Waspada Gejala Batuk 100 Hari Pada Anak Yang Tak Biasa!
Batuk 100 hari pada anak kerap dikenal juga sebagai batuk rejan atau pertusis dalam dunia kesehatan. Melansir dari laman WebMD, batuk 100 hari pada anak disebabkan karena adanya infeksi bakteri (Bordetella pertussis) yang masuk ke hidung dan tenggorokan anak.
Batuk 100 hari pada anak dapat dicegah dengan menggunakan vaksin seperti DTaP (difteri, tetanus, dan pertussis) dan Tdap (tetanus, difteri, dan pertussis). Kedua vaksin ini boleh digunakan untuk anak-anak dan juga orang dewasa.
Ciri-ciri batuk 100 hari awal mulanya mirip seperti flu biasa yang disertai dengan batuk ringan, bersin, pilek, demam bersuhu rendah, dan bisa juga diare. Sekitar 7–10 hari, batuk 100 hari pada anak dapat berubah menjadi batuk-batuk yang lebih sering dan diakhiri dengan suara rejan (whoop) ketika anak mencoba untuk menghirup udara.
Tidak semua yang mengalami batuk 100 hari akan terbatuk-batuk dengan intensitas sering dan lama dalam satu waktu. Bayi mungkin saja tidak mengeluarkan suara rejan atau batuk yang sering, namun kemungkinan ia akan kesulitan bernafas seperti terengah-engah bahkan bisa jadi muntah.
Sementara itu, orang dewasa bisa jadi mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh meski sudah minum obat. Ini adalah termasuk salah satu ciri-ciri batuk 100 hari yang paling sering dialami penderitanya.
Gejala batuk 100 hari pada anak
Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, gejala batuk 100 hari pada anak biasanya akan berkembang dalam 5–10 hari setelah mereka terpapar dengan bakteri pemicunya. Namun terkadang ciri-ciri batuk 100 hari juga tidak berkembang selama 3 minggu. Berikut ini ciri-ciri batuk 100 hari sesuai tahapan waktu berlangsungnya:
1. Gejala awal (tahap 1)
Ciri-ciri batuk 100 hari atau gejala awal penyakit ini akan berlangsung sekitar satu hingga dua minggu dan biasanya meliputi:
- Hidung tersumbat dan berair seperti flu
- Demam ringan bersuhu kurang dari 38 derajat celcius
- Batuk ringan dan terdengar sesekali (kecuali bayi)
- Apnea (jeda pernafasan yang dapat mengancam jiwa)
- Sianosis (jeda nafas yang menyebabkan tubuh berubah menjadi biru atau ungu pada bayi dan anak-anak).
Batuk 100 hari pada anak dan dewasa kerap kali menyerupai flu biasa dan dokter mungkin tidak mendiagnosa lebih dalam sebelum gejala yang lebih parah muncul.
2. Gejala selanjutnya (tahap 2)
Sekitar satu hingga dua minggu setelah munculnya ciri-ciri batuk 100 hari awal, biasanya pasien dapat mengalami paroxysms (batuk dengan intensitas cepat, keras, dan tidak terkontrol). Batuk-batuk ini bisa terjadi selama 1–6 minggu bahkan ada juga yang mengalaminya hingga 10 minggu. Batuk-batuk yang menjadi ciri-ciri batuk 100 hari pada anak adalah sebagai berikut:
- Batuk disertai suara “whoop” bernada tinggi saat penderitanya menarik nafas di akhir batuk
- Selama batuk disertai dengan muntah, atau bisa juga setelahnya
- Merasa sangat lelah setelah mengalami batuk-batuk ekstrim
- Berjuang untuk bernafas (terutama untuk bayi).
Pada orang usia remaja hingga orang dewasa bisa memiliki gejala yang lebih ringan, namun pada bayi bisa menyebabkan apnea dan sianosis. Kasus pada bayi cenderung lebih banyak tidak disertai batuk-batuk hebat, orang tua sebaiknya lebih waspada.
3. Tahap pemulihan (tahap 3)
Pada masa pemulihan ini tubuh harus benar-benar dijaga seperti mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, minum vitamin, dan mengkonsumsi makanan serta minuman yang sehat. Masa pemulihan batuk 100 hari pada anak bisa jadi lebih lambat dibandingkan dengan batuk biasa.
Batuk bisa menjadi lebih ringan dan berangsur-angsur membaik, namun jika anak terpapar bakteri atau infeksi pernafasan lainnya, maka kemungkinan batuk ini kembali juga cukup besar. Perhatikan kembali pola makan dan aktivitas harian si kecil, hubungi tenaga medis untuk mendapatkan vaksinasi yang tepat.
Tanda bahaya batuk 100 hari pada anak
Ibu, jika melihat ciri-ciri batuk 100 hari sedang terjadi pada anak, maka sebaiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Apalagi bila melihat tanda bahaya seperti berikut:
- Muntah hebat
- Si kecil memerah atau bahkan membiru (waspada pada bayi atau balita)
- Tampak sulit untuk bernafas atau mengalami jeda nafas tak biasa (apnea)
- Tarik nafas disertai suara rejan yang tak biasa.
Komplikasi batuk 100 hari pada anak
Melansir dari laman Mayo Clinic, meskipun batuk 100 hari ini bisa sembuh namun Ibu perlu waspada terhadap komplikasi yang mungkin terjadi pada remaja atau orang dewasa seperti tulang rusuk yang memar hingga retak, hernia perut, atau bisa juga mengalami pecah pembuluh darah pada kulit serta bagian putih mata.
Sementara itu, waspadai juga komplikasi batuk 100 hari pada anak dan bayi seperti berikut:
- Radang paru-paru
- Nafas melambat atau bahkan terhenti
- Dehidrasi (kekurangan cairan pada tubuh)
- Penurunan berat badan (tidak mau makan sama sekali)
- Mengalami kejang
- Kerusakan otak.
Pencegahan batuk 100 hari pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan vaksin yang tepat serta pola hidup yang sehat. Hubungi segera klinik, dokter, atau penyedia layanan kesehatan di dekat wilayah Ibu ya!
Editor: Aprilia