Ibupedia

Pertolongan Pertama Saat Anak Tersengat Listrik

Pertolongan Pertama Saat Anak Tersengat Listrik
Pertolongan Pertama Saat Anak Tersengat Listrik

Ketika anak tersengat listrik, baik itu melalui tangan, kaki, atau mulut, arus listrik akan mengalir melalui bagian tubuhnya. Sengatan listrik bisa menyebabkan luka bakar atau cedera serius, tergantung pada kekuatan, jenis arus, dan berapa lama anak tersengat listrik.

Sengatan listrik bisa sangat kecil dan tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Namun, jika anak tersengat listrik dengan arus yang cukup kuat, sengatan listrik tersebut bisa merusak jaringan tubuh si kecil. Saat anak tersengat listrik, ia mungkin mengalami luka bakar, kebas, kontraksi otot, nyeri, lemah, sakit kepala, atau masalah pendengaran. Sengatan listrik yang cukup besar bisa membuat anak pingsan, berhenti berna[as, atau menyebabkan seizure (kejang), kerusakan pada otak, jantung atau organ lain, bahkan kematian

Saat Ibu melihat anak tersengat listrik, cabut sumber listrik dari kontaknya, jika memungkinkan. Jangan sentuh anak dengan tangan telanjang ketika anak tersengat listrik dan jangan biarkan si kecil menyentuh air saat masih ada arus listrik di dalam tubuhnya. Bila Ibu mau memutus kontak listrik pada anak, gunakan benda yang tidak terbuat dari logam dan tidak menghantarkan listrik, seperti sapu kayu atau gulungan majalah.

Bila anak sudah tidak lagi ada kontak dengan arus listrik, Ibu bisa segera periksa napasnya. Jika ia tidak bernapas, minta seseorang menghubungi rumah sakit dan Ibu bisa langsung melakukan CPR (napas buatan). Bila Ibu sendirian, beri pernapasan buatan selama dua menit, lalu hubungi rumah sakit segera.

Buat yang belum familiar, CPR singkatan dari cardiopulmonary resuscitation, ini merupakan langkah pertolongan pertama yang bisa Ibu lakukan untuk menyelamatkan anak yang tidak menunjukkan tanda kehidupan (tidak sadarkan diri atau tidak bernapas). Saat melakukan CPR, Ibu perlu memberikan tekanan pada dada anak dan memberi napas buatan agar darah yang mengandung oksigen mengalir ke otak dan organ vital si kecil lainnya, setidaknya hingga bantuan medis datang. Dengan menjaga sirkulasi darah yang mengandung oksigen, ini akan membantu mencegah kerusakan otak pada anak yang bisa terjadi dalam hitungan menit dan bahkan menyebabkan kematian.

CPR tidak sulit dilakukan kok Bu, ikuti yuk beberapa langkah berikut:

  1. Periksa kondisi bayi

    Setelah anak tersengat listrik, segeralah periksa apakah bayi sadar? Jentikkan kakinya atau tepuk pundaknya dan panggil namanya. Bila tidak ada respons, minta orang lain menghubungi rumah sakit. Kemudian, dengan sigap dan lembut, tempatkan bayi tidur telentang di permukaan yang rata. Pastikan ia tidak mengalami pendarahan berat. Bila terjadi pendarahan, hentikan pendarahan dengan memberi tekanan pada area luka. Jangan lakukan CPR hingga pendarahan sudah terkontrol.

  2. Buka jalan udara 

    Miringkan belakang kepala anak dengan satu tangan dan angkat dagunya dengan tangan lain. Periksa apakah si kecil bernapas atau tidak. Untuk memeriksa napas pada anak, Ibu bisa tempatkan kepala Anda di dekat mulutnya, lalu mata Anda bisa mengarah ke kakinya. Lihat apakah dadanya naik-turun dan dengarkan apakah ada suara napas. Bila anak bernapas, Ibu akan merasakan hembusan napasnya di pipi Anda.

  3. Lakukan napas buatan

    Bila bayi tidak bernapas, berikan dua napas buatan pendek, yang masing-masing berlangsung satu detik. Tutup hidung dan mulut bayi dengan mulut Ibu dan perlahan hembuskan napas ke paru-parunya hingga Anda melihat dadanya naik. Beri jeda antara napas buatan agar udara bisa mengalir keluar. Ingat ya Bu, paru-paru anak jauh lebih kecil dari ukuran orang dewasa, jadi untuk mengisi paru-parunya dengan udara, Ibu tidak perlu memberikan satu napas penuh. Jika Ibu memberi napas buatan terlalu keras atau terlalu cepat, ini bisa memaksa udara masuk ke perut bayi. Bila dadanya tidak naik, berarti jalan udaranya tersumbat.

  4. Lakukan 30 tekanan dada

    Saat si kecil masih di posisi berbaring telentang, tempatkan dua atau tiga jari Ibu di tengah dadanya, tepat di bawah garis imajiner di antara putingnya. Saat jari Anda berada di area tersebut, tekan dada si kecil sekitar 1,5 inci ke dalam. Dorong tepat ke bawah. Tekanan harus halus dan tidak menghentak. Lakukan 30 tekanan dada pada rentang 100 kali per menit. Hitung dengan suara keras, “Satu dan dua dan tiga dan…” Dorong ke bawah ketika mengucapkan angka dan angkat ketika mengucapkan “dan”. Setelah menyelesaikan 30 tekanan, berikan dua napas buatan. Tiap siklus tekanan dada dan napas buatan bisa dilakukan sekitar 24 detik.

  5. Ulangi menekan dada anak dan memberikan napas buatan

    Ulangi kembali pemberian tekanan pada dada dan dua napas buatan. Terus lanjutkan pemberian tekanan di dada dan napas buatan hingga bantuan datang atau si kecil menunjukkan tanda kehidupan. Meski bayi terlihat baik ketika bantuan datang, dokter perlu memeriksanya untuk memastikan jalan udara benar-benar bersih dan ia tidak mengalami cedera di bagian dalam tubuhnya.

Bila napas bayi dalam kondisi baik setelah anak tersengat listrik, periksa warna kulitnya. Hubungi rumah sakit bila ia terlihat pucat. Cari luka bakar di tubuh bayi. Sengatan listrik bisa menyebabkan luka bakar serius. Meski luka bakar tidak terlihat parah, bisa saja itu terasa sakit dan luka bakar pada bibir juga kadang sulit terlihat. Jadi perhatikanlah baik-baik ya Bu.

Bila bayi mengalami luka bakar, jangan gunakan kompres es, salep, atau obat apapun, kecuali Anda yakin luka bakarnya sangat kecil. Sebaiknya segera bawa bayi ke instalasi gawat darurat setelah anak tersengat listrik dan mengalami luka bakar yang cukup luas.

Bila luka bakar berukuran kecil, Anda cukup membawanya ke dokter. Dokter bisa membersihkan luka bakar dan memeriksa kerusakan dalam organ yang sulit terdeteksi. Bila bayi terlihat kesakitan, tanyakan dokter apakah Anda boleh memberi acetaminophen atau ibuprofen untuk si kecil. Bila dokter mengira bayi mengalami kerusakan organ dalam, dokter mungkin akan menyarankan tes laboratorium. Si kecil mungkin akan dirawat bila mengalami luka bakar parah atau kerusakan internal.

Penyebab anak tersengat listrik

Ada beberapa hal yang dapat membuat anak tersengat listrik, antara lain:

  • Menggigit atau mengunyah kabel listrik.

  • Memasukkan benda logam ke colokan listrik.

  • Bermain dengan kabel listrik dan lampu.

Mencegah anak tersengat listrik

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anak tersengat listrik:

  • Tutup colokan listrik dan tempatkan perabot berat di depannya, sampai si kecil sudah cukup besar untuk mengerti kalau stopkontak adalah hal yang berbahaya.

  • Bereskan kabel yang berantakan di rumah dan jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak.

  • Cabut colokan peralatan rumah tangga ketika tidak digunakan.

  • Ketika berada di luar ruangan bersama anak, awasi kabel yang ada di tempat umum.

Anak maupun orang dewasa rentan tersengat listrik tegangan tinggi. Sekitar 1.000 orang mati tiap tahun karena sengatan listrik. Banyak faktor menentukan cedera yang bisa terjadi akibat sengatan listrik, termasuk jenis arus AC atau DC (AC [alternating current] atau DC [direct current]), jumlah arus yang ditentukan oleh voltage sumber listrik, dan aliran lsitrik yang masuk ke tubuh.

Listrik tegangan rendah (kurang dari 500 volt) biasanya tidak menyebabkan cedera serius pada manusia. Paparan pada listrik tegangan tinggi (lebih dari 500 volts) memiliki potensi kerusakan jaringan serius. Anak kecil rentan tersengat listrik tegangan rendah (110-220 volts) yang ada pada alat listrik di rumah. Pada satu penelitian, alat listrik dan kabel listrik menyebabkan lebih dari 63 persen cedera pada anak kurang dari usia 12 tahun. Colokan listrik di tembok menyebabkan 15 persen cedera. Jadi hati-hati ya Bu dengan listrik.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram