Ibupedia

Waspada! 8 Jenis Kanker Yang Sering Terjadi Pada Anak

Waspada! 8 Jenis Kanker Yang Sering Terjadi Pada Anak
Waspada! 8 Jenis Kanker Yang Sering Terjadi Pada Anak

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun ternyata rentan mengidap kanker lho Bu!

 Bahkan ada beberapa jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak di dunia, termasuk Indonesia. Misalnya saja leukemia, penyakit kelainan darah ini jelas sangat berbahaya bagi kehidupan si kecil.

Nah, selain leukemia ternyata ada beberapa jenis kanker lain yang juga paling banyak diidap oleh anak-anak dan perlu kita ketahui. Berikut adalah ulasannya!

8 jenis kanker yang sering terjadi pada anak


Menurut American Cancer Society setidaknya ada 8 jenis kanker yang sering terjadi pada anak di dunia. Gejala awal yang mungkin muncul pun biasanya berbeda dengan orang dewasa.

Beberapa jenis kanker bahkan termasuk jenis yang jarang terjadi pada anak. Berikut adalah 8 jenis kanker yang sering terjadi pada anak:

1. Leukemia

Leukemia adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak. Menurut Indonesia Cancer Care Community berdasarkan riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi kanker pada anak umur 0-14 tahun adalah sekitar 16.291 kasus tiap tahunnya.

Namun yang paling menyedihkannya adalah lebih dari 50% kasus kanker pada anak yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Di Indonesia sendiri penderita kanker darah atau leukemia diderita mulai usia 3-6 tahun kurang lebih sebanyak 30-40% anak-anak.

Jenis leukemia yang paling sering terjadi adalah leukemia limfositik akut (ALL) dan leukemia myelogenous akut (AML). Gangguan leukemia tersebut mampu menimbulkan masalah berupa nyeri pada tulang dan sendi, perdarahan atau memar, demam, penurunan berat badan tanpa sebab, dan masih banyak gejala lainnya. Salah satu pengobatan yang umum dilakukan adalah kemoterapi.

2. Kanker otak dan sumsum tulang belakang

Jenis kanker selanjutnya yang paling banyak terjadi pada anak adalah kanker otak dan sumsum tulang belakang. Kanker ini setidaknya diderita oleh 20-30% anak di Indonesia, mulai usia 10 tahun.

Kanker ini berawal dari sebuah tumor yang kemudian menjadi ganas. Kanker ini terjadi akibat pertumbuhan abnormal pada saraf atau sel-sel pendukung di dalam otak yang belum matang.

Sel-sel abnormal ini memengaruhi otak atau sumsum tulang belakang dan menimbulkan gangguan pada gerakan, sensasi, pikiran, hingga perilaku. Si kecil bisa mengalami gejala berupa sakit kepala, mual, muntah, pandangan kabur atau ganda, pusing, kejang, kesulitan berjalan atau memegang benda, dan lain-lain.

3. Neuroblastoma

Neuroblastoma atau kanker saraf adalah salah satu jenis kanker langka yang bisa diidap oleh anak-anak. Melansir Cleveland Clinic neuroblastoma adalah kanker yang bisa menyerang anak di bawah usia 5 tahun.

Neuroblastoma merupakankan kanker saraf yang mengganggu jaringan saraf yang belum matang (neuroblas). Kanker ini biasanya mengganggu saraf adrenal yang berada di sekitar ginjal yang membuat hormon untuk mengontrol fungsi pencernaan, tekanan darah, pernapasan dan detak jantung.

Neuroblastoma juga dapat berkembang di jaringan saraf di sumsum tulang belakang, perut, dada atau leher. Sehingga jenis kanker ini bisa menimbulkan gejala berupa nyeri pada tulang dan demam.

4. Tumor wilms

Tumor wilms lebih dikenal dengan kanker ginjal yang memiliki nama lain nefroblastoma. Kanker ginjal merupakan jenis kanker yang juga paling sering terjadi pada anak.

Meskipun hanya sekitar 5-7% penderitannya, dan seringkali diawali dengan gangguan fungsi ginjal dan menyebar ke ginjal yang satunya. Ciri khas dari kanker ini adalah pembengkakan atau benjolan di perut, terkadang anak juga bisa mengalami gejala lainnya, seperti demam, sakit, mual, ataupun nafsu makan berkurang.

5. Limfoma

Kanker limfoma atau kelenjar getah bening merupakan kanker yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Di Indonesia sendiri kurang lebih diderita oleh 7-15% anak mulai usia 6-10 tahun.

Kanker limfoma juga terdiri dari dua jenis yakni limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Meski begitu kedua jenis kanker limfoma ini termasuk jenis langka terjadi pada anak-anak. Gejala yang bisa dialami pengidap, seperti demam, berat badan menurun, berkeringat, dan kadang-kadang juga bisa terjadi muntah dan kesulitan bernapas.

6. Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma merupakan jenis kanker pada jaringan lunak tubuh seperti otot. Jika melansir Kids Health jenis kanker ini biasanya dapat memengaruhi kepala, leher, kandung kemih, vagina, lengan, kaki, batang tubuh, atau hampir semua bagian tubuh.

Sel-sel dari rhabdomyosarcomas mudah sekali tumbuh dengan cepat dan dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh. Jenis kanker ini biasanya diderita oleh anak mulai rentan usia 2-6 tahun dan 15-19 tahun.

Pengobatan jenis kanker ini sendiri mencakup kombinasi kemoterapi, pembedahan, dan radiasi. Dengan deteksi dini dan perawatan tepat waktu, kebanyakan memiliki kesempatan untuk sembuh lebih besar.

7. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker mata yang menyumbang sekitar 2% dari kanker anak di dunia. Biasanya terjadi pada anak-anak sekitar usia 2 tahun, dan jarang ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dari 6 tahun.

Retinoblastoma biasanya dicurigai karena orang tua atau dokter melihat mata anak terlihat tidak biasa. Kanker ini lebih tampak jelas ketika kita menyinari mata anak-anak (atau mengambil gambar flash), pupil (titik gelap di tengah mata) terlihat terdapat bercak darah di belakang mata. Pada mata dengan retinoblastoma, pupil sering terlihat putih atau merah muda.

8. Kanker tulang

Bone cancer atau kanker tulang adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada anak yang terakhir. Di Indonesia sendiri kanker tulang diderita 20-30% anak mulai dari usia 10 tahun.

Kanker tulang juga terdiri dari dua jenis yakni osteosarcoma (sering ditemukan pada remaja) dan ewing sarcoma. Namun kedua jenis kanker ini biasanya sering menyerang bagian lengan dan ujung tulang kaki.

Gejala yang ditimbulkan adalah rasa ngilu di bagian-bagian tersebut dan paling sering terjadi pada malam hari. Terutama setelah beraktivitas seharian. Kanker ini juga bisa menimbulkan pembengkakan di area sekitar tulang di titik timbulnya sel kanker.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram