Ibupedia

Waspada Gelombang Ketiga Covid-19. Tetap Perhatikan Prokes

Waspada Gelombang Ketiga Covid-19. Tetap Perhatikan Prokes
Waspada Gelombang Ketiga Covid-19. Tetap Perhatikan Prokes

Gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sudah mulai terjadi. 

Jika melihat lonjakan kasus harian yang bersifat eksponensial, besar kemungkinan Indonesia juga akan mulai memasuki gelombang ketiga Covid-19 seperti negara lainnya.

Lonjakan kasus harian ini ditengarai akibat varian baru Covid-19, Omicron, yang memiliki daya sebar lebih cepat.

Epidemiolog sebut gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sudah terjadi

waspada-gelombang-ketiga-covid-19-tetap-perhatikan-prokes-1

Seperti yang dilansir dari Tempo, Indonesia telah masuk ke fase gelombang ketiga penyebaran pandemi Covid-19 yang mayoritas berasal dari varian Omicron menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman.

Apakah Indonesia sudah memasuki gelombang lanjutan Covid-19 harus menunggu rentang waktu dua minggu terlebih dahulu untuk mengetahui data kasus positif yang terkonfirmasi harian. 

Data satu minggu berturut-turut secara tren meningkat. Ini sudah menjadi awal gelombang ketiga covid-19 di Indonesia. Peningkatan data tersebut sangat signifikan berupa pola eksponensial. 

Omicron, biang gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia

waspada-gelombang-ketiga-covid-19-tetap-perhatikan-prokes-2

Varian baru Omicron dinilai memiliki potensi seperti varian of concern yang menjadi faktor untuk mempertegas potensi peningkatan kasus lanjutan di Indonesia. Populasi yang masih rawan tertular virus corona tersebut masih ada dalam jumlah besar. 

Ini artinya masih terjadi kerawanan imunitas di Indonesia. Masyarakat Indonesia masih lemah secara signifikan dan mudah tertular varian baru dari Covid-19. Laju tes positif kian naik, jadi kasus harian sekarang menunjukkan bahwa gelombang ketiga Covid-19 bergerak memuncak.

Varian Omicron memiliki gejala lebih ringan dibandingkan varian Delta, Alpha, atau Beta.

Bukti Indonesia masuk gelombang ketiga Covid-19 dapat diprediksi dengan jelas karena indikator-indikatornya dapat diukur dan dipantau secara berkala. Dengan demikian, seharusnya pemerintah lebih cepat merespon dibandingkan gelobang Covid-19 yang lalu. 

Bahkan Dicky sudah bisa memprediksi perihal gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sejak Bulan November lalu. Pemerintah harus segera merespon karena ancamannya cukup serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan kau komorbid.

Pendapat Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

waspada-gelombang-ketiga-covid-19-tetap-perhatikan-prokes-3

Adib Khumaidi yang merupakan Ketua Terpilih Pengurus Besar IDI juga mengatakan Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 melihat angka positivity rate yang sudah berada di atas 30 persen. 

Hal ini juga diamini oleh Satuan Tugas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban  yang menekankan indikator gelombang ketiga Covid-19.

Awalnya, progresivitas positivity rate ada di angka 16 persen, kemudian naik menjadi 24 persen dan sekarang sudah sampai 33 persen. Selain angka positivity rate yang meningkat, kasus harian Covid-19 juga meningkat tajam dari 11.000 hingga 17.000 per hari.

Angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Jakarta sudah naik menjadi 60 persen. Dengan begitu, Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 namun belum mencapai puncak.

Berbeda dengan saat gelombang sebelumnya, masyarakat khususnya di kota-kota besar mulai berani untuk memeriksakan diri tes PCR

Langkah tersebut sangat perlu dilakukan agar pasien positif Covid-19 dapat segera melindungi diri dan mengantisipasi penularan kepada keluarga terdekat.

Meski memasuki gelombang ketiga, masyarakat diminta untuk tidak panik karena kita dapat mengatasinya sebelum kondisi berubah menjadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan juga harus dilakukan secara cepat dan efisien.

Pendapat lain dari Kemenkes

Kementerian Kesehatan sebelumnya memastikan bahwa Indonesia belum memasuki gelombang ketiga Covid-19 meski data masyarakat yang terinfeksi Covid terus meningkat.

Bahkan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga menegaskan terjadi kekeliruan terhadap berita Indonesia telah resmi memasuki gelombang ketiga. 

Jika Indonesia sudah resmi memasuki gelombang ketiga Covid-19, beritanya akan rilis di situs Kemenkes.

Meski begitu, Indonesia tengah bersiap memasuki gelombang ketiga jika melihat data-data penambahan kasus harian Covid-19 menurut Nadia. Per 1 Februari 2022, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai angka 16.021. 

Jumlah testing meningkat

waspada-gelombang-ketiga-covid-19-tetap-perhatikan-prokes-4

Lonjakan kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir ini terjadi karena pemerintah menambah kuota surveilans seperti testing dan tracing di daerah. Per 30 Januari 2022, jumlah orang yang dites sebesar 5,75 per 1000 tiap pekannya. 

Jumlah pemeriksaan ini jauh di atas angka anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 per 1000 penduduk per pekan.

Peningkatan kuota testing dan tracing merupakan suatu bentuk deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga bentuk deteksi awal gejala Covid-19 yang dialami oleh tiap-tiap orang.

Akankah dilakukan lockdown?

Nadia menghimbau agar pelaku usaha melakukan lockdown atau penutupan kantor secara terbatas dan sementara apabila menemukan klaster baru Covid-19. Para karyawan juga diharapkan untuk tetap membatasi diri dalam berinteraksi dengan rekan kerja.

Masyarakat juga diajak untuk menyelesaikan dua dosis vaksinasi dan menambahnya dengan dosis lanjutan berupa booster guna mendapatkan proteksi tambahan di tengah ancaman penularan varian Omicron. 

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tetap memperhatikan prokes berupa tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas pada kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram