Sudah Masuk Indonesia! Yuk, Cermati Ciri-Ciri Cacar Monyet
Penyebaran dan ciri-ciri cacar monyet sepertinya tampak mulai meresahkan publik, Ya? Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat digegerkan dengan adanya penyebaran virus yang menyebabkan penyakit cacar monyet atau secara global dikenal sebagai monkeypox.
Menurut World Health Organization (WHO), cacar monyet adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini merupakan infeksi virus zoonosis yang dapat tersebar dari hewan ke manusia, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa penyakit ini juga dapat disebarkan antara manusia satu dengan yang lain.
Pada bulan Agustus 2022, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa terdapat satu kasus cacar monyet di Indonesia yang telah terkonfirmasi. Pasien ini mengalami gejala penyakit cacar monyet setelah pulang dari perjalanan luar negeri sehingga perlu melakukan isolasi mandiri untuk mencegah penyebarannya.
Bagaimana ciri-ciri cacar monyet? Apakah cacar monyet berisiko bagi Ibu hamil dan menyusui? Apa yang dapat Ibu lakukan untuk mencegahnya? Yuk, simak penjelasan berikut untuk tahu informasi lengkapnya!
Ciri-Ciri Cacar Monyet
Gejala dan ciri-ciri cacar monyet sangat bervariasi pada tiap penderitanya. Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, beberapa kondisi tubuh ini bisa menjadi ciri-ciri cacar monyet, antara lain:
- Demam;
- Sakit kepala;
- Nyeri Otot;
- Nyeri Punggung;
- Pembengkakan pada kelenjar getah bening;
- Tubuh menggigil;
- Gangguan pernafasan, seperti radang tenggorokan, hidung tersumbat, batuk, dan sebagainya;
- Ruam berbentuk seperti jerawat atau benjolan melepuh pada wajah, mata, mulut, dan bagian tubuh lain, seperti tangan, kaki, dada, alat kelamin, dan anus. Ruam ini dapat berlangsung selama 2-4 minggu.
Umumnya, penderita akan mengalami ruam pada tubuh yang dilanjutkan dengan gejala dan ciri-ciri cacar monyet lainnya, namun ada pula yang mengalami ruam tanpa gejala lain. Ruam pada penderita akan melewati beberapa fase sebelum akhirnya sembuh sepenuhnya.
Mulanya, ruam berbentuk datar, kemudian akan terisi dengan cairan dan mulai mengeras. Selanjutnya, ruam tersebut akan mengering dan rontok hingga terbentuk lapisan kulit baru di bawahnya.
Penyebaran Cacar Monyet
1. Penyebaran dari hewan ke manusia
Cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui kontak fisik secara langsung terhadap hewan yang terinfeksi. Hewan pengerat dan primata kerap menjadi inang bagi penyakit cacar monyet.
2. Penyebaran dari manusia ke manusia lain
Cacar monyet menyebar ke manusia melalui kontak dekat dengan seseorang yang memiliki ruam cacar monyet. Kontak ini dapat berupa kontak wajah, kontak kulit, kontak mulut, hingga kontak seksual. Lingkungan juga dapat terkontaminasi virus monkeypox, hal ini dapat terjadi akibat sentuhan pada benda-benda bekas penderita cacar monyet, seperti pakaian, handuk, sprei, dan permukaan. Virus dapat menyebar melalui tetesan pernapasan, dan mungkin melalui aerosol jarak pendek. Kemungkinan mekanisme penularan cacar monyet melalui udara belum diketahui secara pasti dan sedang diteliti lebih mendalam.
Pencegahan Cacar Monyet
- Menghindari kontak tanpa pelindung dengan hewan liar, terutama yang sakit atau mati;
- Menghindari kontak pada daging dan darah hewan liar yang sakit atau mati;
- Memastikan daging atau bagian hewan harus dimasak dengan matang sebelum dimakan;
- Membatasi kontak dengan orang dengan gejala cacar monyet;
- Menjaga kebersihan lingkungan;
- Rajin mencuci tangan.
Perawatan Cacar Monyet
Orang yang telah menunjukkan ciri-ciri cacar monyet, umumnya akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan perawatan medis secara khusus. Pengobatan dapat dilakukan untuk meredakan beberapa gejala cacar monyet yang dialami, seperti pereda nyeri dan demam. Selama proses penyembuhan, penderita cacar monyet harus melakukan isolasi mandiri dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Beberapa tindakan berikut ini juga dapat membantu proses penyembuhan cacar monyet:
- Menjaga tubuh agar tetap terhidrasi;
- Konsumsi makanan bergizi;
- Istirahat yang cukup;
- Menghindari menggaruk kulit;
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi atau ruam;
- Menjaga kulit tetap kering dan terbuka, namun penderita harus menutupnya menggunakan perban atau pakaian saat berada dalam satu ruangan dengan orang lain;
- Menjaga kebersihan dan merawat ruam dengan air steril atau antiseptik;
- Berkumur dengan air garam dapat membantu merawat lesi di mulut;
- Mandi dengan air hangat, soda kue, dan garam Epsom untuk membantu mengatasi lesi pada tubuh;
- Mengonsumsi lidokain dapat membantu menghilangkan sakit pada lesi oral dan perianal.
Risiko Cacar Monyet pada Ibu Hamil dan Menyusui
Berdasarkan informasi yang dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, Ibu yang terinfeksi cacar monyet selama kehamilan dapat berbahaya bagi janin. Ibu hamil sebisa mungkin harus membatasi kontak dekat dengan orang bergejala cacar monyet.
Hal ini disebabkan karena virus monkeypox dapat menyebar dari Ibu hamil ke janinnya. Jika Ibu hamil merasa telah terpapar atau menunjukkan gejala dan ciri-ciri cacar monyet, segera hubungi tenaga kesehatan agar dapat dibantu mengakses perawatan yang Ibu butuhkan.
Cacar monyet juga dapat menyebar melalui melalui kontak skin-to-skin dari orang tua dengan cacar monyet ke bayi atau anak sehingga kontak dekat dengan anak perlu kehati-hatian. Jika Ibu yang sedang menyusui memiliki ciri-ciri cacar monyet dan terkonfirmasi, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Mereka akan menilai risiko penularan cacar monyet saat menyusui bayi. Ibu akan diberikan arahan untuk mengurangi risiko penularan dengan cara mengambil tindakan seperti menutupi luka dan mengenakan masker. Selebihnya, belum diketahui pasti apakah virus monkeypox dapat menular dari orang tua ke anak melalui ASI sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Demikian beberapa informasi terkait penyebaran, pencegahan, hingga ciri-ciri cacar monyet. Semoga dapat menambah pengetahuan Ibu untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman cacar monyet, ya!
Editor: Atalya