Ibupedia

Mastitis, Radang Kelenjar Susu yang Menghantui para Ibu

Mastitis, Radang Kelenjar Susu yang Menghantui para Ibu
Mastitis, Radang Kelenjar Susu yang Menghantui para Ibu

Mastitis adalah radang kelenjar susu yang merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh Ibu menyusui. Kondisi ini akan membuat Ibu merasa tidak nyaman dan kesulitan memberikan ASI karena payudara terasa sakit.

Menurut laman la leche league, mastitis dapat terjadi saat saluran yang tersumbat tidak dibersihkan. Hal ini akan memicu terjadinya pembengkakan dan inflamasi. Selain payudara terasa lembut, muncul gejala demam, seperti hendak terserang flu. Produksi ASI dapat turun pada payudara yang mengalami radang kelenjar susu saat gejala sedang parah-parahnya. Namun, penting sekali untuk tetap menyusui di payudara yang bermasalah agar infeksi tidak berubah menjadi abses. Radang kelenjar susu dapat berakibat serius jika tidak ditangani karena akan menyebabkan payudara bernanah. 

Tanda-tanda Mastitis

Biasanya radang kelenjar susu terjadi hanya pada salah satu payudara dan muncul tiba-tiba. Berikut beberapa gejala yang menandakan Ibu mengalami Mastitis:

  • Ukuran salah satu payudara berukuran lebih besar;
  • Terdapat benjolan yang menyakitkan;
  • Sering terasa gatal;
  • Payudara kemerahan;
  • Puting mengeluarkan nanah;
  • Sering merasa capek; 
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak; dan
  • Demam yang tidak terlalu tinggi (38,4 oC).

Penyebab Radang Kelenjar Susu

1-3% Ibu menyusui mengalami radang kelenjar susu. Pembengkakan dan pengosongan payudara tidak sempurna dapat membuat kondisi Mastitis semakin memburuk. Ada dua penyebab Mastitis yang menyebabkan infeksi bakteri.

1. Infeksi bakteri

Masititis disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Streptococcus agalactiae yang menginfeksi jaringan payudara melalui luka di puting maupun kelenjar air susu. Seperti yang dilansir dari situs WebMD, Bakteri penyebab radang kelenjar susu ini biasanya berasal dari permukaan kulit payudara dan mulut bayi yang masuk ke saluran susu melalui puting yang luka. Infeksi payudara biasanya terjadi satu hingga tiga bulan setelah. Meskipun mastitis merupakan kasus umum bagi Ibu menyusui, ternyata merupakan kasus langka bagi Ibu sehat yang sedang tidak menyusui.

2. Tersumbatnya saluran ASI

Radang kelenjar susu dapat terjadi saat saluran susu di payudara tersumbat karena adanya penumpukan atau pengendapan sisa ASI. Kondisi ini juga menyebabkan infeksi payudara. 

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya mastitis adalah:

  • Kelelahan;
  • Kebiasaan merokok;
  • Luka pada puting payudara, biasanya disebabkan oleh posisi lekatan yang salah;
  • Menyusui hanya dengan satu payudara saja;
  • Pernah menunda sesi menyusui atau pompa sebelumnya. Jika Ibu tidak mengosongkan payudara secara teratur, payudara Ibu dapat tersumbat sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya radang kelenjar susu;
  • Frekuensi menyusu tidak teratur;
  • Kekurangan gizi;
  • Riwayat mastitis pada masa lalu;
  • Sistem kekebalan tubuh lemah karena menderita penyakit tertentu seperti diabetes; dan
  • Penggunaan implan payudara.

Cara Mengobati Radang Kelenjar Susu

Ibu tetap harus menyusui meskipun mengalami mastitis. Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mengobati Mastitis.

1. Terus menyusui

Berhenti menyusui saat terjadi Mastitis malah akan memperburuk keadaan. Cara terbaik untuk mengobati Mastitis dengan cara tetap menyusui dari payudara yang mengalami Mastitis meskipun terasa sakit. Berikut langkah yang bisa dilakukan saat menyusui:

  • Memastikan mulut bayi melekat ke payudara dengan sempurna;
  • Mencari posisi menyusui yang nyaman;
  • Terus menyusui bayi 8-12 kali dalam sehari pada dua payudara;
  • Jika bayi tidak mengosongkan payudara, perah payudara menggunakan tangan agar pengosongan dapat maksimal;
  • Menghindari menggunakan bra yang terlalu ketat; dan
  • Memperbanyak minum air dan istirahat.

Sebelum menyusui bayi, kompres payudara yang terasa sakit dengan menggunakan air hangat selama 15 menit. Lakukan ini setidak tiga kali sehari. Memijat payudara dengan lembut saat akan menyusui juga dapat memperlancar aliran ASI.

Menyusui dengan menggunakan payudara yang mengalami radang kelenjar susu aman untuk bayi. Memang pada awalnya payudara akan terasa sangat sakit. Mulailah dari payudara yang sehat, kemudian dilanjutkan ke payudara yang mengalami mastitis. Jika puting terasa sangat sakit saat menyusui, perah susu menggunakan tangan untuk mengosongkan ASI dari payudara yang bermasalah.

Jika Ibu masih merasa sulit untuk menyusui, ini saat yang tepat menghubungi konsultan laktasi untuk membantu Ibu mengarahkan teknik-teknik menyusui yang benar sehingga Ibu bisa menyusui lebih efektif dengan perlekatan yang benar sehingga rasa sakit dapat diminimalisasi. 

2. Mengkonsumsi Obat-obatan

Jika Ibu masih merasakan hal-hal di bawah ini:

  • Tidak melihat perbaikan dalam 8-24 jam;
  • Masih tetap demam atau bahkan suhu tubuh semakin meningkat (lebih dari 38,4 oC);
  • Payudara bertambah merah dan semakin membengkak;
  • Terdapat darah dalam ASI;
  • Melihat bercak merah pada areola dan bagian ketiak;
  • Puting yang luka terlihat terinfeksi; dan
  • Merasa lebih buruk dari sebelumnya.

Maka Ibu diharapkan untuk segera ke dokter. Dokter akan memberi antibiotik untuk mengatasi mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Pastikan antibiotik harus habis, jangan hanya karena sudah merasa baikan, maka Ibu memberhentikan konsumsi antibiotik. Antibiotik cukup aman bagi Ibu menyusui karena tidak membahayakan bayi. Selain itu, obat pereda nyeri akan diberikan agar Ibu lebih nyaman saat menyusui. Ibu bisa mengonsumsi acetaminophen dan ibuprofen untuk mengurangi inflamasi. Jangan gegabah mengkonsumsi obat, selalu konsumsi obat sesuai dosis dan saran dokter. Selain itu, pastikan Ibu mengkonsumsi air dan beristirahat cukup. Beristirahat yang cukup merupakan faktor penting untuk bisa cepat sembuh dari radang kelenjar susu. Ibu bisa mencoba tidur di samping bayi. Tetap perhatikan posisi-posisi yang aman apabila bayi tidur di kasur bersama Ibu. 

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram