Ibupedia

Lakukan Ini Setelah Mengalami Keguguran

Lakukan Ini Setelah Mengalami Keguguran
Lakukan Ini Setelah Mengalami Keguguran

Siapa, sih, yang nggak bahagia setelah mengetahui dirinya sedang hamil? Impian untuk menjadi orang tua seakan sudah di depan mata. Pastinya Anda dan pasangan sudah mulai ‘sibuk’ memikirkan segala sesuatu tentang si calon buah hati, sejak awal Anda mengetahui ia akan datang. Laki-laki atau perempuan, nggak menjadi masalah, asalkan si anak lahir dengan selamat dan sehat. Namun sayangnya, nggak semua kehamilan berjalan dengan lancar, walaupun Anda sudah berusaha melakukan semua yang terbaik.

Pada artikel kali ini, mari kita simak informasi singkat terkait keguguran, seperti gejala, penyebab hingga hal apa saja yang bisa Anda lakukan setelah mengalami keguguran, agar bisa hamil kembali dengan sehat.

Apa Itu Keguguran?

Singkatnya, keguguran adalah berhentinya kehamilan secara spontan, sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu. Biasanya, keguguran ditandai dengan pendarahan hebat yang berangsur atau dimulai dari gejala yang ringan, disertai dengan rasa kram, nyeri di bagian abdominal, nyeri punggung dan tubuh terasa lemas. Keguguran juga sebetulnya sering terjadi bahkan sebelum Anda menyadari jika Anda hamil.

Jika Anda merasakan gejala yang menyerupai keguguran, maka Anda mesti segera memeriksakan kandungan Anda untuk memastikan status kehamilan. Jika ternyata, nih, kandungan Anda nggak bermasalah dan masih ada detak jantung si janin, maka tahap selanjutnya dokter akan memeriksa kondisi serviks Anda. Pemeriksaan lain adalah tes darah untuk mengecek kadar hormon.

Sebagian kasus keguguran terjadi karena janin tidak berkembang dengan sebagai mana mestinya, dan 50 persen keguguran disebabkan oleh gangguan kromosom pada janin. Gangguan kromosom ini terjadi secara kebetulan ketika embrio membelah dan berkembang, yang lebih sering terjadi pada wanita hamil yang sudah berumur. Ada pun kemungkinan penyebab keguguran lainnya, seperti infeksi, gangguan pada uterus, diabetes yang tidak dikontrol dengan baik, gangguan sistem kekebalan tubuh atau gangguan tiroid. 

Faktor lain pemicu keguguran misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar, berat badan di bawah normal, kelebihan berat badan atau insufisiensi serviks. 

Kandungan Lemah Menyebabkan Keguguran

Kandungan lemah atau insufisiensi serviks, bisa memicu keguguran. Saat mengalami kondisi ini artinya serviks tidak mampu menopang kehamilan. Keguguran akibat lemahnya kandungan ini biasanya terjadi ketika kehamilan memasuki trimester kedua. Ada pun beberapa tanda dari insufisiensi serviks, misalnya terasa seperti ada yang menekan, kemungkinan pecah ketuban dan keluarnya jaringan dari janin. 

Untuk mengatasi kandungan dalam kondisi ini, bisa dilakukan ikat rahim pada kehamilan berikutnya, biasanya pada bulan ketiga, atau juga bisa dilakukan untuk mencegah keguguran, seandainya terdeteksi lebih dulu.

Bahayakah Keguguran Berulang?

Jika Anda mengalami keguguran, prediksi Anda mengalami keguguran kembali pada kehamilan berikutnya ialah 20 persen, dan meningkat hingga 28 persen jika Anda mengalami dua kali keguguran. 

Bisakah sehat dan hamil kembali setelah mengalami keguguran? Ya, sebagian besar wanita atau 80 persen di antaranya, mampu kembali hamil sehat dan melahirkan dengan baik, hanya sebagian kecil saja yang mengalami keguguran berulang. Serta, keguguran juga nggak berarti Anda mengalami masalah kesuburan, ya.

Hamil Setelah Mengalami Keguguran

Kapan sebaiknya merencanakan kehamilan setelah mengalami keguguran? Keguguran pastinya akan memberikan dampak bagi Anda dan pasangan, baik itu secara fisik maupun emosional. Selain sedih, biasanya akan membuat Anda merasa bersalah dan cemas untuk merencanakan kembali kehamilan.

Untuk kembali hamil, umumnya dokter akan menyarankan setelah melewati satu periode menstruasi. Kegiatan seks yang dilakukan terlalu awal, misalnya di bawah dua minggu setelah keguguran, bisa berisiko infeksi. Masa ‘istirahat’ yang disarankan oleh dokter juga bisa saja lebih panjang, tergantung dari kondisi dan hasil pemeriksaan Anda. Merencanakan kehamilan kembali juga disarankan dilakukan setelah Anda merasa sehat secara fisik dan emosional. Namun, seandainya Anda mengalami keguguran sebanyak dua kali berturut-turut, maka Anda disarankan untuk menunda atau bahkan berhenti mencoba kehamilan.

Apa yang bisa dilakukan sebelum kembali hamil setelah mengalami keguguran?

  1. Kuretase

    Atau yang lebih akrab dengan sebutan ‘kuret’. Kuratase adalah prosedur untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jika seluruh jaringan janin sudah keluar seluruhnya dari rahim Anda, maka mungkin Anda nggak perlu melakukan kuretase, tapi jika masih ada yang tertinggal atau istilahnya ‘incomplete miscarriage’, maka tentu, hal ini perlu dilakukan.

    Kenapa, sih, rahim kita mesti dibersihkan? Yaitu supaya tubuh Anda kembali siap untuk menstruasi dan lainnya. Selain untuk membersihkan rahim setelah mengalami keguguran, kuretase juga bisa dilakukan untuk pemeriksaan kondisi lainnya, misalnya jika ada pasien yang mengalami perdarahan hebat, perdarahan di luar siklus haid, mengalami perdarahan setelah memasuki menopause atau sebagai langkah lanjutan dari hasil papsmear. Sebelum prosedur dimulai, pasien akan dibius lebih dulu. 

    Terutama setelah Anda mengalami keguguran berulang, maka ada baiknya Anda mengikuti beberapa tes kesehatan, di antaranya tes darah. Hal ini untuk memeriksa kemungkinan adanya gangguan pada hormon dan sistem kekebalan tubuh Anda.

  2. Melakukan tes kromosom

    Untuk melihat kemungkinan masalah kromosom pada Anda.

  3. Pemeriksaan uterus.

    Ada beberapa jenis pemeriksaan uterus yang mungkin dilakukan, di antaranya. 

    • Ultrasound.

      Untuk mengecek kondisi uterus, misalnya adanya fibroid atau pertumbuhan sel yang tidak normal pada rongga rahim.

    • Histerosalpingografi. 

      Atau disebut juga dengan HSG, pemeriksaan ini biasa dilakukan untuk mengecek penyebab keguguran berulang, penyumbatan pada tuba falopi atau masalah infertilitas. Untuk melakukan prosedur ini, Anda wajib memastikan Anda dalam kondisi belum hamil. Selain itu, Anda juga mesti berkonsultasi lebih dulu dengan dokter jika Anda punya riwayat alergi, ada gangguan kesehatan pada area panggul, gangguan kesehatan ginjal atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Untuk menghindari rasa nyeri saat prosedur dilakukan dan setelahnya, Anda akan diberi obat pereda nyeri.

    • Histeroskopi.

      Adalah prosedur untuk melihat bagian dalam rahim. 

  4. Perawatan hormon

    Hal ini guna mencegah keguguran pada kehamilan selanjutnya. 

  5. Penyembuhan emosional

    Dampak secara psikis biasanya akan lebih lambat sembuh dibanding dengan luka fisik. Untuk melalui hal ini, mari pahami apa yang terjadi pada diri Anda. Adalah sesuatu yang normal untuk merasa ‘hancur’ setelah kehilangan.

    Dalam hal ini, biasanya seseorang akan mengalami beberapa tahap, pertama, terkejut dan menyangkal, dalam tahap ini Anda seakan nggak percaya bahwa Anda baru saja kehilangan sesuatu yang amat Anda impikan. Kedua, tahap marah dan merasa bersalah, misalnya menduga-duga bahwa mungkin Anda melakukan sesuatu, atau terjadi suatu hal yang tidak Anda lakukan, menjadi penyebab kehilangan Anda. Ketiga adalah merasa putus asa. Saran untuk melalui ‘luka’ ini adalah dengan belajar menerima keadaan dan kembali bangkit untuk berusaha lagi. Sangat penting bagi Anda untuk menyelesaikan tahap ini.

  6. Mencari dukungan

    Terutama dari pasangan Anda, nggak lupa dari orang-orang terdekat lainnya. Lakukan sesuatu yang bisa membuat Anda terhibur dan kembali ceria, serta, dengan bertukar pikiran, bakal membuat kesedihan Anda berkurang. Siapa tahu, orang-orang terdekat Anda pun bisa memberi saran yang baik.

Itulah beberapa hal yang bisa Anda lakukan setelah mengalami keguguran, dalam upaya hamil kembali.

(Stephanie)

Follow Ibupedia Instagram