Mengenal Kandungan ASI: Hindmilk dan Foremilk
Kandungan ASI terdiri dari 2 bagian, yaitu Foremilk dan Hindmilk. Foremilk merupakan ASI yang berada pada bagian depan sel penghasil ASI (alveoli) pada ibu menyusui. Foremilk adalah ASI pertama yang dihisap bayi selama sesi menyusui normal. Anda bisa dengan mudah mengidentifikasi foremilk dengan hanya melihatnya. Foremilk terlihat encer dan biasanya berwarna kebiruan. ASI foremilk kaya karbohidrat, vitamin, dan protein serta tinggi laktosa, yang membantu perkembangan otak, memberi energi yang dibutuhkan, dan mengatasi rasa haus.
Sedangkan hindmilk adalah ASI yang ada pada bagian belakang sel yang memproduksi ASI. Hindmilk memiliki kepadatan yang tinggi dan warnanya jernih. Hindmilk mengandung kalori dan persentase lemak yang tinggi. Hindmilk membuat bayi yang menyusu merasa kenyang serta memfasilitasi pertumbuhan.
Dokter anak merekomendasikan agar semua ibu memberi ASI pada anaknya setidaknya di 6 bulan pertama usia bayi. Menyusui tidak hanya membangun ikatan yang lebih kuat antara ibu dan bayi tapi ada banyak manfaat lain. Ada beberapa manfaat menyusui yang akan dirasakan Ibu, seperti beresiko lebih rendah terkena kanker dinding rahim, depresi pasca melahirkan, kanker payudara, dan diabetes. Untuk bayi, ia akan menerima semua nutrisi baik dan juga beresiko lebih rendah mengalami penyakit seperti diabetes, obesitas, asma, dan infeksi saluran pernafasan bawah.
Meski menyusui si kecil itu adalah hal yang alami, tidak sedikit ibu yang megalami masalah menyusui, seperti ketidakseimbangan antara foremilk dan hindmilk, yang membuat menyusui jadi lebih sulit, baik untuk ibu maupun bayi.
Foremilk dan Hindmilk Yang Tidak Seimbang
Ketika bayi mulai menghisap pada salah satu payudara ibu, terjadi refleks ejeksi ASI, yang juga dikenal dengan refleks let down. Hormon oksitosin lalu terlepas ke aliran darah ibu, yang menghasilkan gerakan ASI dari kelenjar menuju puting. Pada tahap ini, gerakan ASI bercampur dengan yang tersisa pada sesi menyusui terakhir.
Ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk merupakan komplikasi yang terjadi ketika produksi ASI berlimpah, sehingga bayi menerima foremilk jauh sebelum hindmilk sampai di puting. Ketika hindmilk yang kaya lemak bercampur dengan foremilk yang kaya laktosa, ASI yang diproduksi tidak sempurna untuk bayi.
Bunda, Anda dapat mencegah komplikasi ini dengan melakukan beberapa hal berikut:
Memastikan bayi menyusu dari satu payudara cukup lama sebelum berganti ke payudara lain. Berganti payudara dalam waktu singkat bisa menyebabkan bayi menerima foremilk lebih banyak dan menyebabkan kelebihan laktosa.
Lakukan rutinitas menyusui yang konsisten dan teratur. Anda perlu menyusui pada interval yang teratur, misalnya setelah sekian jam. Ini membuat otak, yang memproduksi oksitosin, bisa terprogram dengan sendirinya.
Menyusui hanya dari satu payudara pada tiap sesi. Bila payudara satunya menjadi bengkak, Anda bisa memompa ASI dan menyimpan ASIP di wadah. ASI yang dipompa bisa disimpan untuk dicampur sebelum diberikan ke bayi nantinya.
Meningkatkan frekuensi menyusui, ini untuk mendapat campuran ASI yang sesuai yang tertinggal pada sesi menyusui sebelumnya.
Bila Anda mengikuti tips di atas, si kecil pasti akan menjadi tidak terlalu rewel, buang air besarnya lebih baik, dan feses bayi menjadi lebih kuning dan kurang encer.
Tanda Foremilk dan Hindmilk Tidak Seimbang
Bunda bisa mengidentifikasi ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk melalui gejala berikut:
Feses bayi hijau dan berbusa. Feses bayi berubah, menjadi hijau dan berbusa karena kandungan laktosa yang tinggi.
Bayi buang air besar sesaat setelah menyusu. Ini karena sistem pencernaannya menjadi tidak bisa secara efisien mencerna ASI. Foremilk mengalir dengan cepat di usus bayi dan tidak punya waktu cukup untuk dicerna. Sebaliknya, campuran foremilk dan hindmilk yang tepat akan memperlambat gerakan ASI dan memberi waktu yang cukup untuk dicerna.
Ada noda darah pada feses karena perenggangan berlebihan pada usus karena angin.
Kolik. Bila bayi mengalami komplikasi ini, ia mulai menangis lebih sering, mengepalkan tinju, mengencangkan otot perut, menekuk kaki dan lengan pada perut atau perut menjadi bengkak. Kolik terjadi karena gas yang terjebak di perut bayi. Untuk mengetahui apakah kolik yang menjadi penyebabnya, tepuk lembut bagian bawah perut bayi dan dengar apakah ada angin di dalamnya.
Ruam popok yang disebabkan oleh feses yang asam. Bayi bisa mengalami ruam karena ASI dengan kandungan asam yang tinggi.
Sering menyusu. Bayi terlihat ingin menyusu setiap waktu karena ASI yang encer dan rendah kepadatannya.
Gas. Frekuensi anak mengeluarkan gas baik melalui mulut atau melalui buang angin akan meningkat drastis.
Berat badan anak susah naik. Bayi mengalami penambahan berat yang lambat karena kebanyakan ASI yang diterima mengandung sedikit atau tanpa lemak. Lemak jadi bagian penting selama tahap pertumbuhan bayi dan membantu bayi menambah berat badan. Sedikit lemak yang tercerna akan menekan penambahan berat badan.
Mitos Seputar Foremilk Dan Hindmilk
1. Terlalu banyak menyusu membuat bayi menerima foremilk berlebihan
Faktanya, ketika bayi menerima ASI dari payudara yang penuh, kandungan ASI awal memiliki jumlah kalori dan lemak yang rendah. Ketika menyusui berlanjut, konsentrasi kalori dan lemak perlahan meningkat. Terlalu banyak menyusu memastikan payudara ibu kosong, yang memungkinkan bayi mendapat campuran ASI yang baik segera setelah ia mulai menyusui.
2. Penambahan berat badan yang lambat karena bayi mengkonsumsi hindmilk yang kurang dan foremilk yang berlebihan.
Umumnya, bayi yang tidak mendapat cukup ASI memiliki tingkat penambahan berat badan yang lambat. Sebaliknya bayi yang menyusu dengan baik (dalam durasi dan jumlah sesinya) berada pada tahapan berat yang tepat karena ia menerima campuran dan kualitas yang tepat dari hindmilk dan foremilk.
3. Bayi yang mengkonsumsi foremilk berlebihan biasanya rewel, memproduksi feses berwarna hijau, dan terlau banyak gas.
Konsentrasi laktosa dari awal hingga akhir sesi menyusui sulit berubah. Karenanya konsentrasi ASI hampir mirip pada hindmilk dan foremilk. Pada ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk, bayi kemungkinan mengonsumsi terlalu banyak ASI yang encer sehingga muncul gejala kelebihan laktosa seperti rewel, sering menangis, dan memproduksi feses hijau dan berbusa.
Berdasarkan teori kelebihan laktosa, bayi yang mengonsumsi terlalu banyak ASI, sistem pencernaannya memiliki laktosa berlebihan. Laktosa yang tersisa terganggu oleh bakteri pada usus yang menyebabkan kembung dan gejala lain yang telah disebutkan di atas.
Dengan mengetahui adanya dua jenis ASI ini ternyata menciptakan kecemasan pada banyak ibu menyusui. Para ibu merasa cemas tentang apakah bayi mereka mendapat cukup lemak dari hindmilk. Tapi sebenarnya ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Yang membantu bayi mengalami pertambahan berat badan adalah total ASI yang dikonsumsi setiap hari, bukan spesifik pada hindmilk saja. Baik bayi yang sering menyusu dengan durasi pandek atau menyusu lebih lama, konsumsi total lemak harian sebenarnya tidak berbeda.
Jadi jangan terlalu khawatir tentang berapa banyak hindmilk yang bayi dapat atau Bunda memaksa anak menyusu lebih lama. Selama bayi menyusu dengan efektif, hingga ia puas dan Anda tidak mengurangi sesi menyusui menjadi lebih pendek, ia akan menerima jumlah lemak ASI dalam sehari, meski ia menyusu dengan pola yang mana saja. Ini karena bayi yang menyusu lebih sering mengkonsumsi foremilk lebih tinggi lemak dibanding bayi yang kurang sering menyusu.
(Ismawati)