Tips Puasa Untuk Ibu Menyusui
Ibu menyusui mendapat keringanan dengan dibolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadhan. Keputusan Anda untuk berpuasa atau tidak berpuasa bisa dipengaruhi oleh usia bayi. Bayi di bawah usia 6 bulan dan diberi ASI eksklusif memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak usia satu tahun yang sudah makan MPASI dan hanya menyusu di malam hari. Sebelum membuat keputusan, bicarakan hal ini dengan kerabat atau teman yang pernah berpuasa saat menyusui. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter, konselor laktasi, atau pemuka agama.
Apakah Berpuasa Saat Menyusui Bisa Membahayakan Bayi?
Jangan khawatir, Bunda. Anda bisa tetap memproduksi ASI meski berpuasa. Penurunan kalori selama Ramadhan tidak mempengaruhi jumlah ASI yang Anda produksi. Tubuh beradaptasi dengan mengubah caranya membakar kalori. Tubuh lebih baik dalam melepas energi dan produksi ASI meski kelihatannya Anda kurang makan atau cairan selama berpuasa.
Bahkan Anda bisa tidak makan selama 24 jam tanpa mempengaruhi kuantitas atau nilai nutrisi dari ASI. Tapi bila mulai merasakan efek puasa secara fisik, Anda perlu membatalkan puasa demi kesehatan diri sendiri.
Puasa Dan Perubahan Pada ASI
Berat badan atau tingkat pertumbuhan bayi yang menyusu tidak terpengaruh oleh ibu yang berpuasa selama Ramadhan. Bayi akan terbiasa dengan perubahan pada ASI, bergantung apa yang Anda makan dan seberapa banyak ia perlu menyusu. Bila Anda makan sangat sedikit sehingga berat badan menurun, jenis lemak di ASI bisa berubah, tapi bukan jumlahnya.
Jenis lemak pada ASI bervariasi dari satu ibu ke ibu lain dan pada ibu yang sama seiring berjalan waktu. Tubuh akan mengambil lemak dari persediaan lemak Anda sendiri untuk memproduksi ASI untuk bayi bila tidak ada cukup lemak dalam makanan yang Anda makan.
Puasa Dan Ibu Menyusui
Peneliti membandingkan kesehatan ibu menyusui yang berpuasa dengan ibu menyusui yang tidak berpuasa. Keduanya memiliki keseimbangan kimia yang sama di dalam darah, menandakan tubuh berfungsi sama baiknya. Tubuh akan beradaptasi selama Anda berpuasa. Tapi Anda sendiri yang bisa merasakan seberapa hausnya saat berpuasa dan menyusui. Dehidrasi akan membuat Anda merasa tidak sehat. Beberapa tanda yang menunjukkan kalau Anda mengalami dehidrasi antara lain:
Merasa pusing atau akan pingsan.
Merasa sangat haus.
Urin berwarna gelap.
Mengalami sakit kepala.
Merasa lelah, lemah, atau stamina menurun.
Mulut, bibir, dan mata kering.
Bila mengalami beberapa tanda ini, segeralah berbuka puasa dengan air putih. Idealnya tambahkan gula dan garam pada air putih, lalu istirahat. Setelah setengah jam, bila masih merasa tidak sehat, hubungi dokter atau bidan.
Tips Berpuasa Selama Menyusui
Persiapan puasa akan membantu Anda tetap dalam kondisi sehat. Yang bisa Anda lakukan:
Menyiapkan kebutuhan dengan berbelanja dan melakukan tugas rumah yang membutuhkan energi ekstra sebelum mulai berpuasa.
Membuat diary makanan untuk memastikan Anda mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup.
Istirahat sebanyak mungkin.
Dengarkan tubuh Anda, bicara pada dokter bila merasa tidak sehat.
Hindari minuman berkafein dan karbonasi seperti kopi dan teh yang bisa menyebabkan dehidrasi. Kafein adalah diuretik yang bisa meningkatkan buang air kecil.
Makan buah dan sayur segar sebanyak mungkin.
Hindari makanan pedas.
Lindungi diri dari panas matahari dengan mengenakan topi, berlindung di tempat teduh, dan kenakan pakaian ringan ketika berada di luar rumah.
Libur memasak dengan meminta bantuan orang lain memasak atau menghadiri acara buka puasa bersama.
Batasi asupan produk susu seperti keju dan yoghurt karena bisa menyebabkan pengentalan cairan tubuh.
Bila bekerja di luar ruangan, duduk dan istirahat di sela aktivitas yang padat.
Bahas niat Anda untuk berpuasa bersama suami, keluarga, dan teman sebelum berpuasa untuk menghindari komentar negatif.
Ajak keluarga dan teman untuk membantu pekerjaan rumah, mengurus anak, atau memasak.
Rencanakan aktivitas untuk anak untuk membuat mereka sibuk di siang hari.
Buat jadwal belanja dan rencanakan menu makan mingguan.
Berbuka puasa dengan segelas jus atau air putih dan 3-4 kurma untuk mengembalikan tingkat gula darah ke normal.
Pastikan Anda cukup tidur di malam hari. Usahakan tidur di siang hari bila Anda bangun untuk sholat malam.
Percaya diri. Tubuh melakukan adaptasi untuk berpuasa, memastikan produksi ASI tidak terpengaruh. Dengan kata lain, persediaan ASI akan terlindungi.
Beritahu orang lain bila Anda kelelahan.
Di jam-jam tidak berpuasa, perbanyak minum air putih, khususnya di awal pagi, sebelum melanjutkan puasa. Makanlah makanan yang tepat saat puasa karena penting untuk mendapat nutrisi dan kalori dari makanan. Pastikan Anda makan sahur dan memasang alarm bila perlu.
Tahukah Bunda? Sebuah penelitian menunjukkan kalau tingkat beberapa nutrisi dalam ASI (zinc, magnesium, dan potasium) menurun bila ibu menyusui melakukan puasa. Jadi makanlah dengan baik diantara waktu buka dan sahur dan berbuka dengan makanan yang bergizi. Anda mungkin perlu minum suplemen vitamin untuk ibu menyusui. Ibu menyusui dianjurkan untuk minum suplemen yang mengandung 10 mcg vitamin D. Anda bisa meminumnya di saat sahur.
Mungkin akan sulit untuk makan cukup di malam hari, dan berat badan Anda bisa saja mulai turun selama puasa. Berat badan yang turun antara 0,5 hingga 1 kg per minggu tidak akan mempengaruhi kesehatan Anda atau mempengaruhi persediaan ASI. Konsultasilah pada dokter bila berat badan Anda turun lebih cepat dari ini. Juga konsultasikan ke dokter bila Anda khawatir si kecil tidak mendapat cukup ASI.
Tanda bayi tidak mendapat cukup ASI berupa:
Berat badan turun atau tidak bertambah.
Buang air kecil lebih sedikit dibanding biasa. Bayi baru lahir yang menyusu harus setidaknya 6 kali berganti popok dalam sehari setelah usia satu minggu.
Meminta menyusu tapi rewel atau tidak puas setelah menyusu.
Terlihat tidak tenang.
(Ismawati)