juta dosis vaksin Covid-19 akan datang secara bertahap. Selain vaksin untuk program vaksinasi nasional, terdapat juga beberapa vaksin untuk digunakan dalam vaksinasi gotong royong.

Vaksin gotong royong yang akan digunakan antara lain Sinopharm, CanSino, dan Moderna.

Seperti yang diketahui, ada 2 jenis vaksin Covid-19, yaitu jenis vaksin Covid-19 yang berisi virus dilemahkan dan jenis vaksin yang berisi mRNA. Simak daftar perbedaan vaksin Covid-19 yang telah digunakan di Indonesia beserta perbedaanya!

Jenis Vaksin Covid-19 virus yang dilemahkan

Vaksin virus yang dilemahkan atau yang dikenal dengan inactivated vaccine. Ini merupakan virus Covid-19 yang telah dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh sehingga terbentuk antibodi karena tubuh sudah mengenali virus Covid-19 sehingga tidak menimbulkan respons penyakit yang serius.

Metode inactivated virus ini bukanlah teknologi terbaru dalam dunia pengembangan vaksin karena metode ini sering digunakan dalam pengembangan vaksin lain seperti vaksin polio dan flu.

1. Sinovac

Sinovac merupakan jenis vaksin Covid-19 virus dilemahkan pertama yang digunakan di Indonesia. Berdasarkan uji klinis fase 3 di Indonesia, vaksin ini memiliki kemanjuran efikasi vaksin Covid-19 sebesar 65,3%.

2. Sinopharm

Selain Sinovac, Indonesia juga mendatangkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Beijing Bioinstitute Biological Product, atau vaksin Sinopharm.

Vaksin Sinopharm sendiri masuk ke vaksinasi gotong royong yang merupakan pelaksanaan vaksinasi kepada karyawan/karyawati dan individu lain dalam keluarga yang pendanaannya dibebankan pada badan hukum atau badan usaha.

Penerima vaksin sinopharm ini gratis atau tidak dipungut biaya karena pembiayaan vaksin ini ditanggung oleh perusahaan. Vaksin Cina ini telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sudah digunakan dalam tahap awal vaksinasi gotong royong.

Sama seperti Sinovac, Sinopharm adalah vaksin yang dikembangkan dengan teknologi inactivated vaccine yang berasal dari virus Corona SARS-CoV-2 yang dilemahkan. Disebut juga Sars-CoV-2 Vaccine atau Vero Cell yang menggunakan partikel virus yang telah dimatikan untuk mengekspos kekebalan terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons penyakit serius.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menyatakan bahwa vaksin Sinofarm aman digunakan dan telah memiliki izin penggunaan darurat yang diterbitkan pada tanggal 29 April 2021. Pendistribusian vaksin Covid-19 Sinopharm di Indonesia sudah sebanyak 7,5 juta dosis dengan jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 500.000 dosis.

Menurut kepala BPOM, Penny K Lukito, efikasi vaksin Sinopharm berdasarkan uji klinis yang dilakukan Uni Emirat Arab adalah 78 persen. Efek samping vaksin Covid-19 Sinopharm umumnya bersifat ringan seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk.

Suntikan dosis pertama dan kedua, disarankan jedanya antara tiga hingga empat minggu. WHO menganjurkan pemberian vaksin Sinopharm untuk orang dewasa di atas 18 tahun.

3. AstraZeneca

Meskipun vaksin ini memiliki banyak polemik, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh University of Oxford dari Inggris disebut memberikan manfaat yang besar untuk melindungi dari infeksi virus Covid-19.

Banyak negara yang melaporkan pembekuan darah setelah vaksin disuntikkan. Beberapa negara pun sempat menangguhkan peredaran vaksin AstraZeneca. Misalnya di negara Itali, pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada warga berusia 65 tahun ke atas.

Vaksin Covid-19 ini dikembangkan berbasis vektor adenovirus simpanse. Virus biasa menginfeksikan simpanse, kemudian dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia.

Vaksin jenis vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, terutama untuk melawan HIV, malaria, dan Ebola.

Efikasi vaksin AstraZeneca berdasarkan uji klinis hingga 64,1 persen setelah satu dosis suntikan dan meningkat sampai 70,4 persen setelah suntikan kedua.

Vaksin Covid-19 jenis mRNA

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Vaksin berbasis mRNA adalah vaksin tipe baru yang mencegah terjadinya infeksi dengan cara melatih sel tubuh kita untuk membuat protein yang memicu terbentuknya respons imun di dalam tubuh kita. Sejauh ini, belum ada vaksin Covid-19 jenis mRNA yang sudah masuk ke Indonesia, namun vaksin Pfizer dan Moderna direncanakan masuk ke Indonesia akhir tahun 2021 setelah melewati tahap uji klinis.

1. Moderna

Indonesia akan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna untuk tahap kedua vaksinasi gotong royong. Vaksin Covid-19 jenis mRNA ini adalah vaksin buatan perusahaan Moderna, Amerika Serikat.

Vaksin Moderna dapat memberikan perlindungan hingga 80,2 persen setelah satu dosis. Setelah dua dosis, efikasi vaksin Covid-19 Moderna ini meningkat hingga 86,4 persen. Semua peserta uji coba fase tiga menerima dua dosis dengan jeda 28 hari.

2. Pfizer

Pfizer merupakan vaksin berbasis mRNA yang dikembangkan melalui kolaborasi perusahaan Pfizer dan BioNTech. Vaksin ini diklaim memiliki efikasi sebesar 94-95%. Vaksin ini telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari U.S Food & Drug Administration (FDA). Efek samping yang dirasakan setelah penyuntikan vaksin berupa nyeri di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Itulah jenis dan perbedaan vaksin Covid-19 yang sudah maupun akan beredar di Indonesia. Vaksin sudah terbukti mengurangi risiko terinfeksi virus Covid-19.

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram