Ibupedia

Menyembuhkan Luka Anak, Pakai Obat Apa?

Menyembuhkan Luka Anak, Pakai Obat Apa?
Menyembuhkan Luka Anak, Pakai Obat Apa?

Jatuh dan terluka adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada saat mereka bermain. Bagi sebagian anak, luka kecil bisa jadi ‘drama hebat’, dikarenakan takut dengan cairan pembersih, obat luka, dsb. Pada luka kecil, cuma dibutuhkan perawatan yang sederhana. Tapi jika lukanya besar atau dalam, tentu perlu perawatan lebih lanjut, ya, Bu. Nah, supaya anak dan Ibu nggak panik ketika anak terluka, mari kita ketahui cara menyembuhkan luka anak.

Pertama, mari ketahui beberapa jenis cedera, di antaranya:

  • Laserasi (luka sobek)
    Adalah jenis luka yang menembus dari kulit hingga ke jaringan lemak, yang disebabkan oleh suatu benda yang tajam.
  • Abrasi (luka gores atau akibat gesekan)
    Luka abrasi tidak menembus ke dalam kulit, biasanya terjadi pada lutut, siku atau telapak tangan. Misalnya jatuh di atas semen atau aspal.
  • Memar
    Adalah pendarahan pada kulit akibat rusaknya pembuluh darah. Memar disebabkan oleh benturan benda tumpul, dan bisa terjadi tanpa luka sobek atau gores.

Cara Membersihkan Luka

Berikut adalah cara membersihkan luka pada anak, yang kami rangkum dari beberapa situs, salah satunya adalah situs kidshealth.org.

1. Luka kecil Atau Gores

  • Cuci tangan Ibu lebih dulu.
  • Tidak disarankan meniup luka untuk menghilangkan kotoran, karena bisa memicu berkembangnya kuman.
  • Cuci luka anak di bawah air mengalir guna menghilangkan kotoran, dan jangan menggosok-gosok luka. Untuk luka yang kecil atau gores, cukup dicuci menggunakan sabun dengan kandungan yang lembut dan tidak wajib menggunakan antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi.
  • Bila perlu, tutup luka dengan plester dan plester wajib diganti dengan yang baru jika basah.
  • Jika lukanya kecil dan ada pada bagian tubuh yang tidak mudah kotor, sebaiknya tidak usah ditutup menggunakan plester, tapi biarkan luka terpapar udara agar cepat mengering.
  • Jika menggunakan plester, gantilah setiap hari dan setelah terbentuk keropeng pada luka tersebut, maka tidak perlu lagi menggunakan plester.

2. Luka Besar Atau Sobek

  • Pertama, tenangkan anak, pastikan anak tahu bahwa Ibu akan membantunya. Jika anak tenang, maka Ibu akan lebih mudah untuk menangani lukanya.
  • Cuci tangan Ibu hingga benar-benar bersih, agar kuman tidak berpindah pada luka anak.
  • Cuci luka di bawah air mengalir, jangan digosok jika terlihat ada kotoran. Selain agar bersih, juga untuk melihat sebesar atau sedalam apa luka tersebut.
  • Balut luka dengan kasa bersih. Sebaiknya, Ibu menggunakan sarung tangan ketika membersihkan luka seperti ini, ya.
  • Jika memungkinkan, tinggikan bagian yang terluka, di atas jantung anak. Contoh, yang terluka adalah kaki anak, cobalah agar anak rebahan dan sanggah kakinya dengan bantal.
  • Tidak perlu menggunakan tourniquet (alat pengontrol aliran darah).
  • Setelah luka ditutup dengan perban, kain atau handuk bersih, berikan tekanan pada luka tersebut menggunakan telapak tangan Ibu selama sekitar lima hingga sepuluh menit.
  • Jika darah yang keluar banyak, sebaiknya tidak membuka dan mengganti perban lebih dulu, tapi tambahkan perban. 

Bawa segera anak ke dokter jika:

  • Luka terjadi di daerah wajah, hal ini untuk mencegah terbentuknya bekas luka atau scars.
  • Luka besar atau menganga dan darah yang keluar banyak. 
  • Darah menyembur.
  • Darah masih tetap keluar (banyak) setelah ditekan selama lima menit.
  • Jika ada kotoran di luka yang tidak bisa Ibu bersihkan sendiri.
  • Luka terjadi di bagian leher.
  • Luka terjadi akibat gigitan (baik itu oleh hewan atau pun manusia), tusukan atau pun sengatan listrik.
  • Bentuk luka tidak ‘lurus’.
  • Luka besar pada bagian tangan atau jari.
  • Ada sesuatu (benda) yang menusuk pada bagian luka.
  • Banyak bagian kulit yang hilang akibat gesekan.
  • Ada tanda-tanda infeksi.
  • Anak merasakan nyeri yang diduga disebabkan oleh adanya tulang yang patah. 

Ada pun beberapa cara mengatasi luka pada anak yang memerlukan perlakuan tambahan, seperti:

  • Jika luka terjadi pada mulut atau bibir, cobalah untuk membersihkan luka dengan air, lalu berikan es batu untuk membantu meredakan pendarahan dan pembengkakan..
  • Jika luka besar atau sobek di bagian daun telinga, sebaiknya anak mendapatkan pemeriksaan oleh dokter. Tiupan langsung atau trauma akibat benda tumpul sehingga menyebabkan memar, juga disarankan untuk diperiksa oleh dokter. 

Setelah mengikuti langkah-langkah untuk membersihkan luka, lalu bagaimana cara mengobati luka anak? Mengutip dari situs sehatq.com, ternyata tidak semua luka membutuhkan pengobatan atau ‘obat merah’. Ada beberapa luka yang tidak sebaiknya diobati dengan ‘obat merah’, yaitu luka akibat gigitan binatang, luka bakar parah, luka dengan kotoran yang masih melekat (walaupun sudah dibersihkan), luka terbuka yang dalam dan besar, serta luka di bagian mata. 

Apakah Luka Harus Dijahit?

Luka menganga bisa memicu infeksi, maka dari itu mungkin luka tersebut membutuhkan jahitan. Semakin lama luka terbuka didiamkan, maka risiko infeksi semakin tinggi. Tergantung dari kondisi luka tersebut, sebaiknya segera dijahit enam hingga duapuluh empat jam setelah luka terjadi. Selain luka menganga, biasanya luka dengan darah yang menyembur, luka pada area wajah, leher serta bibir, adalah yang membutuhkan jahitan. 

Ciri-Ciri Infeksi Pada Luka


Selagi luka dalam masa penyembuhan, perlu dicek seandainya terjadi infeksi. Infeksi kulit adalah kondisi di mana kuman menjangkit pada kulit, atau bahkan lebih dalam hingga ke jaringan di bawah kulit. Pada sebagian kasus, infeksi juga disebabkan oleh parasit. Ketika kulit cedera, maka infeksi mungkin saja terjadi. Misalnya, akibat luka, melakukan tindik, tato, tertusuk, terkena gigitan atau juga sengatan.

Berikut adalah beberapa tanda kulit mengalami infeksi, di antaranya:

  1. Luka mengeluarkan nanah.
  2. Kulit di sekitar area luka menjadi kemerahan.
  3. Terdapat bintil atau pun seperti kerak pada bagian atas luka.
  4. Luka menggelembung atau melepuh.
  5. Luka belum juga sembuh setelah sepuluh hari. Namun hal ini juga tergantung dari besar dan dalamnya luka.
  6. Area luka semakin membengkak, dan semakin terasa nyeri.
  7. Demam.

Hati-Hati, Bahaya Tetanus pada Luka

Selain infeksi, ada hal lain terkait luka yang nggak kalah penting untuk dihindari, yaitu tetanus. Tetanus adalah penyakit serius yang mengenai sistem syaraf. Penyakit ini menyebabkan kontraksi otot, terutama pada bagian rahang dan otot leher. Tetanus juga dikenal istilah lockjaw. Jangan anggap remeh, ya, komplikasi yang terjadi akibat tetanus, bisa berakibat fatal.

Ada beberapa jenis tetanus, namun yang paling umum adalah generalized tetanus. Gejala dari tetanus ini muncul secara bertahap. Biasanya, gejala awal terjadi pada rahang, kemudian menjalar ke bagian tubuh lainnya. Ciri dari generalized tetanus, yaitu otot menegang dan terasa kaku, otot di sekitar rahang sulit digerakkan, terjadi tekanan pada otot bibir, nyeri pada otot leher, sulit menelan, dst. 

Tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut dengan clostridium tetani. Bakteri ini bisa hidup dengan ‘tidur’ (atau dormansi) pada tanah dan kotoran hewan. Intinya, bakteri ini ‘tidur’ hingga ia menemukan tempat yang baik untuk berkembang, yaitu luka. Setelah bakteri tersebut ‘bangun’ dan berkembang, maka akan melepaskan racun yang disebut dengan tetanospasmin, racun yang bisa merusak syaraf yang mengatur fungsi otot.  

Selain luka yang terpapar tanah atau kotoran hewan, ada beberapa faktor lain yang juga meningkatkan risiko tetanus, yaitu luka yang terpapar baja, jarum yang tidak steril, dst. Untuk mencegah terinfeksi bakteri ini, jangan lupa untuk memberikan vaksinasi tetanus pada anak.

Pertolongan Pertama Akibat Luka Bakar

Selain luka sobek, gores atau memar, ada yang lainnya, yaitu luka bakar. Ketika bermain, anak-anak juga bisa, loh, terkena luka bakar, misalnya akibat memainkan korek api, lilin yang menyala atau tersiram air panas. Luka bakar adalah rusaknya jaringan akibat panas (misalnya api, air panas, uap atau benda panas lainnya), terpapar sinar matahari (atau radiasi lainnya) secara berlebih), arus listrik atau pun bahan kimia (thinner, lye, dll). 

Tips mengobati luka bakar:

  1. Siram luka di bawah air mengalir (sejuk), atau tempelkan kain kasa yang sudah dibasahkan hingga nyeri mereda. Jangan menempelkan es batu pada area luka, ya, karena justru akan semakin merusak jaringan.
  2. Segera lepas sesuatu yang ketat sebelum luka membengkak, misalnya cincin atau gelang.
  3. Jangan memecahkan kulit yang melepuh (blisters). Jika pecah, cuci dengan air dan gunakan salep antibiotik untuk membantu mengobati luka anak.
  4. Jika khawatir ada bagian pakaian yang melekat pada luka, segera lepas atau digunting.
  5. Tutup luka bakar dengan perban non adhesive (dengan bahan khusus yang tidak melekat pada luka), sehingga ketika perban dibuka, tidak menimbulkan nyeri dan tidak merusak jaringan yang baru terbentuk.

Sudah diobati, tapi malah timbul bekas luka. Duh, bagaimana, ya, cara menghilangkannya? Scarring atau jaringan parut adalah hal alami yang terjadi dalam proses penyembuhan luka. Tampilan serta cara penanganannya tergantung dari beberapa faktor. Misalnya, kedalaman luka, ukuran, dst.

Ada beberapa jenis bekas luka atau jaringan parut, di antaranya adalah keloid, parut hipertrofik dan kontraktur. 

  1. Keloid
    Keloid adalah dampak dari proses penyembuhan yang berlebihan. Ukurannya pun bisa lebih besar daripada luka itu sendiri. Keloid ditandai dengan penebalan pada kulit (timbul). 
  2. Parut hipertrofik
    Kondisi parut hipertrofik sedikit mirip dengan keloid, namun pada jenis parut ini, tidak tumbuh melebihi dari luka itu sendiri. 
  3. Kontraktur
    Ini adalah bekas luka akibat luka bakar. Bekas luka ini membuat jaringan kulit memendek atau mengerut, sehingga bisa mengganggu pergerakan. Pada kondisi yang parah, jenis bekas luka ini bisa memengaruhi otot dan syaraf, pada kasus seperti ini, mungkin dibutuhkan terapi khusus untuk mengembalikan fungsi gerak tubuh. 

Jaringan parut dikatakan sulit untuk benar-benar dihilangkan, tapi, ada cara untuk memudarkan atau memperkecil ukurannya. Misalnya, Ibu bisa mengoleskan jel silikon, cryotheraphy, terapi laser, dst. 

Sebagai informasi tambahan, dikatan ada cara alami untuk membantu menyembuhkan luka anak lebih cepat.

  • Lidah buaya
    Lidah buaya mengandung glucomannan, yaitu suatu zat yang membantu regenerasi sel sehingga mempercepat produksi kolagen oleh tubuh.
  • Madu
    Madu telah digunakan sejak lama untuk membantu menyembuhkan luka. Madu mengandung antibakteri, antioksidan serta anti peradangan. Selain itu, madu membantu mengurangi terbentuknya bekas luka.
  • Kunyit
    Mirip dengan madu, kunyit juga punya kandungan antifungal, antibakteri dan anti peradangan. Kandungan di dalam kunyit juga membantu mempercepat penyembuhan luka.
  • Minyak kelapa
    Minyak kelapa juga bisa membantu mempercepat penyembuhan luka, dan menurunkan risiko infeksi.

Nah, Bu, itulah langkah membersihkan luka dan tips untuk menyembuhkan luka anak. Ingat, ya, bahwa nggak semua luka wajib diberi obat. Mengobati luka anak dengan bahan alami untuk luka pun, sebaiknya dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter.

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram