Ibupedia

Mengenal Lebih Dekat Dermatitis Pada Anak : Atopik vs Kontak

Mengenal Lebih Dekat Dermatitis Pada Anak : Atopik vs Kontak
Mengenal Lebih Dekat Dermatitis Pada Anak : Atopik vs Kontak

Terasa gatal dan kulit menjadi kemerahan merupakan beberapa tanda dermatitis pada anak. Banyak orang mengenalnya dengan istilah eksim atau eczema. Dermatitis merupakan keadaan kulit yang kemerahan, gatal, dan terasa panas. 

Jenis Dermatitis Pada Anak

Ada dua jenis dermatitis yang akan diulas kali ini, yaitu Dermatitis Atopik dan Dermatitis Kontak. Berikut penjekasannya:

1. Dermatitis Atopik


Atopik merupakan dermatitis pada anak berupa peradangan pada kulit yang diakibatkan oleh pengaruh kombinasi genetik dan lingkungan. Gejala seperti merah dan panas terjadi di lipatan kulit seperti lipatan leher, siku bagian dalam, ketiak, belakang lutut, atau selangkangan. Umumnya, dermatitis atopic menyerang anak usia 5 tahun ke bawah.

Laman Very Well Health menjelaskan dermatitis atopik pada anak merupakan hasil mutasi genetik pada protein kulit yang disebut fillagrin. Mutasi ini menyebabkan rusaknya pelindung kulit yang terletak diantara sel epidermis kulit. Sehingga kulit dehidrasi dan memberi kesempatan pada pemicu alergi seperti debu dan tungau untuk memberikasn reaksi pada kulit. Reaksinya dalam bentuk gatal, kemerahan dan jika anak menggaruk, akan semakin merah, gatal dan merusak kulit.

Nah, dermatitis pada anak jenis ini akhirnya juga akan mengarah ke alergi, di mana jika anak memakan suatu makanan pemicu alergen, T-Limfosit, salah satu jenis sel darah putih yang melakukan pertahanan terhadap tubuh akan berpindah ke kulit dan menghasilkan peradangan, sebagai reaksi terhadap makanan alergen.

2. Dermatitis Kontak


Dermatitis pada anak yang disebut dermatitis kontak ini terjadi karena reaksi dari paparan atau sentuhan kulit dengan suatu pemicu, seperti logam, racun, atau sabun tertentu. Meski sangat jarang terjadi pada anak, dermatitis kontak bisa tetap terjadi, bahkan bersamaan dengan dermatitis atopik. Gejala dermatitis kontak muncul di daerah mana saja di seluruh tubuh yang terkena paparan. Misalnya, jika anak mengalami dermatitis kontak pada bahan popoknya, kemerahan akan muncul di area pinggang, pantat, dan sekitar selangkangan. Bila anak menyentuh bahan kimia yang sensitif di lengan, maka kemerahannya akan muncul di lengan.

Dilansir dari Healthline, dermatitis kontak  terbagi 3 jenis, yaitu:

  • Dermatitis kontak alergik: alergi terhadap suatu bahan;
  • Dermatitis kontak iritan: reaksi pada bahan pemicu iritasi; dan
  • Dermatitis kontak cahaya: dermatitis karena paparan cahaya, misalnya matahari atau sinar x.

Gejala Dermatitis Pada Anak

Gejala dermatitis atopik dan dermatitis kontak umumnya sama, seperti gatal, kemerahan, kulit kasar dan bersisik, rasa terbakar pada kulit, kulit kering, serta melepuh. Perbedaannya sedikit, seperti lokasi dermatitis (atopik di lipatan tubuh, kontak di mana saja bagian tubuh) serta kecenderungan bentuk iritasinya (atopik cenderung kering dan bersisik, kontak cenderung melepuh dan lebih basah).

Pemicu Dermatitis Pada Anak


Dermatitis atopik dapat dipicu jika keluarga memiliki riwayat medis yang sama, anak memiliki riwayat dermatitis sebelumnya, anak mengidap asma, anak memiliki alergi terhadap sesuatu, demam karena alergi serbuk bunga, kulit terlalu kering, anak mudah berkeringat, mandi terlalu lama, anak mengalami stress, serta kelembapan udara yang menurun.

Sedangkan dermatitis kontak dipicu karena penggunaan sabun, shampoo, detergen, kosmetik, pewarna rambut, sering terpapar bahan kimia, bersentuhan dengan nikel atau logam lain yang sensitif, buah-buahan asam, atau terkena racun tanaman.

Fase Dermatitis Pada Anak

Baik dermatitis atopik maupun dermatitis kontak dapat melalui 3 fase, seperti:

1. Fase Eksim Akut: fase awal dimana kulit mengalami kemerahan, gatal dan kulit terasa kering bersisik. Pada dermatitis kontak bentuk eksim hanya menyesuaikan dengan paparannya, sehingga cenderung berpola, seperti garis atau lingkaran. Sedangkan pada dermatitis atopik, tidak berpola, cenderung merata dan muncul di lipatan tubuh.

2. Fase Sub-Akut: di fase ini ada fase pemulihan. Meski tidak ada pengobatan khusus, eksim yang dibiarkan malah akan parah. Untuk itu, tetap perlu dilakukan hal-hal yang membuat anak nyaman dan kemerahan berkurang.

3. Fase Kronis: eksim pada fase ini merupakan hasil dari dermatitis yang digaruk. Anak yang tidak tahan gatalnya akan terus menerus menggaruk kulitnya. Lama-kelamaan akan membuat kulit rusak, terluka bahkan menimbulkan perbedaan warna. 

Bagaimana Jika Terlanjur Memiliki Dermatitis Pada Anak?


Tidak perlu risau, Bu. Karena dermatitis yang paling umum terjadi pada anak adalah dermatitis atopik, Ibu hanya perlu menjaga kelembapan kulit anak tetap terjaga. Gunakan lotion dengan kelembapan tinggi dan hindari mengajak anak beraktivitas yang banyak mengeluarkan keringat. Masih ada potensi dermatitis kontak pada anak, sehingga Ibu juga perlu memilih sabun, shampoo, detergen bebas bahan kimia berbahaya dan hindari melakukan pewarnaan rambut pada anak. 

Jaga agar anak tidak menggaruk bagian yang kemerahan, lalu bantu mengurangi rasa gatalnya dengan lotion. Bila anak minum ASI, Ibu perlu menjaga beberapa jenis makanan yang bisa bereaksi pada anak. Sprei dan gorden harus sering dibersihkan untuk menghindari debu dan tungau. Kurangi penggunaan AC, dan rutin bersihkan kipas angina 3 hari sekali.

Dermatitis pada anak tidak bisa sembuh dalam waktu dekat. Untuk itu, Ibu dan Ayah harus bersabar dalam menjalani prosesnya. Biasanya, seiring bertambahnya usia anak, berkurang juga gejala yang ditimbulkan. Tetap semangat ya Ibu dan Ayah!

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram