Si Kecil Berulah di Sekolah, Bagaimana Solusinya?
Buah hati Anda sudah masuk playgroup atau TK? Bagaimana perilakunya di sekolah, Bunda? Jika si kecil kesayangan Anda termasuk anak yang kerap membuat ulah di kelas, sepertinya Anda harus mulai mencari cara agar dia bisa mengerem kebiasaan buruknya tersebut. Anda tentu tidak ingin anak Anda membuat teman-temannya tidak nyaman, bukan?
Bunda, menurut Alison Ehara-Brown konsultan anak sekolah di Berkeley, California, sebelumnya Anda harus mencari tahu apa penyebab si kecil gemar berulah di sekolah. Dan sesungguhnya, pada umumnya alasan di balik tingkah buruk si kecil sangat sederhana dan mudah ditebak. Apa itu?
“Anak banyak berulah di sekolah bisa jadi karena dia merasa tertekan dan butuh bantuan untuk lepas dari perasaan tersebut, atau ada sesuatu di sekolah yang tidak cocok dengannya,” tutur Ehara-Brown. Nah, tugas Anda sebagai orang tua adalah membantu si kecil mengatasi perasaan-perasaan tidak nyaman tersebut selama si kecil di rumah. Anda juga bisa berperan aktif mengubah situasi di sekolah sehingga menjadi tempat yang lebih menyenangkan bagi buah hati Anda.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa kiat yang bisa Anda coba untuk membantu si kecil mengatasi masalahnya di sekolah, sehingga ia tidak terlalu sering berulah di kelas.
Perhatikan Situasi
Mintalah izin kepada guru kelas si kecil agar Anda diperkenankan masuk dan mencari tahu apa yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Tidak perlu lama-lama, kok, Bunda. Dua hari saja sudah cukup untuk memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas.
Cermati dengan seksama cara mengajar guru anak Anda dan juga cara belajar anak Anda. Dari situ Anda bisa menilai apakah anak Anda merasa tidak nyaman dan mudah marah karena guru anak Anda kurang memperhatikan dirinya? Apakah cara mengajar guru si kecil kurang bisa diterima olehnya? Nilailah semua yang ada di dalam kelas agar Anda bisa menemukan pemicu kenakalan buah hati Anda.
Jika waktu istirahat tiba, ikutlah ke halaman sekolah dan pantau aktivitas bermain anak-anak di sana. Apakah si kecil tampak senang dan mudah berbaur dengan teman-temannya? Ataukah ia justru sering digoda atau ditakut-takuti temannya sehingga ia tiba-tiba mengamuk hebat? Anda akan belajar banyak jika bersedia –dan diizinkan-- mengeksplorasi lingkungan sekolah anak Anda.
Perhatikan Kedekatan Si Kecil dan Gurunya
Hubungan yang kurang bagus antara guru dan murid kerap menjadi pemicu berulahnya seorang anak. Menurut Ehara-Brown, anak akan merasa sedih jika merasa diabaikan oleh gurunya. “Banyak anak yang memiliki masalah perilaku di sekolah ternyata merasa tidak disukai gurunya,” kata pakar sekolah anak ini.
Untuk dapat belajar dan berperilaku dengan baik, sangat penting bagi anak untuk merasa disayangi, terlebih oleh gurunya. Karena itulah terkadang si kecil berulah demi mencuri perhatian sang guru.
Namun jika anak Anda terlalu menjengkelkan bagi gurunya, semisal mendorong hingga hampir terjatuh sehingga sulit bagi guru untuk menyukainya, jalan terbaik adalah memindahkannya ke kelas lain, atau mungkin sekolah lain.
Atau mungkin Anda bisa memberi usul ke sekolah agar menyiapkan tenaga baru yang bisa menangani anak yang sangat haus perhatian seperti buah hati Anda? Bicarakan dengan pihak sekolah, ya, Bunda?
Bekerja Sama dengan Guru Si Kecil
Bagi beberapa anak, hanya duduk di dalam kelas terasa sangat membosankan. Jika anak Anda termasuk kategori ini, bicarakan segera dengan gurunya. Minta bantuannya untuk mengizinkan si kecil bergerak atau beraktivitas selama di kelas sehingga ia tidak lagi berulah.
Katakan pada guru si kecil bahwa ia akan berhenti berulah jika diberi sarana mengeluarkan ekspresinya. Misalnya saat guru sedang menjelaskan sesuatu, dan anak Anda merasa bosan, ia diberi kesempatan menggambar.
Buat Strategi
Berdiskusilah dengan pihak sekolah bagaimana cara membuat si kecil nyaman selama belajar. Menurut Buff Bradley, mantan guru SD di Amerika yang membuka home daycare center, sebaiknya orang tua, anak, dan guru duduk bersama-sama membahas segala hal yang menjadi keluhan si kecil selama di kelas. Semua pihak diharapkan saling berbicara sehingga dapat ditemukan sebuah strategi agar anak bisa lebih baik lagi di sekolah.
Anda bisa meminta si kecil memberi sinyal saat sedang stres, misalnya dengan mengangkat dua jari. Nantinya, guru bisa memberikan sesuatu yang khusus untuk mengalihkan rasa stresnya, seperti membawakan kertas ke ruang guru.
Beri Waktu Si Kecil Beristirahat
Biarkan anak Anda tidak masuk sekolah selama beberapa hari untuk menyegarkan pikirannya. Ajaklah ia bermain atau melakukan hal-hal yang menyenangkan baginya. Bisa pula membawanya pergi jalan-jalan ke pantai, atau sekadar bermain di halaman belakang rumah. Setelah Anda yakin anak Anda sudah cukup segar dan siap bersekolah kembali, Anda bisa mulai mempersiapkannya.
Katakan bahwa Anda Sangat Sayang Padanya
Bagaimana pun juga, anak tetaplah anak yang masih haus pujian dan pengakuan. Anak akan senang jika merasa disayangi orang tuanya, dan dipuji tindak tanduknya. Dalam kondisi seperti ini, saatnya Anda mengatakan bahwa Anda sangat menyayangi dan mempedulikan buah hati Anda. Hanya sekadar mengatakan, “Bunda sayang adik. Adik itu anak pintar,” si kecil sudah merasa dibangkitkan semangatnya, lho, Bunda.
Anda tetap bisa mengungkapkan rasa sayang kepada si kecil kendati ia sedang berada di sekolah. Terutama jika si kecil sudah bisa membaca, Anda dapat membangun kedekatan dengan anak dengan cara menyelipkan kertas bertuliskan kata-kata sayang di dalam tas sekolahnya. Atau bisa juga membuat hiasan lucu pada lunchbox-nya berupa gambar Anda dan si kecil sedang berpelukan.
Ajak Anak Berpikir Betapa Senang Saat Pulang Sekolah
Jika ternyata masalahnya si kecil kurang senang suasana saat berada di kelas, katakan pada si kecil bahwa sepulang sekolah ada hal-hal menarik yang bisa ia lakukan. Ajak dia berpikir yang indah-indah tentang Anda saat sedang bosan di sekolah, atau betapa senangnya setelah ia pulang sekolah.
Daripada anak terus-menerus bete di dalam kelas, minta dia berpikir bagaimana serunya ia dan Anda bermain sepulang sekolah. Dengan begitu, mudah-mudahan si kecil bisa mengalihkan rasa suntuknya dengan pikiran-pikiran yang lebih positif.
Minta Bantuan Profesional
Jika si kecil sudah terlalu sulit ditaklukkan, ada baiknya Anda meminta bantuan profesional (psikolog). Siapa tahu ternyata buah hati Anda menyembunyikan masalah emosional yang tidak ingin ia bagi dengan Anda. Nantinya, psikolog akan mengajak ngobrol si kecil dan mencari solusi atas permasalahan kenakalannya selama di sekolah.
(Dini)