Ibupedia

Waspada Virus Omicron, Varian Baru Virus Corona!

Waspada Virus Omicron, Varian Baru Virus Corona!
Waspada Virus Omicron, Varian Baru Virus Corona!

Belakangan ini publik dihebohkan dengan sebuah penemuan baru terkait virus Covid-19. Setelah varian Delta yang dianggap mudah bermutasi dan picu lonjakan Covid-19 di India beberapa bulan lalu, kini muncul varian baru bernama virus Omicron.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Omicron merupakan varian baru dari mutasi Covid-19 yang masuk dalam kategori kewaspadaan tinggi atau variant of concern (VoC). Hal ini disebabkan virus Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian virus Delta, Alpha, dan sebagainya.

Virus Omicron pertama kali ditemukan pada 24 November 2021 dan diketahui virus Omicron berasal dari negara Afrika yang mi sebelumnya punya nama sementara virus B 1.1.529. 

Virus Omicron juga dianggap sangat mudah menyebar, menyebabkan penyakit yang lebih parah serta dapat mengurangi efektivitas pengobatan, vaksin, atau diagnosis medis.

Untuk mencegah penyebaran virus Omicron yang lebih luas lagi, kini beberapa negara termasuk Indonesia sudah membatasi penerbangan masuknya turis dari negara Afrika. 

Karenanya, yuk simak apa saja yang perlu kita ketahui tentang virus Omicron dalam ulasan berikut ini.

Virus Omicron dan gejalanya


Virus Omicron merupakan varian virus lain dari Covid-19 yang mutasi protein spike yang cukup tinggi. 

Melansir Healthline menurut dokter sekaligus pakar infeksi dan penyakit menular Riverside Health System in Virginia, Rebekah Ann Vreeland Sensenig virus Omicron sangat mudah menular, menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga kemungkinan ‘kebal’ terhadap vaksin.

Meski begitu, WHO mengatakan cara kerja virus Omicron memang belum terlalu jelas apakah memang lebih mudah menular ketimbang varian lain, termasuk Delta. Tetapi memang jumlah orang yang positif varian ini terus meningkat di Afrika Selatan, dan perlu studi epidemiologi mendalam tentang hal ini.  

Namun, WHO menyatakan adanya kemungkinan Infeksi ulang. Sehingga mengakibatkan seseorang yang sudah sakit dan sembuh kemudian bisa jatuh sakit lagi. Simak apa saja gejala virus Omicron yang perlu kita ketahui:

  • Gejala seperti flu;
  • Batuk kering;
  • Demam;
  • Berkeringat di malam hari;
  • Nyeri pada banyak bagian tubuh;
  • Kelelahan;
  • Tenggorokan gatal;
  • Tidak batuk; dan
  • Tidak kehilangan indra perasa dan penciuman.

Diketahui bahwa ciri-ciri gejala virus Omicron cukup berbeda dengan gejala varian Delta. Bahkan para ahli mengatakan gejala virus Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta. Namun, sekali lagi hal ini masih terus diteliti oleh WHO dan para ahli lainnya ya Bu.

Virus Omicron dan penularannya di masyarakat


Saat ini virus Omicron sudah menyebar luas di 5 benua dan beberapa negara di Afrika, Amerika, Inggris. Bahkan beberapa hari belakangan diketahui virus Omicron sudah menyebar ke negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia.

Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama selaku mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kepala Balitbangkes Kemenkes, total sudah ada 38 negara yang melaporkan kasus virus Omicron.

Beberapa negara seperti Belgia, Jerman, Spanyol, Australia dan Inggris sudah mendeteksi kasus tanpa adanya kaitan epidemiologi dengan negara terjangkit. Itu artinya mereka tidak ada riwayat perjalanan ke sana dan juga tidak ada kontak dengan kasus positif Omicron sama sekali.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa mungkin saja sudah terjadi penularan di masyarakat  atau community transmission dari varian virus Omicron. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang amat perlu diwaspadai dari kacamata penyebaran epidemiologi.

Cara mendeteksi virus Omicron


Katanya, virus Omicron nggak bisa dideteksi dengan test PCR maupun Swab Antigen. Benar nggak sih, Bu? Nyatanya, melansir BBC test PCR tetap bisa mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Omicron atau tidak.

Akan tetapi, teknik yang saat ini digunakan untuk deteksi dini Omicron disebut S-Gene Target Failure (SGTF). Namun, mutasi spike protein pada virus Omicron menyebabkan terjadinya fenomena S gene target failure (SGTF) gen S tidak bisa terdeteksi dengan PCR lagi.

Akan tetapi, walau ada masalah di gen S untungnya masih ada gen-gen lain yang masih bisa dideteksi sehingga secara umum PCR masih dapat berfungsi.

Justru tidak terdeteksinya gen S pada pemeriksaan PCR dapat dijadikan indikasi awal untuk kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron, yang tentu perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk memastikannya.

Bagaimana perkembangan virus Omicron di Indonesia? 


Melansir Covid19.go menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sejauh ini Indonesia belum menemukan adanya penularan dari varian baru virus Covid 19 yang diberi nama Omicron. Ia juga memastikan Indonesia dan dunia saat ini lebih cepat dalam mengidentifikasi setiap varian baru virus karena adanya laboratorium yang mumpuni.

Untuk itu, Budi mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik berlebihan namun tetap perlu waspada. Sebab, saat ini pemerintah sudah mulai melakukan langkah antisipasi, salah satunya dengan membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) Afrika dan beberapa negara yang sudah terkonfirmasi varian Omicron.

Serta mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri, baik melalui udara, laut, maupun darat, wajib menjalani karantina selama 10 hari. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Nomor IMI-269.GR.01.01 Tahun 2021 yang berlaku efektif mulai tanggal 29 November 2021 kemarin.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram