Ibupedia

Waspada! Bedakan Benjolan Payudara Normal dan Tidak

Waspada! Bedakan Benjolan Payudara Normal dan Tidak
Waspada! Bedakan Benjolan Payudara Normal dan Tidak

Benjolan payudara pada dasarnya sering terjadi terutama pada wanita di usia muda. 

Melansir dari laman Mayoclinic, sebagian besar benjolan yang muncul bersifat jinak atau non-kanker. Meski begitu, Ibu tetap perlu melakukan pemeriksaan ke dokter. Terlebih jika benjolan payudara berpindah-pindah, atau terasa berbeda dari yang pernah Ibu rasakan sebelumnya. 

Perlu diketahui, beberapa benjolan bisa terasa padat, sementara lainnya terasa berisi cairan.

Lantas, bagaimana jaringan payudara biasanya terasa?

Payudara memiliki jaringan dengan konsistensi yang bervariasi, termasuk jaringan lemak, kelenjar, dan ikat. Ibu bisa saja menemukan adanya benjolan payudara sakit ketika ditekan saat menstruasi. 

Nah, benjolan selama periode ini mungkin disebabkan oleh cairan ekstra di payudara. Jaringan payudara juga berubah seiring bertambahnya usia, biasanya menjadi lebih gemuk namun tidak padat.

Mengenali bagaimana kondisi payudara saat terasa normal biasanya bisa membuat Ibu lebih mudah mendeteksi ketika ada masalah pada payudara. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter jika Ibu melihat perubahan ukuran, bentuk, atau penampilan payudara. 

Selain itu, nyeri payudara yang tidak hilang setelah menstruasi juga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada beberapa kasus serius terjadi pula perubahan kulit pada payudara, seperti gatal, kemerahan, bersisik, dan berkerut.

Bagaimana cara memeriksa payudara sendiri?

Selain mengenali jaringan payudara, penting bagi Ibu untuk memeriksa payudara sendiri secara rutin setidaknya sekali dalam sebulan. Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri adalah seminggu setelah periode menstruasi berakhir. 

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya perubahan payudara dari waktu ke waktu. Dengan begitu, ketika muncul benjolan payudara, Ibu bisa segera melakukan konsultasi dengan dokter.

Ibu bisa melakukan pemeriksaan benjolan payudara sendiri dengan cara berdiri tegak di depan cermin dengan kedua lengan berada lurus ke bawah. Pastikan tidak ada perubahan warna, bentuk, serta ukuran payudara. Kemudian, membungkuklah di depan cermin hingga payudara terjulur ke bawah. 

Perhatikan dan raba untuk memeriksa apakah ada benjolan atau perubahan tertentu pada payudara. Lalu, Ibu bisa kembali berdiri tegak sambil menempatkan ibu jari dan telunjuk di sekitar puting. Secara perlahan tekan dan perhatikan ada atau tidaknya cairan yang keluar.

Apa penyebab munculnya benjolan payudara?

Benjolan payudara dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari kista payudara, fibrokistik, fibroadenoma, cedera dan infeksi, hingga kanker payudara. Kelimanya bahkan memicu kondisi benjolan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Kista payudara

Ketika Ibu melakukan pemeriksaan benjolan payudara lalu teraba bulat, halus, dan kencang, kemungkinan besar itu adalah kista. Kista merupakan saluran susu yang melebar berisi cairan. 

Kista payudara bisa berukuran besar atau kecil dan jaringan payudara di sekitarnya terasa lunak. Akan tetapi, kista payudara mungkin muncul sebelum periode menstruasi dan mengecil atau menghilang setelahnya.

2. Perubahan payudara fibrokistik

Umumnya perubahan payudara fibrokistik terjadi pada wanita di usia subur, yaitu sekitar 30-50 tahun. Kondisi ini menyebabkan Ibu merasakan payudara seolah dipenuhi dengan area benjolan atau area seperti punggung bukit. 

Banyak wanita mengalami perubahan payudara fibrokistik juga mengeluhkan benjolan payudara sakit ketika ditekan dan berangsur membaik setelah siklus menstruasi.

3. Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah tumor payudara non-kanker padat yang halus dan mudah bergerak di bawah kulit. Artinya, pada kondisi ini menyebabkan benjolan payudara berpindah-pindah saat disentuh. Lebih lanjut, fibroadenoma dapat tumbuh lebih besar. 

Faktor-faktor yang mungkin terkait dengan pertumbuhan fibroadenoma termasuk sedang hamil, menggunakan terapi hormon, atau menstruasi.

4. Cedera dan infeksi

Cedera parah pada jaringan payudara atau saraf di sekitarnya juga dapat menyebabkan benjolan payudara. Dokter menggambarkan kondisi ini sebagai nekrosis lemak. 

Kumpulan cairan yang terinfeksi (abses) di jaringan payudara juga dapat menyebabkan benjolan, yang sering dikaitkan dengan benjolan payudara sakit ketika ditekan dan peradangan kulit.

5. Kanker payudara

Benjolan payudara yang tidak nyeri, teraba keras, bentuknya tidak beraturan, dan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya mungkin merupakan kanker payudara. Kulit yang menutupi benjolan mungkin terlihat merah, berlesung, atau berlubang seperti kulit jeruk. 

Ukuran dan bentuk payudara Ibu mungkin berubah atau bahkan Ibu melihat keluarnya cairan dari puting. Jika mengalami hal ini segera lakukan pemeriksaan benjolan payudara ke dokter ya.

Apa tindakan yang akan dilakukan oleh dokter?

Saat Ibu mengunjungi dokter untuk memeriksakan benjolan payudara, beberapa pertanyaan umumnya akan lebih dulu diajukan. 

Dokter mungkin akan menanyakan kapan benjolan tersebut ditemukan, apakah benjolan payudara sakit ketika ditekan, apakah benjolan payudara berpindah-pindah, atau pertanyaan tentang kemungkinan adanya gejala lain yang Ibu rasakan. Barulah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada payudara Ibu.

 Dilansir dari laman Healthline, jika dokter belum bisa mengidentifikasi penyebab benjolan beberapa pemeriksaan lanjutan mungkin akan dilakukan. Antara lain:

1. Mammogram

Mammogram adalah rontgen payudara yang membantu mengidentifikasi kelainan payudara. Mammogram diagnostik dapat dibandingkan dengan mammogram skrining sebelumnya, jika tersedia, untuk melihat bagaimana jaringan payudara telah berubah.

2. USG

Ultrasonografi atau USG adalah prosedur non-invasif tanpa rasa sakit yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar payudara Ibu.

3. Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)

Tes ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk mengambil gambar detail payudara Ibu.

4. Aspirasi Jarum Halus

Cairan dari benjolan payudara bisa dikeluarkan dengan jarum. Dalam beberapa kasus, ultrasound digunakan untuk memandu jarum. Kista non-kanker hilang ketika cairan dikeluarkan. Jika cairannya berdarah atau keruh, sampel akan dianalisis oleh laboratorium untuk mendeteksi kemungkinan adanya sel kanker.

5. Biopsi

Biopsi merupakan prosedur untuk mengambil sampel jaringan untuk dianalisis di bawah mikroskop. Ada beberapa jenis biopsi payudara, seperti biopsi jarum inti, biopsi stereotaktik, biopsi dengan bantuan vakum, dan biopsi bedah.

Jadi, mulai sekarang sebaiknya Ibu tetap tenang ketika menemukan adanya benjolan payudara. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya Ibu segera berkonsultasi pada dokter. Semoga sehat selalu, ya, Ibu!

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram