Ibupedia

7 Jenis KB Untuk Suami

7 Jenis KB Untuk Suami
7 Jenis KB Untuk Suami

Ada banyak alasan untuk pasangan ketika mereka memutuskan untuk menunda kehamilan, misalnya karena belum siap secara mental, belum mapan dari sisi keuangan, sedang mengejar karir atau menghindari kehamilan yang terlalu dekat dengan yang sebelumnya. Alasan lainnya adalah karena menderita gangguan kesehatan tertentu, seperti TBC, sistemik lupus, diabetes, HIV, kanker, dst. Untuk menghindari kehamilan ini, Anda dan suami bisa menggunakan alat kontrasepsi.

Sebelum membahas lebih jauh, simak alasan mengapa beberapa penyakit di atas mengharuskan istri menunda kehamilan. Ibu penderita tuberculosis misalnya, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Walaupun hanya menderita TBC ringan, Anda tetap diharuskan agar menyelesaikan pengobatan lebih dahulu. Kehamilan dengan penyakit lupus, meningkatkan berbagai risiko kesehatan, baik itu bagi si ibu, mau pun pada janin. Di antaranya adalah keguguran, bayi lahir prematur, gangguan jantung pada janin dan pre-eklampsia

Penderita HIV wajib menunda kehamilan, sampai dengan ke dua calon orangtua dinyatakan dalam batas aman secara tingkat imun dan kadar virus di dalam tubuhnya dinyatakan tidak terdeteksi. Betul, artinya penderita HIV diperbolehkan hamil, selagi telah memenuhi persyaratan. Penundaan kehamilan ini, dilakukan untuk mencegah penularan virus dari ibu ke janin. Tentunya, setelah masuk dalam masa kehamilan, si ibu harus semakin patuh pada arahan dan rutin memeriksakan kandungan ke dokter. Nah, itulah penjelasan singkatnya. 

Kembali ke topik tentang alat KB, maka yang umum diketahui, pastinya adalah alat KB untuk wanita. Berdasarkan cara bekerjanya, alat KB untuk wanita ini dibagi menjadi beberapa macam. Di antaranya adalah ‘barrier’, atau menggunakan penghalang, ‘hormonal’ atau dengan memengaruhi hormon, dan ‘medical’, atau melakukan perubahan pada bagian tubuh. Terakhir adalah melalui ‘behaviour’, seperti pasangan menerapkan abstinence.

Apa saja jenis-jenis KB?

  1. Hormonal

    Alat KB ini berupa kombinasi hormon agar tidak melepaskan sel telur. Beberapa bentuk alat KB hormonal untuk wanita, di antaranya adalah pil KB, suntik KB, cincin vagina, patch atau implan.

  2. Barrier birth control

    Metode dengan penghalang fisik ini, yang paling mudah ditemukan adalah dalam bentuk kondom, namun kondom untuk wanita agak jarang ditemukan.

  3. IUD

    Atau intrauterine devices. Alat ini berbentuk huruf T, dikemudian diletakkan ke dalam rahim. Ada dua jenis IUDs, yaitu tembaga dan hormon.

  4. KB alami

    Ada KB alami pada wanita, yaitu menggunakan sistem kalender dan menyusui.

  5. Permanen

    Artinya seseorang melewati proses sterilisasi, dengan menutup tuba falopi, sehingga mencegah sel telur dibuahi oleh sperma.

Penting, nih, buat Anda ketahui, kalau berbeda orang, berbeda pula alat KB yang bekerja efektif untuk dirinya, atau, seseorang butuh mengganti jenis alat KB yang ia gunakan untuk mencari yang lebih efektif lagi.

Setelah melihat ragam alat KB untuk istri tadi, tahukah Anda, kalau alat KB untuk suami juga ada banyak? Dan kenapa ada alat KB untuk suami? Pertama, pastinya untuk menghindari kehamilan yang tidak terencana, ke dua, karena istri tidak bisa menggunakan alat KB berupa pil atau bentuk lainnya. Nggak cuma wanita, loh, yang bertanggung jawab untuk mencegah terjadi kehamilan, tapi juga laki-laki. 

Macam-macam KB untuk suami

  1. Kondom

    Adalah jenis KB untuk suami yang paling sering digunakan. Selain praktis untuk digunakan, kondom juga mudah ditemui di mana saja dan harganya pun murah. Kondom bekerja dengan menghalang masuknya semen dan cairan tubuh lainnya ke dalam vagina, anus bahkan mulut. Sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur. Penggunaan kondom, atau barrier method, bisa membantu mencegah penularan penyakit seks atau transmitted sexual disease seperti herpes, chlamydia atau HIV, dan efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan. Selagi digunakan dengan cara yang benar, kondom berfungsi 98% efektif. 

    Jenis-jenis kondom yang perlu Anda ketahui:

    • Latex, polyurethane, natural condom (lambskin)
      Pada umumnya, kondom yang digunakan adalah yang berbahan dasar latex, namun jika suami atau Anda alergi terhadap latex, bisa menggunakan kondom dari bahan polyurethane. Kondom yang baik adalah yang berbahan dasar latex atau polyurethane, karena natural kondom tidak mampu mencegah penularan penyakit seks.

    • Lubricated
      Adalah jel atau cairan yang melapisi kondom. Sesuai dengan judulnya, pelumas ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri atau iritasi ketika seks dilakukan, dan untuk menghindari kondom robek. Jika Anda menggunakan pelumas tambahan, pilihlah yang berbahan dasar air karena lebih mampu menahan agar kondom tidak mudah robek.

    • Spermicide
      Fungsinya untuk mematikan sperma dan nggak semua kondom sudah disertai spermicide. Penggunaan spermicide saja, dinilai nggak terlalu efektif. Selain masih memungkinkan terjadinya kehamilan, ada spermicide tertentu yang bisa bikin iritasi pada kemaluan dan meningkatkan risiko tertular penyakit seks.

    • Kondom bertekstur
      Pada dasarnya, fungsinya, sih, sama saja dengan kondom biasa, namun dengan tekstur yang ditambahkan, diharapkan bisa menambah sensasi kegiatan seks.

    Tips untuk menggunakan kondom. Jangan menggunakan kondom untuk pria dan wanita secara bersamaan, karna memungkinkan keduanya melekat, tertarik atau robek. Gunakan kondom setelah ereksi terjadi. Jika suami sudah melakukan sunat, tarik ujung penis ke belakang sebelum menggunakan kondom. Hindari menyimpan kondom di tempat yang panas, termasuk di dalam dompet, agar kondom tidak rusak. Cek kembali tanggal kedaluwarsa pada kemasan, untuk memastikan kondom masih dalam waktu layak pakai. 

  2. Vasektomi

    Jenis KB untuk suami yang efektif lainnya adalah vasektomi atau sterilisasi bagi pria. Adalah metode operasi kecil dengan memotong saluran berbentuk tabung di dalam skrotum (kantung yang membungkus buah zakar) yang berfungsi untuk membawa sperma dari testikel hingga ke penis. Singkat kata, dengan vasektomi ini, jalan sperma sudah ditutup. 

    Apa saja jenis-jenis vasektomi? 

    • Conventional vasectomy
      Pada vasektomi jenis ini, dilakukan pemotongan pada saluran yang disebut dengan vas deferens. Setelah dipotong nanti, maka akan ada jedah di antara saluran tersebut, kemudian masing-masing ujung yang dipotong tadi akan dijahit.

    • No-scalpel vasectomy
      Adalah jenis vasektomi tanpa pisau (tanpa prose bedah), melainkan menggunakan penjepit untuk menahan saluran yang akan dipotong. Jenis vasektomi ini memungkinkan pemulihan lebih cepat. Vasektomi baru akan sepenuhnya efektif setelah tiga bulan prosedur dijalani.

    Apa keuntungan dari KB untuk suami jenis vasektomi? Dari segi biaya, hal ini lebih murah kalau dibandingkan dengan sterilisasi bagi wanita. Prosedur vasektomi ini aman, kok, dan nggak memberi dampak apa pun pada ejakulasi, nggak memengaruhi kadar hormon dan bentuk kegiatan seks lainnya. Vasektomi juga bisa dibilang minim dari efek komplikasi setelahnya. Ada pun komplikasi yang dilaporkan misalnya pembengkakan, memar atau infeksi. Hal yang cukup wajar setelah operasi, kan?

    Jika suami Anda berminat melakukan vasektomi, artinya ia melakukan tindakan pencegahan secara permanen, ya, dan sebagai informasi tambahan, prosedur vasektomi ini nggak bisa mencegah penularan penyakit seks. 

  3. Pil KB

    KB untuk suami dalam bentuk pil sedang dikembangkan saat ini, dan dikabarkan telah memasuki tahap-tahap akhir. Dimethandrolone undecanoate atau DMAU adalah pil yang cukup dikonsumsi satu kali sehari, selama waktu tertentu. DMAU bekerja dengan menekan dua jenis hormon pria, yaitu follicle stimulating hormone dan luteinizing hormone, untuk mengurangi produksi hormon testosteron dan sperma. Dari beberapa peserta penelitian, ada beberapa efek samping yang pernah dilaporkan, misalnya timbul jerawat, pusing, disfungsi ereksi ringan, berat badan meningkat dan turunnya libido. 

  4. Injeksi

    Sama halnya seperti pil KB untuk suami, teknik injeksi ini sedang dikembangkan dan juga hampir memasuki tahap akhir. Injeksi ini diciptakan oleh para pakar di India, sebutannya adalah RISUG atau reversible inhibition of sperm under guidence. RISUG adalah sebuah prosedur tanpa operasi, tapi hanya dengan menyuntikkan sejenis jel ke saluran berbentuk tabung ke membawa sperma ke uretra ketika ejakulasi terjadi. Kabarnya, teknik ini bisa bertahan selama 13 tahun dan dinilai sangat efektif. 

    Cara ini diharapkan bisa membantu mencegah kehamilan sementara, nggak seperti vasektomi yang sifatnya seumur hidup. Tahap perkembangan obat ini sedang terus ditingkatkan, terutama untuk mencari formula yang lebih efektif dan minim efek samping.

  5. Outercourse

    Selain beberapa cara medis seperti atas, masih ada, kok, cara nonmedis lain untuk menghindari terjadinya kehamilan, misalnya outercourse. Definisinya adalah seluruh kegiatan seks selain dengan melakukan penetrasi pada vagina, atau disebut juga dengan outercourse. Intinya adalah dengan cara ini, jadi sperma nggak akan masuk ke dalam tubuh istri. Contohnya kegiatan yang bisa dilakukan adalah berciuman, bersentuhan, termasuk oral seks. Ya, kira-kira outercourse ini mirip seperti foreplay. Karena tujuannya semata-mata untuk mencegah kehamilan, semestinya outercourse ini nggak mengurangi kepuasan seks Anda dan pasangan. Karena Anda masih bisa melakukan hal lainnya untuk merasakan sensasi penetrasi pada vagina, misalnya menggunakan bantuan alat. Serta, walaupun hanya melakukan outercourse, baik Anda mau pun suami, tetap bisa mencapai orgasme.

  6. Coitus interruptus

    Nama lainnya adalah metode withdrawal, yaitu menarik penis (pull out) secepatnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Tapi, teknik ini nggak terlalu efektif, karena nyatanya walaupun dalam jumlah kecil, sperma bisa saja sudah keluar sebelum ejakulasi dimulai. Dari beberapa pencegahan kehamilan non medis, cara ini nggak disarankan.

  7. Abstinence

    Cara terakhir yang paling mudah dan tanpa mesti mengeluarkan biaya sedikit pun, adalah abstinence, yaitu cara KB untuk suami, sesederhana dengan pasangan nggak melakukan kegiatan seks dalam bentuk apa pun. Dijamin, deh, kehamilan bisa dicegah dengan baik, setuju? Tapi bukan berhenti melakukan seks secara total juga, ya. Abstinence ini hanya dilakukan ketika istri sedang dalam rentang masa subur (biasanya kurang lebih selama tujuh hari) atau istilahnya fertility awareness. 

    Makanya, nih, untuk melakukan abstinence, Anda mesti tahu dulu kapan masa subur Anda. Supaya gampang, Anda bisa mengunduh aplikasi khusus untuk masa subur.

Pilihan KB untuk suami sementara waktu ini memang terbatas jika dibandingkan dengan untuk wanita. Sebelum memutuskan jenis KB untuk suami yang bakal dipilih, Anda mesti tahu dulu, jenis-jenisnya dan seperti apa konsekuensinya. 

(Stephanie)

Follow Ibupedia Instagram