Ibupedia

Perhatikan Memar Di Tubuh Anak, Normal Atau Tidak?

Perhatikan Memar Di Tubuh Anak, Normal Atau Tidak?
Perhatikan Memar Di Tubuh Anak, Normal Atau Tidak?

Pada bayi baru lahir, memar bisa muncul akibat dari kelahirannya. Tak ada yang perlu dicemaskan dari memar ini dan akan hilang sangat cepat dengan sendirinya. Ketika bayi sudah lebih besar dan aktif, ia akan sering membentur benda atau terjatuh. Cedera kecil biasa terjadi ketika bayi mengeksplorasi dunia sekitarnya. Hampir semua bayi, terutama yang sedang belajar merangkak atau berjalan, mengalami memar.

Bila bayi di daycare bersama anak lain, atau ada anak yang lebih besar di rumah, kemungkinan ia mengalami memar lebih besar karena tak sengaja terpukul mainan atau tersikut. Waspadai saat si kecil di sekitar anak lain untuk memastikan ia tidak dalam bahaya. Bicarakan pada pengajar bila di daycare anak sering mengalami memar. Anda memang tidak bisa mencegah tiap benturan, tapi ada langkah untuk menjauhkan anak dari temannya yang suka memukul.

Apapun penyebabnya, memar terjadi ketika pembuluh darah kecil di jaringan lunak dekat permukaan kulit terbentur atau rusak. Ketika darah merembes ke kulit, menyebabkan tanda hitam kebiruan. Lalu tubuh kembali menyerap darah dan memar biasanya berubah jadi kuning kehijauan.

Memar sangat jelas terlihat pada bayi dan anak kecil karena kulit mereka lebih tipis. Memar juga lebih nyata pada anak dengan kulit kuning langsat. Beberapa anak lebih mudah mengalami memar dibanding yang lain.

Cara Mengatasi Memar 

Bunda, kebanyakan memar tidak terasa sakit dan sembuh dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Memar tak perlu ditutup perban bila kulit tidak rusak. Anda bisa membantu mengatasi bengkak dengan menggunakan es selama 15 menit beberapa kali dalam sehari selama 48 jam pertama. Anda bisa gunakan kantong plastik yang diisi es batu dan air, kacang, atau jagung beku bila tidak ada es batu.

Bungkus apapun yang Anda gunakan sebagai kompres dengan lap sebelum meletakkannya di kulit bayi, dan tahan sembari menyusui atau menggendongnya. Bila mengira memar terasa sakit (bayi menangis ketika tersentuh, misalnya), tanya dokter apakah boleh memberikan acetaminophen atau ibuprofen. Meski obat ini bisa mengatasi rasa sakit dan bengkak, tak akan berdampak pada memarnya.

Hubungi dokter bila memar diakibatkan jatuh dari sofa, tempat tidur, atau insiden traumatik. Dokter perlu memeriksa si kecil untuk mencari cedera yang tidak terlihat.

Anda perlu menghubungi dokter bila bayi:

  • Terbentur di kepala dan memar di belakang telinga atau ada tanda retak di tengkorak.

  • Memar tidak hilang dalam 14 hari.

  • Merasa sakit selama lebih dari 24 jam.

  • Mengalami memar pada persendian besar seperti lutut, mata kaki, siku, pergelangan tangan, dan tidak bisa menggunakan persendian itu atau kesulitan menggerakkan tangan atau kaki.

  • Mengalami goresan dan menunjukkan tanda infeksi seperti nanah, demam, atau peningkatan rasa sakit dan bengkak.

Bila bayi mengalami memar yang terlihat akibat cedera di punggung bawah, bicara pada dokter. Ia perlu menjalani tes urin yang bisa mengindikasikan cedera pada ginjal atau organ lain.

Area berwarna hitam dan biru di tubuh anak sering kali menandakan anak mudah mengalami pendarahan. Konsultasikan pada dokter bila anak mengalami memar yang tidak jelas penyebabnya, dan beritahu bila memar disertai hidung atau gusi berdarah, yang bisa mengindikasikan masalah medis yang serius.

Penting untuk membedakan anak yang memiliki gangguan pendarahan serius seperti hemophilia, dan anak yang mengalami memar normal ketika mulai berjalan. Memar normal biasanya ditemukan pada tulang kering, karena pada bagian ini anak tak sengaja sering membenturkan kaki pada benda ketika berjalan atau berlari, memar ini umumnya datar dan kecil. Anak yang lebih kecil juga mengalami memar di dahi akibat benturan kepala dan terjatuh.

Sering mimisan jadi hal lain yang mendorong orang tua menganggap anak mengalami gangguan pendarahan, tapi tanpa beberapa tanda berikut, mimisan dianggap normal pada anak kecil seperti halnya memar.

Tanda pendarahan dan memar abnormal berupa:

  • Memar besar yang terlihat melebihi cedera yang menyebabkannya, misalnya, memar sangat besar karena benturan kecil pada meja.

  • Memar tanpa sebab yang terjadi tanpa riwayat jatuh atau cedera.

  • Memar yang terlalu lama (lebih dari beberapa minggu).

  • Riwayat pendarahan atau mudah memar di keluarga. Banyak gangguan pendarahan, seperti penyakit hemophilia bersifat genetik, jadi riwayat keluarga untuk pendarahan dan mudah memar akan meningkatkan kecurigaan kalau anak juga mengalami masalah yang sama.

  • Hidung berdarah selama lebih dari 15 menit, setelah penanganan dengan metode tekanan.

  • Pendarahan berlebihan setelah prosedur atau pembedahan dental.

  • Memar pada bayi yang belum mulai merangkak, merambat, atau berjalan.

  • Memar pada tempat yang tidak biasa seperti dada, punggung, kepala, telinga, wajah, atau bokong.

  • Pada remaja, periode menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau menstruasi berat selama lebih dari 3 hari.

Kebanyakan anak dengan memar normal tidak perlu menjalani tes. Pada memar berukuran besar atau berkaitan dengan gejala lain yang mengarah ke gangguan pendarahan, maka tes bisa dibutuhkan.

Seperti sudah disebutkan di atas Bun, ketika anak belajar berjalan, ia kemungkinan besar akan terjatuh atau membentur benda dan mengalami memar. Penyebab lain memar bisa berupa:

  • Penyakit von Willebrand, pendarahan genetik meski sering bersifat ringan, yang menyebabkan mudah memar, sering mimisan, pendarahan menstruasi berat, dan pendarahan setelah pembedahan.

  • Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), gangguan autoimun yang memicu pemecahan trombosit di darah dengan antibodi dan jumlah trombosit rendah. Biasanya dipicu oleh infeksi virus setelah anak mengalami memar ukuran besar.

  • Kekerasan pada anak, memar pada bayi, memar yang tanpa sebab, memar di tempat yang tidak biasa (lengan atas, tangan, telinga, leher, bokong) dan memar dengan bentuk spesifik, seperti tanda gigitan, sundutan rokok, atau tanda sabuk, bisa jadi tanda kekerasan pada anak.

  • Thrombocytopenia, jumlah trombosit rendah, yang bisa terjadi ketika trombosit tidak diproduksi atau hancur.

  • Henoch-Schonlein purpura (HSP), gangguan autoimun yang bisa menyebabkan  sakit perut, feses berdarah, nyeri sendi, dan ruam pada lengan, kaki, dan bokong anak.

  • Hemophilia A atau hemophilia B, hemophilia biasanya terdiagnosa sebelum anak berumur 2 hingga 5 tahun, ketika anak mudah mengalami memar, pendarahan di persendian, atau pendarahan berat setelah goresan dan prosedur dental.

  • Kekurangan vitamin K.

  • Leukemia, selain mudah memar, pendarahan, dan jumlah trombosit rendah, anak dengan leukemia biasanya memiliki gejala dan tanda lain, seperti jumlah sel darah merah tidak mencukupi, demam, dan berat badan kurang.

  • Efek samping dari obat tertentu, termasuk aspirin, obat seizure, dan beberapa antibiotik.

Meski memar jadi hal yang normal pada anak yang aktif, segera bertemu dokter anak bila si kecil mengalami memar berat atau mudah memar dan tanda lain dari gangguan pendarahan.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram