Siapkan Ini di Rumah Selama Social Distancing Ketika Wabah Virus Corona
Apa Itu Social Distancing?
Hingga 21 Maret 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 450 orang, 38 di antaranya meninggal dan 20 orang dinyatakan sembuh. Dengan peningkatan jumlah kasus positif tersebut, pemerintah masih terus melakukan upaya menekan penyebaran virus corona. Salah satu himbauan dari pemerintah yang terus digaungkan pada masyarakat adalah social distancing. Social distancing sendiri berarti pembatasan sosial atau menjaga jarak antar masyarakat di tengah pandemik virus corona.
Social distancing ini tidak hanya berlaku untuk orang yang berusia lanjut atau 50 tahun ke atas, tapi juga harus dilakukan oleh semua orang dari segala usia. Menurut WHO, usia lansia dan pasien dengan riwayat penyakit komplikasi memang lebih rentan mengalami gejala yang serius. Akan tetapi bukan berarti masyarakat yang berusia lebih muda ini kebal terhadap virus corona jenis COVID-19. Orang yang terjangkit virus corona COVID-19 bisa saja tidak memiliki gejala sakit apa pun, namun tetap membawa virus di dalam tubuhnya dan bisa menularkan kepada orang lain yang memiliki imunitas rendah melalui droplet. Di Indonesia, pasien positif COVID-19 berasal dari berbagai usia, mulai dari balita, dewasa muda, hingga lansia. Tingkat kematian pasien virus corona pun mencapai angka 8% dan kini virus corona sudah mulai menyebar ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Dengan social distancing, kita telah berkontribusi meringankan perjuangan para tenaga medis menangani pasien terkait kasus COVID-19. Karena jika jumlah kasus terus meningkat, tidak menutup kemungkinan tenaga medis akan kewalahan dan terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Pemerintah juga telah menetapkan berbagai kebijakan terkait pembatasan sosial atau social distancing ini. Beberapa di antaranya dengan menutup tempat wisata, tempat hiburan, kegiataan keagamaan yang melibatkan banyak orang, meliburkan sekolah dan menggantinya dengan sekolah di rumah atau online, hingga instruksi WFH (work from home) bagi para pekerja kantoran maupun usaha mandiri. Meski demikian, ternyata banyak masyarakat yang masih menyepelekan himbauan ini karena kurangnya kesadaran maupun belum meratanya sosialisasi tentang urgensi social distancing di tengah pandemik COVID-19. Kondisi ini sangatlah serius dan sudah saatnya masyarakat mengambil langkah tepat untuk memerangi virus ini bersama-sama. Masyarakat harus selalu ingat untuk menerapkan pola hidup sehat dan rajin mencuci tangan dengan sabun.
Berikut beberapa hal yang bisa Ibu dan keluarga lakukan selama social distancing:
Menghindari keramaian seperti pusat perbelanjaan, tempat wisata, bioskop, dan kumpul-kumpul.
Mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak mendesak seperti nongkrong di tempat makan.
Menghindari berkendara dengan transportasi umum. Jika terpaksa, gunakan masker dan menjaga jarak dengan penumpang lain, terapkan etika batuk dan bersin, hindari menyentuh wajah, serta rajin mencuci tangan dengan sabun.
Mengingatkan dengan baik kepada orang di sekitar rumah untuk melakukan social distancing dengan cara #dirumahaja.
Menghindari membeli makanan terbuka di luar, cobalah untuk memasak sendiri di rumah.
Jika terpaksa keluar untuk membeli bahan makanan atau kebutuhan rumah tangga lainnya, usahakan untuk membeli stok kebutuhan yang cukup selama jangka waktu 2 minggu untuk mengurangi intensitas keluar rumah. Saat di pusat perbelanjaan, gunakan masker dan jaga jarak dengan pembeli lainnya. Saat sampai di rumah segera cuci tangan, mandi, dan merendam baju yang digunakan dengan sabun.
Hal yang Harus Disiapkan Selama Social Distancing
Makan adalah kebutuhan pokok setiap manusia, sehingga ini harus menjadi prioritas Ibu dan keluarga saat berbelanja. Selain itu, obat-obatan dan kebutuhan kebersihan rumah tangga seperti sabun dan perlengkapan mandi juga tidak kalah penting. Tapi selalu ingat untuk membeli dalam jumlah yang wajar, yaitu cukup untuk stok selama 2 minggu. Menimbun makanan dan barang lain secara berlebihan tidak disarankan karena akan menyebabkan melonjaknya permintaan persediaan dan menimbulkan panic buying di antara masyarakat. Hal ini tentu bisa berdampak pada stok bahan pangan yang langka dan merugikan orang lain yang juga membutuhkan.
Bagi keluarga yang terbiasa melakukan belanja bulanan, tidak perlu melakukan panic buying atau menambah daftar belanjaan biasanya. Ibu bisa memeriksa terlebih dahulu apa saja yang masih belum tersedia atau stoknya mulai menipis, dan membeli secukupnya. Namun, jika kondisi finansial keluarga tidak memungkinkan untuk menyediakan kebutuhan selama 2 minggu ke depan di saat itu juga, Ibu bisa mendahulukan kebutuhan pokok selama tiga hari ke depan seperti beras, lauk, dan sayur.
Kebutuhan Pokok (Pangan)
Sayur dan buah-buahan;
Protein: ayam, daging, ikan, telur, dan lain-lain;
Bumbu rempah dapur;
Susu dan snack untuk si kecil;
Beras, minyak, gula, garam, kecap;
Frozen food, jika diperlukan;
Roti, mi, sereal, cemilan sehat;
Susu untuk keluarga, jika dibutuhkan; dan
Makanan dan kebutuhan hewan peliharaan.
Obat-obatan
Stok obat dengan resep, bisa diskusikan dengan dokter terlebih dahulu;
Obat demam, flu, pereda nyeri, diare, maag, dan lainnya;
Vitamin untuk anak dan dewasa; dan
P3K untuk luka: antiseptic, plester luka, kasa, salep untuk memar dan luka bakar.
Perlengkapan Keluarga
Tisu kering dan tisu basah;
Popok dan pembalut;
Sabun, pasta gigi, sampo, dan perlengkapan mandi lainnya, termasuk milik si kecil; dan
Bahan pembersih di rumah: deterjen, pembersih lantai, handwash.
Jaga Kesehatan Mental
Membaca berita tentu sangat penting agar Ibu dan keluarga tahu kondisi terkini terkait virus corona di Indonesia.
Bijaklah dalam membagikan berita dengan cara menyortirnya terlebih dahulu dan menyingkirkan hoax. Bila diperlukan, lakukan detox digital selama beberapa jam dalam sehari.
Habiskan waktu di rumah dengan membaca buku, menonton serial, atau bermain dengan keluarga.
Mengobrol dengan keluarga atau teman lewat video call atau message.
Jika harus bekerja dari rumah, buat jadwal dan spot khusus untuk bekerja. Ayah dan Ibu bisa membuat kesepakatan khusus jika harus bergantian menemani si kecil di jam kerja.
Jaga Kebugaran Tubuh
Tetap berolahraga dengan menonton tutorial di youtube
Lakukan meditasi untuk membantu pikiran menjadi lebih tenang.
Sempatkan menghirup udara segar dan sinar matahari pagi di depan rumah saat sepi.
Social Distancing Bagian dari Solidaritas
Social distancing yang dilakukan secara masif ini bukan tanpa risiko. Dengan adanya pembatasan jarak, beberapa jenis pekerjaan terkena imbasnya. Harga bahan pangan dan kebutuhan dasar rumah tangga melonjak drastis sementara penghasilan orang-orang dengan pekerjaan harian semakin tidak menentu. Di saat inilah solidaritas masyarakat harus ditingkatkan dan social distancing semestinya tidak menjadi penghalang untuk melakukannya.
Berikut beberapa hal yang bisa Ibu dan keluarga lakukan untuk menjaga solidaritas selama social distancing:
Membeli Kebutuhan di Toko Kecil
Jika Ibu memiliki kebutuhan rumah tangga yang lupa dibeli atau berjumlah sedikit, Ibu bisa membelinya di toko kelontong di sekitar rumah. Selain tidak perlu jauh-jauh ke pusat perbelanjaan yang cenderung lebih ramai, Ibu juga membantu para pengusaha toko mendapatkan penghasilan. Hindari berkerumun saat membeli keperluan dan segera pulang setelah selesai. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sesampainya di rumah.
Gunakan Jasa Penjual Sayur dan Bahan Pangan Keliling
Sama halnya dengan membeli di toko kecil, Ibu bisa meminta bantuan penjual sayur dan lauk keliling untuk membeli kebutuhan pangan. Beberapa waktu lalu sempat viral seorang penjual sayur yang menerima pesanan dari pelanggannya melalui pesan WA. Penjual sayur tersebut akan membelinya ke pasar sesuai pesanan, lalu meletakkannya di teras atau pagar rumah pelanggannya. Ibu juga bisa melakukan hal yang sama dengan penjual sayur keliling di sekitar rumah. Dengan begitu, Ibu mengurangi intensitas keluar rumah dan penjual sayur keliling pun tetap bisa berpenghasilan setiap harinya.
Perhatikan Sekitar, Bantu Mereka yang Membutuhkan
Mengingat bahan pangan dan kebutuhan mendasar lainnya yang semakin mahal, tentu rakyat kecil juga terkena imbasnya. Jangan sampai social distancing menghalangi Ibu untuk berempati pada orang sekitar yang memerlukan pertolongan. Hal-hal kecil seperti berbagi makanan dan bantuan mendasar lainnya akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Ikut Berpartisipasi dalam Penggalangan Dana
Saat ini penggalangan dana mulai banyak dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang disebabkan oleh pandemik virus corona jenis COVID-19. Dana yang didapat tersebut rencananya akan digunakan untuk membantu tenaga medis dengan menyediakan perlengkapan APD (alat pelindung diri), hingga berupa suplai sembako dan bahan dasar kebutuhan rumah tangga untuk rakyat miskin. Ibu bisa ikut berpartisipasi dalam penggalangan dana ini dengan menyumbang semampunya dan membagikan informasi ini ke masyarakat luas.
Berikan Masker Jika Melihat Orang Sakit
Membeli masker dalam jumlah banyak di tengah kondisi Indonesia yang cukup darurat ini bukanlah hal bijak. Bila Ibu dan keluarga tidak memiliki gejala yang mengarah pada COVID-19, Ibu tidak perlu menggunakan masker dan menimbun cadangan di rumah. Masker boleh digunakan di saat sakit (flu, batuk, bersin, sakit tenggorokan) atau terpaksa keluar rumah dalam jarak jauh dan dengan kemungkinan bertemu banyak orang, misalnya saat membeli bahan makanan di pusat perbelanjaan atau selama perjalanan ke tempat kerja. Bila Ibu memiliki masker lebih, Ibu bisa memberikannya kepada penjual sayur keliling langganan yang harus menerobos keramaian di pasar dan orang yang memiliki gejala seperti batuk, bersin, dan pilek.
Terus Ingatkan Orang Sekitar
Bijak dalam bersosial media juga memiliki andil penting dalam hal saling mengingatkan untuk menjaga pola hidup sehat, rajin mencuci tangan dengan sabun, hingga himbauan untuk melakukan social distancing dan #dirumahaja. Meskipun banyak serangan hoax dan informasi misleading yang sering memancing emosi, sebaiknya Ibu tetap tidak menyerah, salah satunya dengan cara selalu memberikan informasi yang kredibel dan mengingatkan apabila ada informasi yang salah atau berpotensi hoax.
Rasa panik dan khawatir yang dirasakan saat ini memang hal yang wajar. Akan tetapi, ada baiknya apabila perasaan tersebut dijadikan sebagai pengingat untuk selalu melakukan upaya pencegahan sebisa mungkin. Yakinlah bahwa pikiran yang positif dan tubuh yang sehat akan membantu meningkatkan daya tubuh kita. Sehingga, usahakan berfokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan cobalah untuk terus memelihara sugesti positif bahwa kita bisa melewati pandemi ini bersama-sama dengan selamat.
(Dwi Ratih)