Trombosit Rendah Anak, Benarkah Jadi Gejala Awal DBD?

Musim hujan tiba, di awal tahun 2025 ini hampir tiap daerah di Indonesia mengalami kondisi hujan secara merata. Nggak jarang, hujan deras ini juga jadi pertanda munculnya aneka penyakit musiman, sebuta saja seperti DBD atau demam berdarah dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Salah satu gejala paling khas dari DBD sendiri konon ditandai dengan kadar trombosit rendah, tubuh yang lemah, hingga muncul beberapa spot bintik merah di tubuh. DBD bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak yang merupakan golongan rentan.
Trombosit rendah anak ketika DBD nggak bisa disepelekan. Terutama jika kadarnya sudah melampaui batas normal atau kurang dari 150.000. Jika didiamkan kondisi ini dapat menyebabkan trombositopenia yang membuat anak rentan mimisan, pendarahan di gusi hingga pendarahan pada luka kecil.
Parents harus bagaimana? Yuk, ketahui dulu apa yang menyebabkan trombosit rendah anak. Benarkan ini jadi pertanda tegas kemungkinan anak DBD?
Penyebab trombosit turun pada anak
Dikutip dari Science Direct trombosit sendiri merupakan bentuk sel darah (platelet) yang terlibat dalam pembekuan darah, ditandai dengan ukurannya yang kecil, berwarna ungu tua.
Seperti semua sel darah, trombosit dibuat di sumsum tulang (bagian dalam tulang yang kenyal). Ketika jumlah trombosit normal dalam darah kadarnya menurun alias tidak sebanyak yang seharusnya, hal ini dapat menyebabkan trombositopenia.
Dikutip dari Cleveland Clinic kadar trombosit normal pada manusia sendiri berkisar antara 150.000 hingga 450.000 per mikroliter. Platelet atau disebut juga trombosit, memiliki fungsi penting untuk membantu proses pembekuan darah agar tidak terjadi perdarahan berlebihan.
Trombosit turun pada anak, bisa terjadi akibat berbagai hal. Salah satunya jadi tanda DBD. Nah, DBD pada anak nggak boleh disepelekan.
Mengapa? Sebab virus dengue yang dibawa oleh nyamuk dapat mengikat trombosit pada aliran darah. Membuat virus dapat menggandakan diri, dan merusak trombosit yang tadinya normal menjadi menurun atau bahkan membuat trombosit yang terinfeksi bisa menyerang trombosit yang sehat.
Selain DBD, apa saja yang menyebabkan trombosit rendah anak?
Trombosit rendah anak, memang selalu dikaitkan dengan demam dengue atau DBD. Tapi, kondisi ini nggak selalu menyebabkan DBD ya Bu.
Ada kondisi lain yang membuat trombosit terjun ke angka rendah, mengutip dari Medical News Today beberapa kondisi trombosit rendah yang berkaitan adalah:
- Muncul infeksi bakteri dan virus dalam tubuh
- Akibat penyakit autoimun
- Aplastic anemia
- Pertanda kanker, terutama kanker darah atau leukemia
- Kondisi yang menyebabkan pembekuan darah meliputi; purpura trombositopenik trombotik (TTP) dan koagulasi intravaskular diseminata (DIC). Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh menggunakan semua trombosit yang tersedia, yang menyebabkan jumlah trombosit rendah
- Limpa yang membesar: Jika limpa seseorang besar, limpa tersebut dapat menyimpan terlalu banyak trombosit. Hal ini dapat menyebabkan jumlah trombosit rendah dalam darah
- Efek operasi: Dalam beberapa kasus, operasi katup jantung buatan, cangkok pembuluh darah, atau penggunaan mesin dan tabung untuk transfusi darah atau operasi bypass dapat menghancurkan trombosit.
Gejala trombositopenia yang perlu diwaspadai
Trombositopenia sendiri bisa dialami oleh siapapun, termasuk anak-anak. Gejala yang dialami ketika trombosit rendah anak mulai terdiagnosa bisa terjadi secara ringan maupun berat.
Bahkan juga bisa menyebabkan sedikit tanda atau gejala. Mengutip dari Mayo Clinic dalam kasus yang jarang terjadi, jumlah trombosit bisa sangat rendah sehingga terjadi pendarahan internal yang berbahaya.
Beberapa tanda dan gejala trombositopenia yang perlu diwaspadai diantaranya adalah:
- Mudah memar (purpura)
- Pendarahan superfisial pada kulit yang muncul, ditandai dengan munculnya ruam bintik-bintik merah-ungu seukuran titik-titik kecil (petekie), biasanya muncul pada tungkai bawah
- Pendarahan berkepanjangan dari luka meskipun lukanya kecil
- Pendarahan dari gusi atau hidung
- Darah dalam urin atau tinja
- Aliran menstruasi yang sangat deras
- Mudah lelah, kulit terlihat pucat
- Limpa membesar.
Cara meningkatkan trombosit rendah
Trombosit rendah anak, terutama pada anak yang terdiagnosa trombositopenia harus segera diatasi. Tujuannya, agar si kecil tidak mengalami gangguan atau gejala yang lebih parah ke depannya.
Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan trombosit rendah anak. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seperti berikut ini:
1. Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat
Ternyata mengonsumsi asam folat ketika trombosit sedang rendah, juga terbukti dapat meningkatkan kadar trombosit secara signifikan, lho! Asam folat bisa diperoleh dari makanan seperti hati sapi, bit, kacang tanah, alpukat, kangkung, brokoli, pepaya dan pisang.
2. Mengonsumsi vitamin B12
Kurangnya kadar vitamin B12 dalam tubuh, dapat memengaruhi trombosit rendah anak. Karenanya, untuk membantu menaikkan kadar trombosit dalam darah si kecil perlu mengonsumsi aneka makanan yang kaya akan B12 meliputi; daging ayam, ikan tuna fresh bukan kalengan, telur, tiram dan rumput laut.
3. Mencukupi kebutuhan vitamin C
Untuk membantu penyerapan zat besi dalam tubuh, ketika kadar trombosit turun maka diperlukan bantuan dari vitamin C untuk menambah jumlah trombosit dalam darah. Contoh makanan yang mengandung vitamin C adalah; tomat, strawberry, kiwi, jeruk, bayam, kentang dan kubis.
4. Memenuhi asupan zat besi
Peran zat besi sangat penting untuk menunjang kadar trombosit rendah anak, agar kembali ke angka normal atau minimal naik secar perlahan. Zat besi sangat penting sebagai ‘prajurit’ untuk membantu pembentukan sel darah merah. Daging merah, tahu, tempe, jeroan, salmon, ayam dan telur jadi salah satu contoh bahan pangan yang mengandung zat besi tinggi.
5. Mencukupi kebutuhan vitamin D
Vitamin D juga punya peran penting dalam meningkatkan jumlah trombosit. Kebutuhan vitamin D bisa dipenuhi dengan berjemur pagi di bawah sinar matahari antara 15-20 menit. Bahan pangan seperti ikan kembung, udang dan ikan tuna juga bisa dikonsumsi karena mengandung kadar vitamin D yang cukup tinggi.
Itulah cara membantu meningkatkan trombosit ketika trombosit anak rendah. Secara keseluruhan, dengan memenuhi semua kecukupan gizi harian ini, otomatis kadar trombosit akan naik dengan sendirinya seiring dengan meningkatkan imun tubuh.
Jadi, nggak perlu khawatir ya Bu. Pastikan kebutuhan gizi selalu terpenuhi dengan baik, agar si kecil bisa kembali sehat, cerua dan bisa beraktivitas seperti sedia kali.