Ibupedia

Waspadai 13 Penyakit Menular yang Sering Menyerang Anak

Waspadai 13 Penyakit Menular yang Sering Menyerang Anak
Waspadai 13 Penyakit Menular yang Sering Menyerang Anak

Anak-anak terbilang rentan terjangkit penyakit menular karena sistem imunnya yang belum sekebal orang dewasa. Katanya, jika anak belum melewati usia 5 tahun, maka mereka akan sering sakit dan mudah terserang penyakit menular.

Rupanya, hal ini bukan sekadar mitos, karena berkaitan dengan sistem imun anak-anak yang memang belum sempurna di bawah usia 5 tahun. Biasanya sistem imun semakin membaik seiring usia anak beranjak 5 tahun dan perlahan anak jadi jarang sakit saat usianya lebih dari 5 tahun.

Ibu tentu perlu tahu apa jenis penyakit menular yang sering menyerang anak, sehingga Ibu dapat melakukan upaya pencegahan dengan vaksin maupun menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat). Berikut beberapa di antaranya:

  1. Cacar (Chicken Pox)

    Cacar air atau chicken pox merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicellazoster. Menurut webmd.com, cacar air memiliki gejala seperti gatal, kemerahan pada kulit, dan timbul bintik-bintik berisi air. Biasanya juga disertai demam. Bintik kemerahan berisi air ini dalam waktu beberapa hari akan pecah, keluar airnya, lalu perlahan mengering dan meninggalkan bekas. Saat mengering inilah biasanya demam juga mereda dan penyakit ini membaik.

    Penularan penyakit ini adalah melalui kontak dengan seseorang yang sebelumnya menderita penyakit yang sama. Biasanya gejala pada anak termasuk ringan. Tetapi pada beberapa kasus berat, cacar air bisa terdapat pada hidung, mulut, mata bahkan area genital.

    Uniknya penyakit menular satu ini, seseorang rentan tertular penyakit jika sebelumnya belum pernah mengalami cacar air, belum pernah vaksin varicella, tinggal bersama anak kecil yang rentan tertular, anak yang banyak berkontak dengan sebaya yang menderita penyakit ini, atau orang dewasa yang banyak berkontak dengan anak-anak penderita cacar.

    Karena penyakit ini menular dengan cepat hanya lewat cairan dari bintik cacar yang sudah pecah atau lewat interaksi apa pun yang membuat virus berpindah, sebaiknya segera beri anak vaksin varicella, di usia antara 12-15 bulan dan antara usia 4- 5 tahun. Jika sudah telanjur terkena penyakit ini, maka berikan obat sesuai anjuran dokter dan lakukan perawatan khusus pada bintik merahnya agar bekasnya nanti segera hilang.

  2. Selesma (Common Cold)

    Selesma atau batuk pilek pada anak biasa disebut common cold. Common cold adalah infeksi yang menyerang saluran napas. Pada dasarnya, batuk adalah proses membuang virus/bakteri dari saluran napas keluar dari tubuh. Sedangkan pilek adalah proses pertahanan tubuh, yaitu dengan memproduksi lendir agar virus/bakteri tidak menyebar ke saluran pernapasan lain. Sehingga batuk dan pilek (biasanya disertai demam) berguna untuk memberi sinyal bahwa tubuh sedang membentengi diri dari virus dan bakteri.

    Anak-anak usia 1-13 tahun di negara berkembang lebih rentan terkena common cold sekitar 6-8 kali dalam satu tahun. Jadi kira-kira setiap 1,5-2 bulan sekali anak akan terkena common cold. Common cold disebabkan oleh 3 hal, yaitu virus, bakteri, dan alergi. Kira-kira cara membedakan common cold-nya seperti ini:

    • Bila karena virus, demam berkisar 1-3 hari dan tiba-tiba tinggi, serta batuk yang cukup parah.

    • Bila karena bakteri, batuk terbilang jarang, demam lebih dari 3 hari dan napas tidak nyaman.

    • Ini hanya gambaran umum saja ya, Bu. Lebih pastinya memang setiap anak harus diperiksa oleh dokter. Common cold ditularkan lewat interaksi droplet (air liur, bersin). Ibu tentu sering melihat anak akan jadi cepat tertular batuk pilek saat teman sekolah atau teman bermainnya yang juga batuk pilek.

    Common cold karena bakteri diberi antibiotik yang diresepkan dokter. Sedangkan common cold karena virus berbeda lagi. Virus bertahan sekitar 7-14 hari di dalam tubuh seseorang. Dokter bisa saja memberikan obat untuk virus saat common cold. Tetapi jika batuk dan pileknya mereda, sedangkan virus masih bertahan di dalam tubuh, artinya masalah belum selesai.

    Sehingga biasanya, dokter akan meresepkan obat yang berfungsi menyamankan anak yang terkena batuk pilek karena virus, bukan untuk mengurangi durasi sakit. Yang bisa membantu mengurangi durasi sakit anak adalah nutrisi yang cukup berupa makanan bergizi dan minum air putih. 

  3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut atau ISPA (Upper Respiratory Tract Infection)

    Penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut sebenarnya adalah versi umum dari penyakit-penyakit seperti common cold, influenza, bronchitis, dan sesak napas. Common cold yang disebabkan virus, biasanya disebabkan oleh virus rhinovirus. Sedangkan influenza disebabkan oleh virus influenza. Sayangnya, virus influenza yang terlihat seperti flu biasa bahkan bisa menyebabkan banyak kematian juga.

    Gejala yang ditimbulkan influenza sebenarnya mirip dengan selesma. Tetapi influenza lebih sering menyebabkan radang paru, infeksi jantung, dan otak. Vaksin influenza adalah cara paling tepat untuk mencegah penyakit menular ini. Sistem penularannya juga sama yaitu melalui droplet dan percikan yang berada di udara berjarak kurang dari 1 meter.

  4. Campak (Measles)

    Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan keluarga paramyxovirus. WHO mencatat 140.000 kematian di tahun 2018 dengan mayoritas adalah anak di bawah 5 tahun. Penularan penyakit biasanya ini melalui kontak langsung dan melalui udara dalam jarak kurang dari 1 meter. Tidak banyak yang tahu bahwa campak menyerang saluran pernapasan hingga menyebar ke seluruh tubuh.

    Gejala yang timbul biasanya muncul sekitar 10 hingga 12 hari dan diawali demam. Dilanjutkan dengan hidung berair, batuk, mata merah berair, dan disertai bintik putih kecil. Beberapa hari kemudian akan mulai timbul kemerahan di area wajah dan leher, yang biasanya akan berlanjut ke badan, tangan, dan kaki. Bercak kemerahan ini akan bertahan selam 5-6 hari kemudian membaik.

    Campak juga bisa menyebabkan kematian. Hal ini terjadi jika terdapat komplikasi penyakit seperti kebutaan, encephalitis (infeksi otak), diare, pneumonia, dan infeksi telinga. Jika telah terdeteksi campak, balita akan diberi vitamin A dua kali dalam rentang 24 jam. Vitamin A terbukti bisa menurunkan gejala campak.

    Selain itu pemberian asupan bernutrisi tetap penting dilakukan dan banyak konsumsi cairan untuk menggantikan cairan yang hilang melalu diare dan muntah. Pencegahannya tentu saja dengan pemberian vaksin. Sebaiknya berikan vaksin tepat waktu apalagi vaksin ini disubsidi pemerintah.

  5. Gondongan (Mumps)

    Gondongan adalah penyakit menular yang menyerang kelenjar di bawah telinga dan area leher. Kelenjar ini akan membengkak sehingga leher tampak membesar. Menurut cdc.gov, gondongan memiliki gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri tulang, dan tidak nafsu makan. Gejala akan timbul sekitar 16-18 hari setelah terinfeksi dan kan membaik sekitar 2 minggu.

    Penularan penyakit ini melibatkan interaksi jarak dekat melalui droplet, seperti batuk, bersin, bicara, minum dalam botol atau gelas yang sama dan kontak fisik yang melibatkan air liur. Komplikasi masih mungkin terjadi, tapi kebanyakan menyerang orang dewasa, seperti peradangan testis, ovarium, pankreas dan otak. Pencegahannya tentu dengan vaksin mumps, yang sudah tergabung dalam vaksin MMR.

  6. Konjungtivitis (Sakit mata)

    Konjungtivitis adalah penyakit yang menyerang konjungtiva. Konjungtiva adalah selaput membran yang melapisi bagian putih mata dan kelopak mata. Penyakit menular ini cepat menjangkit anak-anak, tetapi akan cepat sembuh dengan penanganan dan pengobatan yang tepat. Penyebab sakit mata ini bisa dari beberapa jenis virus, bakteri, iritasi karena sampo atau asap, jamur dan parasit, bahkan alergi. Meski bukan penyakit yang serius, penyakit menular satu ini cukup cepat menyebar.

    Gejala yang timbul biasanya berupa bagian mata yang kemerahan, membran konjungtiva yang bengkak, mata berair, gatal, penglihatan kabur, dan terasa panas terbakar. Cara penanganan sakit mata ini cukup bervariasi. Jika disebabkan oleh virus, karena biasanya virusnya serupa dengan penyebab selesma, maka akan sembuh sendiri. Dokter biasanya akan memberi obat untuk menyamankan anak. Tetapi penting untuk mencegah kontak dengan orang lain agar tidak menyebar.

    Jika sakit mata disebabkan oleh bakteri, maka perlu diatasi dengan antibiotik. Sedangkan jika disebabkan oleh iritasi, maka mencuci mata dengan air selama 5 menit akan membantu meredakan rasa tidak nyaman di mata. Perbanyak jumlah air untuk membasuh mata jika iritasi terjadi karena obat keras seperti pemutih.

  7. Flu Singapura (Hand, Foot and Mouth Disease)

    Penyakit menular yang satu ini merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh golongan enterovirus yang biasanya memiliki gejala ringan dan cepat pulih. Spesies penyebab flu Singapura ini bernama Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71). Gejala yang ditimbulkan di antaranya demam, nyeri tenggorokan, nafsu makan menurun dan tidak enak badan. Biasanya setelah demam 1-2 hari akan timbul bintik merah di rongga mulut yang kemudian pecah menjadi sariawan. Inilah yang nantinya menyebabkan anak menjadi tidak nafsu makan.

    Ruam juga akan muncul di badan bahkan sampai area genital. Meski termasuk penyakit yang bisa sembuh sendiri, adanya komplikasi juga bisa membuat masalah serius. Komplikasi bisa berupa radang selaput otak hingga menyebabkan kematian. Penyebaran penyakit menular ini terjadi melalui cairan hidung, cairan tenggorokan, bintik yang pecah dan dari kotoran.

    Semakin besar kemungkinan penularan jika terjadi kontak erat seperti memeluk atau mencium anak yang sakit. Sayangnya belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Pengobatan hanya bersifat simptomatik atau meredakan gejala yang timbul.

  8. Diare

    Meski tampak sepele, WHO mencatat diare sebagai penyebab kematian kedua pada anak di bawah usia 5 tahun. Diare menjangkit anak selama sekitar 7 hari dan bisa menyebabkan anak kekurangan cairan dan garam tubuh. Inilah yang menyebabkan kematian. Diare merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pencernaan dan disebabkan oleh infeksi bakteri dan parasit. Kesalahan terhadap apa yang dimakan, air yang tidak bersih dan kebiasaan hidup tidak sehat menjadi penyebab bakteri atau parasit ini menyerang saluran pencernaan.

    Jenis diare ada 3, yaitu diare cairan akut (termasuk kolera), diare pendarahan akut (termasuk disentri), dan diare yang berlangsung hingga 14 hari. Berikan cairan yang cukup jika anak diare. Berikan juga oralit dan berkonsultasilah dengan dokter. Bila dokter menyarankan konsumsi probiotik untuk membantu menyeimbangkan kondisi pencernaan, hal ini tentu sebaiknya dilakukan. Pencegahan tetap dilakukan seperti rajin mencuci tangan, dan pastikan anak mengonsumsi air dan makanan yang bersih.

  9. Kutu Rambut (Head Louse)

    Penyakit menular satu ini penyebarannya juga cepat dari satu anak ke anak lainnya. Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk Ibu ketahui bahwa kutu rambut tidak identik dengan kebersihan seseorang. Karena kutu rambut hidup dengap menghisap darah dari kulit kepala, maka kebutuhannya hanyalah menghisap darah, tidak peduli orang yang dihinggapi bersih atau tidak. Kutu rambut yang sedang makan akan menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala. Jika digaruk, maka akan menimbulkan iritasi karena gesekan.

    Kutu rambut juga bersarang di rambut. Mereka meletakkan telurnya di helai rambut. Bentuknya serupa dengan ketombe. Tetapi bedanya, jika disentuh dengan kuku jari, ketombe akan menempel, sedangkan telur kutu tidak. Membersihkan telur kutu dan kutu rambutnya bisa dengan menyisir rambut dari pangkal menggunakan sisir bergigi rapat dan halus.

    Jika cara ini tidak menyelesaikan masalah, Ibu bisa menggunakan obat khusus atau sampo dengan obat kutu. Ingat, hindari menggunakan pestisida atau obat berbahaya lainnya untuk membunuh kutu karena akan menyerap ke kulit kepala anak. Selain itu, bila Ibu pengguna essential oil, hindari juga penggunaannya untuk kulit kepala karena akan menyebabkan iritasi.

  10. Roseola

    Penyakit menular ini menjangkit anak usia 6 bulan hingga 2 tahun. Gejala yang ditimbulkan adalah demam biasa hingga demam tinggi. Biasanya anak yang menderita roseola masih terlihat aktif. Saat demam berkurang mulai muncul ruam kemerahan di leher dan badan. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah human herpesvirus 6.

    Penanganannya cukup mudah. Dokter akan memberi obat untuk menyamankan anak dan meredakan gejalanya sampai virus di tubuh anak mati. Cukup jauhkan anak dari sekitar untuk sementara waktu agar penyakit tidak menular pada yang lain.

  11. Rubella

    Rubella sering disebut juga dengan German Measles. Gejalanya cenderung ringan. Gejala awal pada anak yang paling mudah dikenali adalah ruam kemerahan. Bisa juga disertai demam ringan, mata kemerahan, batuk, pilek, dan sakit kepala. Karena disebabkan oleh virus, maka penyembuhannya menunggu virus di dalam tubuh mati.

    Pengobatan yang dilakukan hanya untuk meredakan gejala. Isolasi diri juga perlu dilakukan agar penyakit menular ini tidak menjangkiti orang lain, terutama ibu hamil. Hal ini penting untuk dilakukan karena janin bisa lahir cacat jika ibunya terinfeksi rubella.

  12. Radang Tenggorokan (Strep Throat)

    Radang tenggorokan disebabkan oleh bakteri dalam golongan Astreptokokus yang menginfeksi hidung dan tenggorokan. Jika ada infeksi yang disebabkan oleh virus, biasanya disertai dengan hidung berair. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab peradangan.

    Istirahatkan anak dengan cukup dan konsumsi makanan dan minuman hangat. Berikan juga makanan yang mengandung asam seperti jus jeruk untuk membantu proses penyembuhan dan matinya bakteri lebih cepat.

  13. Tuberculosis (TBC)

    Jumlah kasus TBC pada anak di Indonesia tergolong cukup tinggi. Inilah yang mempengaruhi tumbuh kembang dan seringkali berakhir dengan stunting, Penyakit ini ditularkan dari orang dewasa ke anak-anak. Sedangkan kecil kemungkinannya menular dari sesama anak. TBC termasuk penyakit tidur. Kuman TB bisa saja berada pada tubuh anak yang tampak sehat dan aktif.

    Saat imunitas anak menurun, maka penyakit ini mulai menampakkan diri. Biasanya anak mulai kehilangan nafsu makan sampai tidak mau makan sama sekali. Pada sakit biasa, anak akan menolak makan paling tidak selama 2 minggu. Jika lebih dari 2 minggu, maka bisa berarti ada penyakit lain yang memengaruhi. Berat badan anak dengan TBC cenderung stagnan atau turun. Pada orang dewasa TBC identik dengan batuk, tapi pada anak batuk justru terbilang jarang timbul.

    Pemeriksaan dengan tes mantoux, tes darah, dan foto rontgen paru akan memperjelas diagnosa TBC pada anak. Jika semua mengarah pada positif TBC, maka anak harus mengonsumsi obat TBC selam 6 bulan tanpa putus. Biasanya dokter akan memeriksa apakah liver anak cukup kuat untuk menyerap obat. Jika liver anak tidak sanggup, biasanya dosis obat akan diturunkan dengan durasi pengobatan lebih lama, yaitu 9 bulan. 

    Jika anak telah teridentifikasi TBC, maka seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah bersama anak, atau keluarga yang intens berkontak dengan anak, wajib menjalani pemeriksaan TBC. Karena penting untuk mengetahui sumber yang menularkan agar bisa diobati juga dan diputus mata rantai penularannya. Jika ternyata ada anggota keluarga lain yang berusia kurang dari 5 tahun dan tidak tertular TBC, maka ia pun diharuskan minum obat pencegah TBC selama 6 bulan.

(Dwi Ratih)

Follow Ibupedia Instagram