Ibupedia

Kenali 16 Penyebab Sulit Hamil yang Perlu Diwaspadai

Kenali 16 Penyebab Sulit Hamil yang Perlu Diwaspadai
Kenali 16 Penyebab Sulit Hamil yang Perlu Diwaspadai

Sudah lama menikah dan melakukan hubungan intimdengan benar, tapi, kok, belum hamil juga, ya? Lambat atau sulit hamil seringkali dan pastinya membuat seseorang merasa putus asa. Nyatanya, infertilitas adalah hal yang cukup umum terjadi, loh. Bahkan, diperkirakan, 15 persen pasangan mengalami hal ini. Lebih lanjut, situasi ini bisa membuat stress atau bahkan mengganggu hubungan Anda dan pasangan.

Apa Saja Penyebab Sulit Hamil?

Simak yuk beberapa hal yang bisa menjadi penyebab sulit hamil berikut ini.

  1. PCOS

    Atau polycystic ovary syndrome, adalah gangguan hormon yang paling umum diderita oleh perempuan. Ada pun beberapa gejala dari sindrom polikistik ovarium, misalnya menstruasi tidak teratur, kelebihan hormon androgen (atau yang biasa disebut dengan ‘hormon laki-laki’, misalnya berefek dengan pertumbuhan rambut atau bulu dan jerawat), dan pembesaran ovarium. Dengan PCOS, jadwal menstruasi yang nggak teratur, tentunya bisa memengaruhi ovulasi.

    Beberapa kemungkinan penyebab PCOS, misalnya kelebihan insulin, kelebihan androgen, peradangan dan keturunan. PCOS tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikendalikan.

  2. Endometriosis

    Kondisi yang menimbulkan nyeri ini diperkirakan dialami 10 persen perempuan dan 50 persen dari penderitanya diperkirakan mengalami sulit hamil. Endometriosis adalah keadaan di mana lapisan yang normalnya berada di dalam rahim, justru tumbuh di luar rahim. Endometriosis ini biasanya terjadi di bagian ovarium (indung telur), pada jaringan yang melapisi panggul (peritoneum) dan tuba falopi. 

    Gimana, sih, cara endometriosis ini menjadi penyebab sulit hamil? Di antaranya, ketika menstruasi jaringan atau lapisan dinding rahim kita menjadi luruh. Pada endometriosis, jaringan yang luruh tersebut ‘terperangkap’ di dalam tubuh karena tidak punya jalan keluar, sehingga mengendap di sekitar organ reproduksi. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa memicu jaringan parut, kista, dst. Endometriosis yang terjadi pada tuba falopi juga bisa mengganggu jalannya sperma bertemu dengan sel telur. Penting buat Anda ketahui, ada banyak penderita endometriosis yang tetap bisa mengandung dengan mudah.

  3. Penyumbatan tuba falopi

    Tuba falopi, adalah salah satu organ reproduksi wanita yang paling utama. Saluran ini adalah penghubung antara ovarium dan rahim. Jadi, sel telur dari ovarium berjalan melalui jalur ini untuk menuju rahim, juga sebagai tempat bertemunya sel telur dengan sperma. Sayangnya, nggak semua perempuan merasakan gejala tertentu jika mengalami gangguan ini. Ada pun beberapa gejala yang biasanya dirasakan, yaitu keputihan yang nggak normal atau nyeri perut di bagian bawah. 

    Untuk mengetahui kondisi ini, ada tes yang mesti Anda lewati, yaitu hysterosalpingogram atau HSG. Ini adalah sebuah prosedur menggunakan x-ray, prosesnya mungkin sekitar lima hingga 10 menit. Ada yang tidak merasakan apa pun ketika menjalani tes ini, ada juga yang merasakan nyeri. Mungkin, karena cairan khusus yang dimasukkan ke dalam tuba falopi Anda melalui vagina. Nggak perlu takut, biasanya Anda akan diberikan obat penahan sakit lebih dulu.

  4. Adenomyosis

    Adenomyosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium (permukaan rongga rahim), yang semestinya hanya tumbuh pada permukaan, ikut tumbuh di dalam dinding otot rahim. Adenomyois umumnya terkait dengan beberapa jenis hormon, seperti estrogen dan progesteron. Meskipun tidak berakibat fatal, namun nyeri dan pendarahan yang diakibatkan oleh gangguan ini bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Selain itu, sebagian penderita adenomyosis juga mengalami endometriosis.

  5. Fibroids

    Fibroids atau disebut juga dengan miom, leiomioma atau fibromioma, adalah benjolan nonkanker dari jaringan otot yang tumbuh di dinding rahim. Serupa dengan adenomyosis, fibroids ini diduga juga ada kaitannya dengan hormon. Benjolan ini bisa sangat kecil, namun juga bisa tumbuh membesar. Fibroid ini bisa mengganggu proses implantasi embrio pada rahim, meningkatkan risiko keguguran dan memengaruhi proses melahirkan.

  6. Gangguan tiroid

    Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian leher. Kelenjar ini ‘menggunakan’ iodin (yang biasanya ada pada garam dan makanan laut) untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini, bertugas untuk mengalirkan oksigen pada sel-sel tubuh dan mengatur metabolisme. Selain itu, hormon ini juga berperan penting untuk pertumbuhan. Gangguan pada kelenjar ini, bisa menurunkan tingkat kesuburan, meningkatkan risiko mengalami keguguran, bayi lahir prematur, tekanan darah tinggi, dst.

  7. Premature dan Early menopause

    Apa, sih, perbedaannya? Premature menopause adalah menopause adalah berhenti mengalami menstruasi sebelum berusia 40 tahun, sedangkan early menopause terjadi sebelum seseorang berusia 45 tahun. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya, seperti ovarium kehilangan fungsi normalnya, melakukan operasi pengangkatan ovarium atau kemoterapi. Singkat kata, hal ini bikin sulit hamil, karena tubuh tidak lagi memproduksi sel telur.

  8. Faktor usia

    Semakin bertambah usia Anda, maka kesempatan untuk hamil akan semakin berkurang. Bisa dibilang, hal ini adalah salah satu faktor utama. Karena, semakin tubuh kita menua, maka jumlah sel telur yang dihasilkan akan semakin berkurang.

  9. Berat badan tidak ideal

    Kelebihan berat badan, apalagi mengalami obesitas, bisa mengurangi kesuburan. Selain itu, obesitas dan kekurangan berat badan parah, juga memberi dampak pada ovulasi.

  10. Menderita penyakit menular seksual

    Misalnya klamidia atau gonore. Kedua penyakit menular seksual ini, jika tidak segera diatasi, bisa menyebar rahim atau tuba falopi dan bisa menyebabkan pelvic inflammatory disease (PID). PID adalah peradangan, jaringan parut atau penyumbatan pada organ reproduksi. Salah satu cara untuk mencegah penyakit menular seksual adalah dengan menggunakan kondom dan tidak melakukan oral seks.

  11. Tidak berhubungan seks di waktu yang tepat

    Agar segera hamil, penting banget buat Anda dan pasangan mengetahui kapan dan seberapa sering harus melakukan hubungan intim, serta mengetahui hal-hal yang bisa meningkatkan dan menurunkan kesempatan Anda untuk hamil. Pertama, ketahuilah kapan masa ovulasi atau masa subur Ibu. Sekarang ini, Anda bisa menggunakan alat tes masa subur atau aplikasi khusus pada ponsel untuk mengetahui masa ovulasi. Waktu yang paling untuk melakukan hubungan badan adalah sekitar dua hingga tiga hari sebelum hari ovulasi Anda.

    Nggak gampang memang untuk memastikan kapan tepatnya tanggal ovulasi, tapi ada saran lainnya, yaitu melakukan hubungan seks ketika ada lendir serupa putih telur yang keluar dari vagina. Lendir ini biasanya keluar di sekitar hari ovulasi. Cervical mucus ini berfungsi untuk membantu pergerakan sperma dan membantunya ‘bertahan’. Semakin banyak sperma yang berhasil masuk ke tuba falopi, maka semakin besar juga kesempatan Anda untuk hamil.

  12. Frekuensi hubungan seks tidak tepat

    Jika sudah berhubungan badan pada masa ovulasi dan belum juga hamil, ada kemungkinan Anda kurang banyak melakukannya atau juga terlalu sering. Disarankan, Anda melakukan hubungan badan dua atau tiga hari sekali. Ini karena, dibutuhkan waktu untuk sperma untuk ‘mengisi ulang’ dan untuk mendapatkan sperma yang sehat berkualitas.

  13. Masalah pada sperma

    Jika sulit hamil, maka Anda dan pasangan mesti melakukan pemeriksaan. Karena penyebabnya mungkin bukan pada Ibu, tapi pada suami. Pasangan juga wajib melakukan tes untuk mengetahui kesehatan sperma dan semen. Sehat atau tidaknya sperma bisa dilihat dari tiga ukuran, yaitu jumlah, pergerakan dan bentuknya. Dilansir dari MayoClinic, berikut ini adalah ciri sperma yang sehat:

    • Jumlah sperma

      Jumlah sperma yang keluar ketika ejakulasi harus dalam jumlah yang cukup. Semakin sedikit jumlah sperma yang keluar, maka akan semakin sedikit sperma yang bisa bertahan untuk sampai ke sel telur.

    • Pergerakan sperma

      Atau disebut juga dengan motility. Anda dikatakan ideal jika ada setidaknya 40 persen sperma yang bergerak. Pergerakan ini penting untuk mencapai sel telur.

    • Bentuk sperma

      Sehat dari sisi bentuknya atau morphology, memang tidak seutama pergerakan. Namun, dibutuhkan sperma dengan bentuknya normal untuk bisa membuahi, yaitu sperma dengan kepala yang oval dan berbuntut panjang.

  14. Merokok

    Merokok atau bahkan hanya menjadi perokok pasif, bisa berdampak pada sulit hamil. Racun yang berasal dari rokok, bisa merusak organ tubuh, nggak terkecuali organ reproduksi Anda. diperkirakan, sebanyak 13 persen pasangan yang kesulitan memiliki keturunan, disebabkan oleh dampak rokok. Pada Anda, merokok bisa mengganggu tuba falopi, merusak sel telur, meningkatkan risiko kehamilan etopik, dst.  pasangan, merokok bisa menurunkan kualitas semen.

  15. Konsumsi alkohol

    Mengonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak (misalnya tujuh kali dalam satu minggu, atau lebih), cenderung mengalami menstruasi tidak teratur atau mengalami pendarahan berat. Konsumsi alkohol juga bisa memengaruhi proses ovulasi. Pada pria, konsumsi alkohol bisa menurunkan libido dan merusak kualitas sperma.

  16. Stress

    Stres bisa memengaruhi ovulasi dan bisa membuat gairah seks menurun. Pada pria, stres juga bisa memengaruhi kesehatan sperma.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab sulit hamil. Sekiranya Ibu dan Ayah mengalami gejala-gejala seperti di atas, yuk, segera memeriksakan diri Anda dan pasangan ke pakarnya. Semakin cepat mendapatkan hasilnya, semakin juga keluhan Anda bisa diatasi.

(Stephanie)

Follow Ibupedia Instagram