Ibupedia

Berencana Pakai Pil KB? Cek Dulu Yuk Efek Samping Pil KB Berdasarkan Jenisnya

Berencana Pakai Pil KB? Cek Dulu Yuk Efek Samping Pil KB Berdasarkan Jenisnya
Berencana Pakai Pil KB? Cek Dulu Yuk Efek Samping Pil KB Berdasarkan Jenisnya

Sebelum memutuskan untuk menggunakan pil KB, ada baiknya kita juga paham tentang efek samping pil KB. Seperti yang kita ketahui, fungsi utama dari pil KB adalah untuk mencegah kehamilan. 

Pil KB berisi hormon wanita yaitu estrogen, progesteron atau kombinasi antara keduanya, dengan dosis yang telah ditentukan. Pil KB bekerja dengan mencegah ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur), kemudian pil KB mengentalkan cairan pada leher rahim sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur, serta mencegah terjadinya penempelan sel telur pada dinding rahim (implantasi).

Nggak hanya mencegah terjadinya kehamilan lho, pil KB juga digunakan untuk tujuan lainnya, yaitu untuk menurunkan risiko kanker ovarium dan kanker rahim, memperbaiki kondisi kulit berjerawat, merawat endometriosis, dan lain sebagainya.

Menurut situs ClevelandClinic, konsumsi pil KB juga bisa untuk:

  • Meringankan gejala saat menstruasi.
  • Mencegah anemia, dengan menjadikan darah menstruasi lebih sedikit atau memendekkan durasinya.
  • Merawat PMS (premenstrual syndrome) dan premenstrual dysmorphic disorder (PMDD), atau perpanjangan gejala pramenstruasi, dan bisa menimbulkan perubahan mood parah yang bahkan bisa memengaruhi kegiatan sehari-hari).
  • Perawatan PCOS yang umumnya menggunakan pil KB kombinasi. Namun pil KB bukanlah obat untuk mengobati PCOS.
  • Mengurangi gejala migrain jika terkait dengan hormon. Ketika menstruasi, kadar estrogen menurun dan hal ini disebut bisa memicu migrain.
  • Menghentikan pertumbuhan rambut atau bulu pada wanita (hirsutisme) dengan menggunakan pil kombinasi. Di sisi lain, jika digunakan dengan tidak hati-hati, efek samping pil KB justru bikin rambut semakin lebat.

3 Jenis Pil KB


1. Pil progestin

Atau yang disebut juga dengan sebutan pil mini, pil ini bekerja dengan mempertebal lendir mukosa pada leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil progestin diberikan pada ibu yang tidak bisa mengonsumsi pil kombinasi, misalnya ketika sedang menyusui. Ya betul, pil ini boleh digunakan oleh Ibu yang menyusui, jadi ibu menyusui tidak perlu khawatir efek samping pil KB akan memengaruhi produksi ASI . 

Selagi mengonsumsi pil mini, walaupun persentasenya kecil, namun kehamilan masih bisa terjadi. Agar lebih efektif, pil ini harus diminum setiap hari, bahkan pada saat menstruasi dan disarankan diminum pada waktu yang sama setiap harinya. 

Walaupun pil ini tidak seefektif pil kombinasi, namun kesuburan bisa segera kembali normal ketika Ibu berhenti mengonsumsi pil ini, jadi Ibu bisa segera melakukan program kehamilan. 

2. Pil kombinasi

Pil ini mengandung dua jenis hormon yaitu progesteron dan estrogen. Berbeda orang, berbeda pula kebutuhan pil yang tepat. Ibu mungkin disarankan menggunakan pil KB kombinasi jika mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, pernah mengalami kanker payudara, dst.

3. Pil kontrasepsi darurat

Pil KB jenis ini digunakan untuk situasi darurat, misalnya kondom robek, Ayah gagal melakukan senggama terputus, Ibu melewatkan jadwal minum pil KB, salah membaca jadwal masa subur, hingga korban pemerkosaan. 

Ada dua jenis pil KB darurat, yaitu yang mengandung levenorgestrel (pil ini boleh dikonsumsi oleh Ibu yang menyusui). Selanjutnya adalah pil KB darurat jenis ulipristal asetat (disarankan agar ibu menyusui berhenti menyusui dulu selama satu minggu jika mengonsumsi pil jenis ini), pil KB darurat jenis ini lebih efektif.

Catatan, pil KB darurat tidak ditujukan untuk tindakan seperti aborsi, tidak boleh digunakan dalam jangka panjang dan memiliki efek samping. Pil KB darurat bisa efektif asal digunakan pada waktu yang tepat, yaitu tidak lebih dari 72 dua jam setelah melakukan hubungan seks. 

Penggunaan pil KB efektif hingga 99 persen jika digunakan dengan benar, yaitu dikonsumsi setiap hari. Pil KB bahkan sebaiknya dikonsumsi di waktu yang sama untuk mencegah fluktuasi hormon.

Efek samping pil KB dilihat dari Jenisnya


Sebagian perempuan mengalami efek samping pil KB pada awal pemakaiannya, namun biasanya hal ini akan membaik setelah beberapa bulan. Beberapa contoh efek pil KB seperti yang tertera pada situs WebMD, di antaranya:

1. Pil KB kombinasi

Muncul bercak darah (spotting) atau pendarahan (abnormal bleeding) di antara waktu menstruasi, mual, payudara nyeri, sakit kepala, meningkatkan risiko pembekuan darah dan tekanan darah tinggi.

2. Pil progestin

Bercak darah atau pendarahan di antara waktu menstruasi, mual, payudara nyeri, sakit kepala, timbul jerawat atau menstruasi tidak teratur,

3. Pil KB darurat levenorgestrel

Perubahan pada pola menstruasi, pusing, mual dan muntah, pusing, payudara nyeri, rasa capek serta nyeri di bagian perut bawah adalah contoh dari efek sampil pil KB darurat.

4. Pil KB darurat ulipristal

Efek pil KB ini misalnya pusing, mual, sakit di bagian perut, rasa capek dan nyeri saat menstruasi.

Berikut adalah kondisi di mana Ibu sebaiknya menghindari penggunaan pil KB:

  • Selama hamil hingga 5 – 6 minggu setelah melahirkan.
  • Pernah punya riwayat penyakit jantung tertentu.
  • Mengalami obesitas morbid (indeks massa tubuh di atas 35), mengalami stroke, patah tulang, dst.
  • Mengalami gangguan pembekuan darah.
  • Mengalami komplikasi hipertensi atau diabetes.
  • Mengalami penyakit lupus atau penyakit liver kronis.
  • Mengonsumsi obat pengencer darah dalam watu panjang atau obat epilepsi.
  • Berusia di atas 35 tahun dan merokok.

Ada beberapa info penting lainnya yang perlu Ibu tahu seputar pil KB, antara lain:

  • Pil KB mulai berfungsi pada bulan pertama sejak dikonsumsi. Agar lebih aman, pada masa awal digunakan, disarankan agar juga menggunakan metode pencegahan kehamilan lainnya, misalnya kondom.
  • Jika terlewat, pil KB bisa segera dikonsumsi. Jika dalam situasi seperti ini, maka gunakan tambahan metode lainnya jika berhubungan seks, misalnya kondom atau spermisida. Agar jadwal konsumsi pil KB selalu tepat waktu, Ibu bisa menggunakan alarm pada ponsel dan membawanya di tas bila perlu.
  • Beberapa jenis obat, misalnya obat epilepsi, antibiotik, obat anti kejang, obat perawatan HIV, dan lainnya, bisa menjadikan pil KB berkurang keefektivitasannya.
  • Studi pada 40 kasus menghasilkan data bahwa konsumsi pil KB tidak meningkatkan berat badan atau menjadi gemuk. Memang, sebagian di antara penggunanya mendapati bagian paha, pinggul dan dadanya menjadi lebih besar, namun hal itu diduga adalah tanda berat air, bukan lemak.
  • Pada masa awal digunakan, efek samping pil KB bisa berupa pembesaran payudara. Estrogen dan progestin bisa menjadikan tubuh menahan air yang seringkali terjadi pada bagian payudara. Selain itu, hormon yang terkandung pada pil KB juga bisa mendorong pertumbuhan jaringan pada payudara.
  • Penggunaan pil KB kombinasi bisa jadi memperbaiki kondisi kulit berjerawat.
  • Pil KB tidak dapat menghentikan penularan penyakit seks menular.

Jika tiba-tiba merasa sesak napas, penglihatan kabur, dada terasa sakit, atau terjadi pembengkakan pada bagian tubuh, segera ke dokter.

Jangan lupa, melakukan konsultasi dengan dokter, agar Ibu mendapatkan jenis pil KB yang sesuai serta mengetahui efek samping pil KB yang akan Ibu konsumsi.

 

Editor: Atalya

Follow Ibupedia Instagram