Scabies pada Anak, Apa Bisa Menular?
Pernahkah mendengar tentang scabies pada anak?
Scabies ditandai dengan gatal-gatal pada ruam yang muncul di kulit anak. Tapi, Parents perlu tahu dulu apa saja jenis gatal-gatal dan ruam yang bisa dialami anak.
Ruam dan Scabies Pada Anak
Ruam bisa terjadi di sebagian kecil tubuh, bisa juga menyebar. Ruam ada banyak penyebabnya, di antaranya:
- Dermatitis kontak, yang bisa disebabkan oleh suatu zat pada produk kecantikan, pewarna pada pakaian, racun dari tanaman, dst.
- Kondisi autoimun, misalnya penyakit lupus.
- Gigitan pinjal (flea), atau parasit kulit kucing, yang bisa hidup pada kain dan berkembang biak dengan sangat cepat. Gigitan pinjal biasanya ditandai dengan ruam kemerahan.
- Eksim, adalah salah satu gangguan kesehatan pada kulit yang paling umum dan biasanya dimulai sejak usia anak-anak.
- Scabies, yaitu infeksi yang disebabkan oleh tungau.
Scabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau yang hidup dan berkembang biak di dalam kulit penderitanya. Berbeda dengan kutu, tungau ini tidak bisa dilihat tanpa menggunakan alat khusus, penyebab scabies adalah tungau sarcoptes scabiei varian hominis.
Tungau ini masuk ke dalam kulit bagian atas dengan membuat lubang, kemudian lubang-lubang inilah yang tampak seperti garis berkelok pada kulit. Menurut situs cdc.gov, ada pula tungau scabies jenis lainnya yang bisa mengenai hewan seperti pada kucing, anjing, babi dan kuda, yang juga bisa menyebabkan gatal-gatal pada manusia, namun tidak berkembang biak pada kulit manusia.
Scabies sering mengenai anak-anak dan infeksi ini sangat menular. Scabies biasanya menular dari satu anak ke lainnya saat melakukan kontak fisik. Penularan lainnya melalui berbagi pakai barang pribadi (misalnya pakaian atau perlengkapan tidur), kasur dan furnitur.
Scabies pada anak umum terjadi pada anak yang tinggal di tempat ramai dan yang kebersihannya kurang terjaga, contoh pada tempat penitipan anak, asrama atau pesantren.
Gejala scabies pada anak biasanya baru muncul dua hingga enam minggu setelah anak terinfeksi. Namun, scabies sudah mampu menyebar dan menularkan pada orang lain walaupun gejalanya belum muncul.
Beberapa Contoh Gejala Scabies pada Anak
- Gejala umum scabies adalah ruam dan gatal-gatal, yang disebabkan oleh sejenis reaksi alergi terhadap protein dan kotoran tungau. Ruam, biasanya muncul di beberapa bagian tubuh, Pada orang dewasa, ruam biasanya terlihat di antara jari, bahu, bokong, lingkar pinggang, pergelangan tangan, siku, ketiak, penis dan dada.
- Scabies pada anak bayi (dan anak usia dini) biasanya ruam ada di sekitar kepala, telapak tangan, telapak kaki, leher serta wajah.
- Pruritus terutama di malam hari, biasanya muncul sebagai tanda awal.
- Walaupun tungau dan telurnya sudah mati, rasa gatal mungkin akan masih terasa selama beberapa minggu setelah dilakukan pengobatan scabies pada anak.
Cara Mengobati Scabies pada Anak
Biasanya, jika anak terkena scabies, maka anggota keluarga lainnya juga akan diobati. Pengobatan bagi penderita scabies, tergantung dari gejala yang muncul, usia anak dan riwayat kesehatannya.
Adapun contoh pengobatan yang bisa dilakukan misalnya:
- Krim permethrin, yaitu obat untuk mengatasi infeksi parasit pada kulit, seperti kudis (scabies) dan kutu kepala. Jangan lupa tanyakan pada dokter, mengenai area tubuh yang harus dioleskan krim. Krim digunakan pada kulit yang sudah dibersihkan.
- Obat-obatan yang diminum.
- Antihistamin untuk mengatasi gatal.
- Obat-obatan lain yang digunakan pada kulit lainnya bila diperlukan. Misalnya, jika ada luka dan terinfeksi, mungkin anak akan diberikan antibiotik.
- Jangan lupa, potong dan rapikan kuku anak untuk mencegah luka.
Dalam mengobati scabies pada anak, maka seluruh anggota keluarga di rumah atau orang lainnya yang mungkin banyak melakukan kontak fisik dengan anak, misalnya pengasuh, maka harus ikut diobati pula.
Hal ini penting untuk sepenuhnya memutus rantai perkembangbiakan dan penularan tungau. Intinya, supaya si tungau nggak bolak-bolak, ya, Bu.
Cara Mencegah Infeksi dan Tungau Berkembang Biak
Setelah mengetahui anak terinfeksi scabies, maka anggota keluarga lainnya disarankan untuk tidak melakukan kontak langsung pada anak. Untuk membantu mengobati bayi, silakan konsultasikan solusinya pada dokter.
Selain itu, disarankan pula untuk melakukan ini untuk mencegah scabies pada anak:
- Tidak menggunakan atau berbagi pakai barang pribadi (misalnya pakaian dan handuk) dan perlengkapan tidur penderita scabies.
- Pakaian yang sudah digunakan dan perlengkapan tidur (selimut, seprai, dst) sebaiknya dicuci menggunakan air panas.
- Benda-benda yang tidak bisa dicuci, misalnya boneka anak atau bantal, bisa disimpan di dalam plastik (dan ditutup) selama satu minggu. Tungau penyebab scabies ini biasanya mati setelah beberapa hari hidup di luar tubuh manusia. Bisa juga, membawa mainan anak untuk dicuci di tempat khusus.
- Rutin membersihkan furnitur dan mencegahnya lembap. Termasuk di antaranya karpet dan tirai, juga mesti sering dicuci dengan air panas.
- Perlengkapan tidur yang tidak dipakai, sebaiknya disimpan dalam plastik yang kedap.
- Sikat kasur untuk membantu membersihkan telur tungau, dan gunakan vacuum setelahnya.
- Mengatur ventilasi agar ruangan tidak lembap.
- Bila perlu, mengganti kasur dan sofa yang sudah usang.
Nah, sepertinya kita harus membersihkan rumah dengan lebih mendetail nih, Bu. Agar tidak ada tungau di rumah dan demi menjaga si kecil bebas dari scabies.
Editor: Dwi Ratih