Ibupedia

Tips Membersihkan Rumah Setelah Banjir

Tips Membersihkan Rumah Setelah Banjir
Tips Membersihkan Rumah Setelah Banjir

Banjir. Hmm, kalau mendengar kata banjir pasti masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Apalagi bagi mereka yang tinggal di Jakarta dan harus merasakan banjir yang selalu datang paling tidak sekali dalam setahun. Saking seringnya menghadapi banjir, orang-orang pun cenderung rileks dan kurang memperhatikan kesehatan serta kebersihan tempat tinggal mereka setelah banjir surut. Upaya masyarakat membersihkan rumah setelah banjir mungkin sebatas mengepel rumah, mencuci baju, mengeringkan barang-barang, lalu kembali deh ke aktivitas semula.

Padahal, ada serentetan kewajiban yang harus Ibu lakukan saat membersihkan rumah setelah banjir. Seperti yang umum diketahui, banjir membawa banyak dampak buruk serta risiko penyakit, baik itu gangguan kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.

Risiko terbesar dari banjir biasanya mencakup kasus tenggelam atau terluka saat berada di tengah-tengah arus air. Itulah mengapa Ibu dan keluarga sebaiknya menjauhi lokasi yang kebanjiran sebisa mungkin. Kalaupun harus masuk ke dalam air, maka jangan lupa memakai sepatu karet boot serta sarung tangan tahan air. Waspadalah selalu terhadap potensi bahaya apa pun di dalam air, misalnya kubangan, selokan, atau lubang dalam tanpa tutupan. Banjir juga turut membawa risiko terjadinya infeksi penyakit karena penyebaran virus dan bakteri. Perhatikanlah kesehatan keluarga Ibu dan segera mencari pertolongan medis apabila anak menampakkan gejala diare, demam, atau kram perut saat atau setelah banjir.

Kondisi kesehatan mental dan emosi setelah banjir

Kondisi selama banjir (apalagi kalau sampai keluarga Anda kehilangan mata pencaharian sesaat) bisa jadi membuat stres berkepanjangan. Apalagi ketika banjir surut dan Ibu harus membersihkan rumah setelah banjir, hmm pasti stamina fisik pun terkuras habis.

Salah satu cara untuk menjaga diri agar tidak stres adalah dengan berpikiran positif dan ikut larut dalam gerakan komunitas. Ingat, yang mengalami banjir bukan hanya keluarga Anda! Bisa jadi kondisi tetangga ada yang jauh lebih buruk, lho.

Bicaralah pada teman, tetangga, dan anggota keluarga lainnya sembari menunggu keadaan kembali seperti semula. Kalau usaha Anda terhenti sesaat karena banjir dan bisnis pun mengalami kerugian, maka berkonsultasilah pada orang-orang yang lebih ahli. Mereka pasti juga pernah mengalami jatuh bangun dalam bisnis, namun sanggup bangkit kembali. Jadi, daripada sibuk mengutuki banjir, maka persiapkan diri Anda untuk bangkit kembali nanti setelah banjir reda. Stay positive, Mom!

Tips tetap sehat selama rumah masih terkepung banjir

  • Menjaga lingkungan sekitar tetap higienis akan turut mengurangi risiko infeksi penyakit. Jangan lupa untuk selalu membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih ketika:

    • selesai memakai toilet;

    • mau makanan; dan

    • setelah terkena kontak dengan air banjir atau benda-benda apapun yang terkontaminasi air banjir

  • Selain itu, jangan biarkan si kecil bermain-main dengan air banjir! Selalu ingatkan anak untuk sering-sering mencuci tangan, terutama sebelum makan. Apabila anak mengalami lecet atau ada luka yang belum kering pada tubuh, maka gunakanlah plester luka tahan air atau jaga agar luka tersebut tidak terekspos air banjir.

  • Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan sebelum menyiapkan makanan selama banjir:

    • Hindari mengonsumsi makanan apa pun (termasuk makanan kalengan) yang terkena kontak dengan air banjir ya, Bun!

    • Cuci semua permukaan tempat untuk memasak, plastik, gelas, talenan, panci, pisau, wajan, dan semua perlengkapan makan lainnya dengan menggunakan air panas serta detergen. Jangan lupa gunakan pula disinfektan saat membersihkan keperluan memasak, namun tak perlu sampai menggunakan disinfektan yang terlalu kuat seperti pemutih.

    • Buang semua alat memasak yang terbuat dari kayu apabila telah terkena kontak dengan air banjir.

    • Cuci tangan Ibu sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.

    • Pastikan agar semua laci dan permukaan tempat di mana makanan disimpan tidak dalam keadaan rusak karena banjir. Jangan merasa berat hati alias 'sayang' saat harus membuang bahan makanan karena bagaimanapun tetap saja kesehatan keluarga Ibu itu nomor satu!

    • Untuk mencuci bahan makanan yang akan Anda makan tanpa dimasak (salah atau buah, misalnya), maka cucilah sayur dan buah dengan menggunakan air rebusan yang sudah didinginkan terlebih dahulu.

    • Apabila pipa air di sekitar rumah tidak rusak dan tidak tercemar air banjir, maka aman-aman saja  untuk menggunakan air keran. Gunakanlah air keran tersebut untuk merebus makanan atau memasak sesuatu.

    • Bersihkan dengan teliti isi kulkas dan laci penyimpanan makanan apabila kemasukan air banjir. Apabila terjadi pemadaman listrik dan kulkas dibiarkan tertutup selama mati lampu, maka makanan di kulkas akan tetap dalam keadaan baik sampai 4 jam kemudian. Namun, bila mati lampu terjadi lebih dari 4 jam, maka sebaiknya buang semua makanan di dalam kulkas disingkirkan. Begitu pula dengan makanan di dalam freezer, apabila freezer dalam keadaan mati dan tertutup lebih dari 24 jam, maka sebaiknya Ibu membuang makanan-makanan tersebut. Hal ini sesuai dengan seruan Public Health England , "when in doubt throw it out" yang intinya mengajak Ibu untuk membuang makanan setiap ragu-ragu hendak memakannya.

Tips membersihkan rumah setelah banjir

Berikut ini adalah tips membersihkan rumah setelah banjir yang bisa Ibu lakukan:

  1. Membersihkan pakaian

    • Gunakan boots karet dan sarung tangan tahan air ketika hendak membersihkan pakaian. Ketika menggosok atau menyiram baju, seringkali air banjir terciprat ke muka, maka sebaiknya gunakan penutup muka dan kacamata pula sebagai proteksi tambahan.

    • Cuci pakaian dan kasur dengan air panas jika terendam banjir.

    • Pakaian yang Ibu gunakan saat sedang membersihkan rumah setelah banjir harus dicuci terpisah dari pakaian bersih lainnya.

    • Bersihkan dinding dan permukaan benda lainnya dengan air panas yang sudah dicampur sabun. Lebih baik lagi apabila menggunakan detergen dan disinfektan sampai semua barang-barang terlihat bersih seperti sedia kala.

    • Buang semua benda seperti gorden atau bantal yang sudah benar-benar rusak  karena terkena banjir.

  2. Peralatan elektronik. Jangan nyalakan alat elektronik apapun jika terlihat masih basah karena air. Ibu boleh menyalakannya jika peralatan tersebut sudah diperiksa keamanannya oleh yang ahli.

  3. Anak-anak. Jauhkan anak-anak dari area yang terkena dampak banjir sampai Ibu selesai membersihkan semua ruangan. Begitu pula dengan binatang peliharaan, jangan biarkan mereka berlarian di dalam rumah dan mengganggu proses bersih-bersih.

  4. Asuransi. Apabila rumah Ibu diasuransikan, maka segera hubungi kantor asuransi Anda dan ikuti saran-saran mereka. Ambil foto rumah sebelum dibersihkan dan tanyakan pada petugas asuransi sebelum membuang barang-barang yang tidak bisa dipakai lagi karena banjir. Misalnya, karpet dan kasur tidur.

Banjir memang menjadi permasalahan yang kadang membuat stres. Oleh karena itu, wajar saja jika Ibu dan keluarga merasa cemas, kesal, dan susah tidur.

Apabila rumah Ibu tingkat dua, maka kegiatan keluarga pun biasa dilakukan di lantai atas sampai menunggu banjir reda dan tiba waktunya membersihkan rumah setelah banjir di lantai satu. Namun, bagi mereka yang hanya memiliki rumah satu lantai dan tanahnya tidak begitu tinggi, pasti rasanya jauh lebih merepotkan.

Nah, kalau ada tetangga yang kerepotan, maka berempatilah dan undang mereka untuk mengungsi sebentar ke rumah Anda yang cenderung lebih baik keadaannya. Banjir adalah masalah bersama, jadi dengan saling membantu maka masalah tersebut pun akan terasa lebih mudah.

(Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram