Ibupedia

Penyebab Muntah Pada Batita

Penyebab Muntah Pada Batita
Penyebab Muntah Pada Batita

Muntah pada batita biasanya terjadi tanpa penyebab yang perlu dikhawatirkan. Tapi dalam beberapa kasus tertentu, muntah bisa menjadi salah satu tanda untuk masalah kesehatan yang serius. Berikut ini adalah cara mengetahui kapan muntah pada batita memerlukan perhatian medis dan bagaimana menangani muntah yang tidak memerlukan pertolongan dokter.

Bunda, segera hubungi rumah sakit jika batita Anda mengalami masalah pernafasan dan ia menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat seperti mata cekung, demam, bercak pada tangan dan kaki, rasa kantuk luar biasa, rewel, pusing, atau mengigau. Cepatlah menghubungi dokter anak Anda apabila:

  • Muntah mengandung darah. Darah dengan jumlah yang sedikit pada muntah biasanya tak perlu dikhawatirkan. Tenaga yang batita Anda keluarkan saat muntah dapat menyebabkan sobekan pada lapisan pembuluh darah di esophagus. Muntah anak Anda juga sedikit kemerahan jika ia menelan dari dari hidung yang berdarah dalam 6 jam terakhir. Tapi hubungi dokter jika terus terdapat darah pada muntahnya atau jumlahnya meningkat. Jika darah berwarna gelap menyerupai serbuk kopi, segeralah membawanya ke ruang gawat darurat.

  • Anak Anda muntah selama lebih dari 24 jam. Kondisi ini memang dianggap normal untuk beberapa jenis penyakit, tapi tetap periksakan ke dokter untuk memastikan apa yang terjadi.

  • Anak menunjukkan tanda kelelahan dan penyakit kuning. Penyakit kuning yang disertai oleh rasa sakit pada bagian kanan atas perut bisa menjadi tanda hepatitis.

  • Anak menunjukkan tanda dehidrasi, seperti penurunan jumlah pipis (lebih dari 6 hingga 8 jam tanpa ngompol), bibir dan mulut kering, menangis tanpa mengeluarkan air mata,  lesu, dan pipis berwarna kuning pekat.

Bawa batita Anda ke ruang gawat darurat bila:

  • Muntah mengandung cairan empedu yang berwarna hijau atau darah berwarna gelap yang mirip serbuk kopi. Dokter mungkin ingin melihat sampel muntah yang mengandung darah atau empedu, jadi Anda perlu menyimpannya sedikit dalam wadah kantong plastik. Cairan empedu berwarna hijau bisa mengindikasikan usus tersumbat, kondisi yang memerlukan perhatian segera.

  • Anak mengalami perut kembung. Ini bisa mengindikasikan gas berlebih, usus tersumbat, hernia, atau masalah pencernaan lain. Penyumbatan pada usus memang kondisi yang tidak umum tapi bisa berakibat serius.

  • Anak muntah lebih dari sekali setelah mengalami sakit kepala yang mengindikasikan gegar otak.

  • Anak muntah dan terlihat lemah. Jika lehernya juga kaku bisa jadi ini pertanda meningitis.

  • Anak mengalami rasa sakit perut yang berat. Ia tak bisa menjelaskan bagian mana yang sakit, tapi Anda dapat memperkirakan rasa sakit yang masih dapat ia tahan. Ia mungkin mengalami penyumbatan pada perut atau masalah lain yang memerlukan perhatian segera.

Dehidrasi bisa menjadi masalah serius bagi anak kecil. Jika batita Anda muntah diikuti demam atau diare, ia akan kehilangan banyak cairan. Salah-satu cara untuk menjaganya dari dehidrasi saat ia muntah adalah dengan memberinya larutan elektrolit segera setelah ia bisa menerima cairan. Jangan memaksa anak meminum cairan elektrolit bila ia masih muntah setiap 5 hingga 10 menit. Tapi setelah perutnya tenang selama 30 menit, tawarkan ia untuk menghirup cairan ini beberapa kali. Mungkin dengan takaran 1 sendok teh (5 cc) setiap 10 menit untuk beberapa jam. Lalu jika ia bisa menerimanya, tambahkan jumlahnya menjadi 2 sendok teh (10 cc) setiap 5 menit. Terus berikan dan tambah takarannya hingga muntah si kecil berkurang.

Cairan elektrolit bersifat ringan bagi perut, tapi jika batita Anda tak bisa menerimanya, coba beri ia cairan berupa air biasa. Jus kadang bisa memperparah kondisinya terutama bila ia juga mengalami diare. Tapi bila jus hanya cairan yang bisa ia minum, jangan tambahkan jumlahnya melebihi yang biasa ia minum setiap hari. Anda dapat mencampur jus dengan air putih. Jadi jika biasanya ia minum sekitar 85 gram jus sehari, Anda bisa tambahkan air hingga menjadi 200 gram cairan. Jangan memberinya minuman berkarbonasi karena cairan jenis ini tidak bagus untuk gigi dan tidak menenangkan perutnya.

Jangan memberikan pengobatan untuk mengatasi mual kecuali atas rekomendasi dokter. Juga jangan memberi obat dengan kandungan aspirin pada anak. Aspirin dapat membuat anak mudah terkena sindrom Reye, sejenis penyakit langka yang bisa berakibat fatal. Anda bisa membuatkan teh yang nyaman bagi perut si kecil seperti jahe, chamomile, atau peppermint. Sajikan teh untuknya dalam kondisi hangat.

Saat muntah berkurang atau berhenti dan selera makannya sudah kembali, Anda perlahan dapat memberikan bentuk cairan lain termasuk susu dan juga makanan sehat lainnya. Anak yang baru sembuh dari masalah perut disarankan untuk segera mengonsumsi makanan sehat. Tawarkan apapun makanan padat yang bisa ia makan, termasuk karbohidrat seperti nasi dan roti serta buah dan sayuran tapi hindari makanan yang berlemak.

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan yang biasa diberikan pada anak dapat memperpendek waktu penyembuhan selama setengah hari karena makanan tersebut menyimpan kembali nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi. Jangan khawatir jika batita Anda beberapa hari menolak makan karena ia kehilangan nafsu makan, pastikan saja ia tidak mengalami dehidrasi. Dokter memiliki pendapat berbeda untuk konsumsi susu setelah batita muntah, Anda mungkin perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter anak.

Penyebab anak muntah 

Batita muntah dikarenakan banyak sebab. Muntah biasanya tidak bersifat serius meski kadang kondisi ini membuat Anda bingung dan menakutkan bagi si kecil hingga membuatnya menangis. Anda perlu tahu apa saja penyebab muntah untuk memastikan ia baik-baik saja dan untuk membuatnya lebih nyaman.

Jika anak Anda muntah sekali saja, mungkin ini disebabkan ia makan terlalu banyak. Tapi bila muntah terjadi terus-menerus, kemungkinan penyebabnya meliputi:

  1. Menangis dalam waktu lama

    Batuk dan tangisan yang berkepanjangan bisa memicu refleks muntah dan membuat batita Anda muntah. Meski ini menyulitkan bagi Anda dan si kecil, muntah selama menangis secara fisik tidak akan membahayakan batita Anda. Jika ia masih tampak sehat, tak ada alasan yang perlu dikhawatirkan.

  2. Infeksi virus dan bakteri

    Flu perut atau penyakit usus lainnya adalah salah satu kemungkinan penyebab muntah. Jika virus atau bakteri menginfeksi usus atau lapisan perut anak Anda, ia mungkin juga mengalami dehidrasi, kehilangan selera makan, nyeri perut, dan demam. Muntah biasanya akan berhenti dalam 12 hingga 24 jam.

  3. Infeksi lain

    Penyumbatan atau infeksi pernafasan seperti pilek juga bisa memicu muntah, terutama saat anak Anda batuk. Infeksi jalan pipis dan bahkan infeksi telinga bisa kadang menyebabkan mual dan muntah. Muntah juga bisa menjadi gejala penyakit serius seperti pneumonia, meningitis, appendicitis, dan sindrom Reye.

  4. Zat beracun

    Batita Anda bisa muntah jika ia menelan sejenis racun, seperti obat, tanaman, atau bahan kimia. Mungkin juga ia keracunan makanan dari makanan dan air yang tercemar.

  5. Mabuk perjalanan

    Beberapa anak cenderung mengalami mabuk perjalanan. Kondisi ini bisa menjadi masalah jika Anda rutin melakukan kegiatan perjalanan dengan mobil. Para ahli meyakini mabuk perjalanan terjadi ketika terjadi ketidaksesuaian antara apa yang batita Anda lihat dan apa yang ia rasakan dengan bagian sensitif tubuhnya, seperti telinga bagian dalam dan beberapa saraf.

Bila anak baru saja muntah, sebaiknya tunda pemberian makan untuk membantu perutnya lebih tenang. Setelah ia bisa menerima cairan, tawarkan makanan yang mudah dicerna. Bila ia sudah bisa makan tanpa memuntahkannya kembali, Anda bisa terus tawarkan makanan hingga kondisi anak normal.

Anak panas dan muntah

Sesekali muntah tidak jadi hal yang merisaukan, tapi bila anak panas dan muntah, Anda mungkin jadi semakin cemas. Anda tentu ingin lakukan yang terbaik untuk anak, tapi Anda tidak yakin apakah perlu menghubungi dokter. Perhatikan gejala dan perilaku si kecil untuk menentukan penyebab anak panas dan muntah.

  • Penyebab anak panas dan muntah

    Banyak kasus anak panas dan muntah disebabkan oleh virus gastroenteritis atau flu perut. Bila anak Anda mengalami penyakit ini, ia akan muntah, lalu mulai mengalami diare. Penyebab lain bisa bersifat lebih serius seperti meningitis, appendicitis, atau infeksi ginjal.

  • Penanganan anak panas dan muntah

    Kecuali demam sangat tinggi, Anda tak perlu menangani demam anak. Bila ingin mengobatinya, gunakan acetaminophen untuk anak, jangan ibuprofen yang bisa mengiritasi perut.

    Jaga anak tetap nyaman dan biarkan ia muntah kapanpun ia merasa perlu. Berikan banyak cairan untuk membantu menghindari dehidrasi. Berikan makanan yang ramah di perut seperti kaldu, nasi putih, serta pisang.

    Bila anak muntah, kemungkinan ia akan memuntahkan obat yang Anda berikan lewat mulut. Paling baik berikan obat melalui rektum, meski Anda perlu obat khusus untuk ini. Bila anak memuntahkan obat yang Anda berikan dan ingin memberikan dosis lain, tanyakan ke dokter untuk memastikan keamanannya.

    • Gunakan obat anti mual. Jangan berikan antihistamine pada anak kecuali atas saran dokter.

    • Coba akupresur:

      1. Letakkan ujung jadi telunjuk pada pergelangan tangan anak. Anda bisa berikan tekanan lebih dari satu kali. Gunakan cara ini selama 2 hingga 3 menit.

      2. Minta anak makan permen peppermint. Peppermint membuat otot yang kencang di perut menjadi rileks dan membantu menurunkan kontraksi perut yang bisa menyebabkan muntah.

    • Minta anak beristirahat hingga ia merasa lebih baik.

    • Setelah muntah berhenti selama 1 jam, berikan 30 ml cairan tiap 20 menit selama 1 jam. Hindari jus jeruk, jus tomat, dan jus lemon. Hindari jus apel dan jus anggur bila anak mengalami diare. Jangan berikan produk susu atau minuman karbonasi.

    • Bila anak tidak lagi muntah, tingkatkan asupan cairan menjadi 240 ml di jam kedua. Bila ia tidak muntah setelah dua jam, pastikan Anda terus memberi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

    • Setelah merasa lebih baik, anak bisa makan sup, makanan ringan, dan cairan hingga semua gejala hilang selama 12 hingga 48 jam. Hindari makanan berbau tajam yang bisa membuat mual dan muntah.

    • Asam pada muntah bisa mengikis enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Minta anak kumur-kumur dengan air setelah ia muntah, atau menggosok gigi bila memungkinkan.

  • Kapan membawa anak ke dokter bila panas dan muntah?

    Bunda, bawa anak ke dokter bila ia panas dan muntah disertai kaku leher atau urinnya berbau menyengat, yang keduanya bisa menandakan penyakit serius. Bila anak tidak diare setelah satu atau dua hari muntah, ini bukan tanda penyakit infeksi virus yang biasa. Anda perlu ke dokter bila muntah anak berwarna hijau atau terlihat seperti gilingan biji kopi.

    Meski kebanyakan anak panas dan muntah sembuh dengan cepat tanpa pengobatan, gejala ini kadang mengindikasikan penyakit serius. Segera minta bantuan dokter bila anak mengalami:

    • Nyeri perut berat

    • Muntah yang tidak membaik

    • Mengantuk

    • Nafas cepat atau sulit

    • Demam lebih dari 40 derajat Celsius.

    • Meski bila anak tidak mengalami gejala ini, tetap penting untuk menghubungi dokter bila ia berusia kurang dari 3 bulan, mengalami panas dan muntah lebih dari  12 jam, atau demam selama lebih dari 3 hari.

    Penyakit anak mungkin tidak serius bila ia:

    • masih tertarik bermain
    • makan dan minum dengan baik
    • tersenyum pada Anda
    • warna kulitnya normal
    • terlihat sehat ketika suhu panas turun.
    • Jangan terlalu cemas bila anak panas dan tidak mau makan. Ini sangat umum terjadi pada infeksi yang menyebabkan panas. Untuk anak yang masih minum dan pipis normal, tidak banyak makan tidak jadi masalah.

  • Perlukah membangunkan anak yang panas di malam hari?

    Kebanyakan orangtua khawatir dengan panas anak di malam hari. Demam disebabkan oleh berbagai masalah tapi infeksi virus yang paling umum. Bila anak mengalami panas, penting untuk tahu kapan waktunya mencari bantuan medis. Anda bisa lakukan beberapa hal untuk membuat anak merasa nyaman selama sakit.

    Bila panas anak mencapai 38 derajat Celsius atau lebih, hubungi dokter. Bila demam terjadi selama berjam-jam, dokter bisa meminta Anda membawa anak ke dokter. Bila dokter merekomendasikan penanganan yang penting, Anda perlu membangunkan si kecil.

    Untuk anak di bawah usia 3 bulan, hubungi dokter bila demam lebih tinggi dari 38 derajat Celsius. Bayi membutuhkan monitoring yang seksama. Bangunkan bayi bila dokter merekomendasikan perawatan yang mendesak.

  • Memandikan anak saat panas

    Mandi dengan lap dan air hangat bisa  membantu menurunkan panas anak:

    • Mandi seperti ini biasanya tidak dibutuhkan tapi bisa dengan cepat menurunkan panas anak.

    • Rendam anak di air hangat setinggi beberapa inci, dan gunakan spon atau lap untuk membasahi kulit tubuh dan lengan serta kaki.

    • Air saja tidak mendinginkan tubuh anak. Tapi penguapan air dari kulit mendinginkan anak. Jadi jangan tutupi anak dengan handuk basah, yang bisa mencegah penguapan.

    • Jangan gunakan alkohol di air mandi atau kulit untuk menurunkan demam. Alkohol biasanya berbahaya untuk anak.



  • Pencegahan panas dan muntah pada anak

    Pencegahan banyak penyakit bisa dilakukan melalui menjaga kebersihan. Gunakan strategi berikut untuk mencegah anak panas dan muntah:

    • Mencuci tangan dengan sabun dan air

    • Menutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk

    • Memegang makanan dengan tangan yang bersih

    • Anak diimunisasi sesuai jadwal

    • Makan dengan pola makan sehat, termasuk buah dan sayur

    • Mendapat tidur yang cukup.

(Isma)

Follow Ibupedia Instagram