Ibupedia

Ingin Punya Anak Sehat? Ini 7 Tes Kesehatan Pra Nikah yang Penting Dilakukan!

Ingin Punya Anak Sehat? Ini 7 Tes Kesehatan Pra Nikah yang Penting Dilakukan!
Ingin Punya Anak Sehat? Ini 7 Tes Kesehatan Pra Nikah yang Penting Dilakukan!

Persiapan pernikahan bukan hanya soal finansial, gelaran resepsi, atau rencana bulan madu. Pengetahuan akan riwayat kesehatan suami-istri juga harus menjadi perhatian bersama. 

Sayangnya, kesadaran akan tes kesehatan pra nikah masih cukup rendah karena masyarakat cenderung enggan memeriksakan diri jika tidak ada keluhan berarti. 

Oleh karena itu, pemerintah terus mengampanyekan pentingnya tes ini. Salah satunya Pemprov DKI melalui Pergub No. 185 tahun 2017 yang mensyaratkan tes kesehatan pra nikah untuk mendapatkan sertifikat layak kawin. 

Tes kesehatan pra nikah juga menjadi salah satu strategi pemerintah untuk menekan angka stunting atau gagal tumbuh di Indonesia. 

Tahukah kamu, Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi? Menurut Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 ada sekitar 24,4 persen atau 1 dari 4 anak di tanah air mengalami stunting. Hal ini bisa dicegah jika calon mempelai sadar betul pentingnya tes kesehatan pra nikah setidaknya 3-6 bulan sebelum pernikahan. 

Pentingnya Tes Kesehatan Pra Nikah untuk Mempersiapkan Keturunan yang Sehat

Pre marital screening bisa diartikan sebagai tindakan pencegahan untuk mengetahui masalah kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun potensi kesehatan anak nantinya.

Tes ini akan membuat calon mempelai lebih terbuka akan riwayat kesehatan masing-masing dan makin mantap menjalani mahligai rumah tangga. Adapun beberapa alasan penting lainnya, yakni:

  • Membatasi penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan hepatitis B/C
  • Mencegah penyakit gangguan darah yang muncul akibat masalah genetik misalnya anemia sel sabit, diabetes melitus dan thalasemia (kelainan darah)
  • Menghindari masalah sosial dan psikologis yang mungkin muncul apabila anak mewarisi penyakit tertentu
  • Mengetahui kesuburan dan kemampuan hamil untuk membantu perencanaan kehamilan 
  • Membantu merencanakan keuangan keluarga, terlebih jika ada kemungkinan harus merawat anak dengan kondisi medis tertentu

Lalu bagaimana kalo hasil tes kesehatan pra nikah kurang baik? Tentu saja baik atau tidaknya hasil tes tidak mempengaruhi apakah kamu layak kawin. 

Justru dengan menjalani tes kesehatan pra nikah wanita dan pria, calon mempelai bisa segera bekerja sama dengan dokter untuk melakukan langkah pencegahan, penanganan medis, hingga mengubah gaya hidup tertentu agar semakin sehat. 

Tak perlu takut dengan hasil buruk sehingga enggan menjalani tes, justru yang perlu ditanamkan di kepala adalah tes kesehatan pra nikah ini sangat penting untuk mempersiapkan keturunan yang sehat. 

7 Rangkaian Tes Kesehatan Pra Nikah

Sesuai anjuran Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Indonesia, berikut beberapa jenis tes kesehatan pra nikah yang perlu dijalani;

1. Pemeriksaan darah

Tes darah ini meliputi pengecekan trombosit, leukosit, Hb, eritrosit, dan hematokrit, serta laju endap darah. Khusus tes kesehatan pra nikah wanita, pemeriksaan tingkat Hb bantu mengetahui risiko thalasemia yang akan menurun pada anak di kemudian hari. 

2. Tes golongan darah dan rhesus

Tes golongan darah dan rhesus dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus antar pasangan. Saat pria dengan rhesus positif menikah dengan wanita yang memiliki rhesus negatif, akan ada risiko munculnya ketidaksesuaian pada keturunan atau inkompatibilitas rhesus. 

Rhesus yang tidak cocok bisa berakibat fatal lho, misalnya bayi rentan terkena penyakit kuning, terlahir dengan kondisi otot lemah, atau mengalami gangguan pernapasan.

3. Tes hepatitis B

Hepatitis B tergolong penyakit berbahaya yang dapat meningkatkan risiko cacat fisik hingga kematian pada bayi.  Tes bertujuan untuk mengurangi resiko penularan pada pasangan melalui hubungan badan.

4. Tes TORCH

Tes TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex) dilakukan untuk menghindari kelahiran prematur dan keguguran. Pemeriksaan serologi ini berguna untuk mengetahui risiko masalah kehamilan, seperti sindrom rubella kongenital, kelahiran prematur, cacat kongenital, infeksi pasca-persalinan, gangguan sistem imun, dan sebagainya. 

5. Tes gula darah

Tes gula darah berguna untuk mengantisipasi komplikasi kadar gula tinggi  atau kemungkinan adanya risiko penyakit diabetes. Khususnya bagi calon mempelai wanita yang hormonnya kurang stabil. 

Hasil tes kadar gula darah akan membantu calon mempelai menyesuaikan konsumsi gulanya agar tidak melewati batas normal, apalagi jika berencana hamil dalam waktu dekat. Pemeriksaan tekanan darah juga amat penting sebelum merencanakan kehamilan untuk mengetahui risiko preeklampsia dan persalinan prematur. 

6. Tes urin

Tes urine mencakup pemeriksaan warna, volume, bau serta kandungan kimia dalam urin. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah calon mempelai menderita penyakit sistemik atau metabolisme tertentu. Termasuk risiko  infeksi saluran kemih dan kelainan ginjal.

7. Tes HIV/AIDS


Penyakit menular seksual cukup tabu untuk dibicarakan karena terkait dengan aktivitas seksual seseorang. Meski begitu, tes HIV/AIDS tetap wajib dilakukan oleh calon mempelai. Melalui sampel darah, infeksi HIV atau AIDS dalam tubuh calon pengantin bisa lebih cepat dideteksi. 

Itu dia beberapa tes kesehatan yang dianjurkan oleh Kemenkes. Calon mempelai bisa memeriksakan diri di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Biaya yang perlu disiapkan berkisar antara 1-3 juta rupiah untuk screening menyeluruh. Umumnya tes kesehatan pra nikah wanita ditawarkan lebih mahal dari tes kesehatan pra nikah pria karena ada beberapa tahapan tes khusus. 

Memang, tes ini krusial bagi wanita yang menginginkan kehamilan segera setelah menikah. Setelah mengetahui hasil tes, calon Ibu bisa lebih mudah menyusun detail rencana kehamilan agar berjalan lancar termasuk pemenuhan nutrisi mikronutrien.

Optimalkan Konsumsi Nutrisi Mikronutrien agar Hamil Makin Tenang

Kebutuhan nutrisi wanita hamil meningkat ketika sedang mengandung. Itulah mengapa asupan makanan sehari-hari harus bisa mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak hanya bagi diri Ibu tapi juga janin dalam kandungan. 

Apalagi Ibu hamil perlu waspada dengan morning sickness yang membuat calon Ibu mual dan muntah hebat sehingga tubuh kekurangan nutrisi. Nah, kalau sudah begitu menelan makanan jadi hal yang cukup menyusahkan ya? 

Bisa-bisa Ibu tak hanya kekurangan nutrisi makro, namun juga mikronutrien seperti vit. A, B12, D, yodium, asam folat, zat besi, kalsium, dan zinc yang amat penting untuk perkembangan janin dan kesehatan Ibu hamil. Untungnya kini ada suplemen untuk ibu hamil yang bantu penuhi asupan nutrisi mikronutrien dengan kandungan oke seperti Osfit Platinum.

Dari hasil tes kesehatan pra nikah, calon Ibu bisa mengetahui apakah dirinya mengidap anemia atau hal-hal lain yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi. Nah, bagi calon Ibu  dengan anemia yang merencanakan program hamil tentu perlu tambahan zat besi yang bisa diperoleh dari Osfit Platinum.  

Komposisi vitamin dan mineral pada Osfit Platinum dirancang pas untuk kebutuhan Ibu selama program hamil, masa kehamilan, dan menyusui sesuai dengan rekomendasi harian AKG 2019 dan FIGO. Setiap butirnya mengandung vitamin A, B, C, E, asam folat, zat besi, magnesium, serta kandungan DHA dan EPA untuk bantu tumbuh kembang otak janin.  

Cara konsumsinya juga mudah lho, Bu. Cukup satu kali sehari dan tidak menimbulkan ketergantungan, jadi aman digunakan untuk jangka panjang. Produknya berupa softgel dan dikemas dalam botol praktis sehingga mudah dikonsumsi dan dibawa bepergian. 

Ayo kunjungi IG @osfitplatinum untuk info produk lebih lanjut!

Editor: Atalya