Mengenal Lebih Dekat Proses Bayi Tabung
Banyak pasangan yang mendambakan agar segera diberi momongan tidak lama setelah menikah. Namun tidak jarang calon Ibu yang belum kunjung mengandung. Biasanya, para pasangan yang belum dikaruniai bayi dalam jangka waktu relatif lama berkonsultasi ke dokter kandungan untuk mengecek kesehatan reproduksi.
Beberapa pasangan memiliki masalah reproduksi dan harus dibantu karena tidak memungkinkan proses reproduksi terjadi sejadi alami. Program bayi tabung atau dikenal juga dengan IVF (In Vitro Fertilization) sering dijadikan pilihan terakhir bagi pasangan suami istri yang menginginkan kehamilan setelah melakukan berbagai pengobatan kesuburan selama beberapa tahun namun tidak kunjung berhasil.
Mengenal program bayi tabung
Bayi tabung merupakan proses penggabungan sel telur dan sperma di luar tubuh. Sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim Ibu. Program bayi tabung biasanya selesai dalam 4-6 minggu.
Syarat yang harus dipenuhi pasutri untuk menjalani program bayi tabung
Ternyata proses bayi tabung ini tidak sesederhana yang kita kira loh. Pahami terlebih dahulu proses, biaya, dan probabilitas keberhasilan agar Ibu dan suami sehat lahir dan batin.
1. Usia
Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), kemungkinan keberhasilan program bayi tabung tergantung usia Ibu. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi bagi Ibu berusia di bawah 35 tahun dan berisiko gagal bagi Ibu berusia di atas 44 tahun.
2. Biaya
Program bayi tabung memakan biaya yang tidak sedikit. Pasangan suami istri harus menyiapkan dana setidaknya 75 juta rupiah untuk sekali program bayi tabung.
3. Kadar Vitamin D
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Toronto pada tahun 2019, Ibu yang memiliki kadar vitamin D yang cukup secara signifikan lebih mungkin hamil melalui program bayi tabung.
4. Kondisi rahim Ibu
Dilakukan pemeriksaan tiroid, darah, dan keseimbangan hormon calon Ibu. Harus dipastikan bahwa rahim ibu dalam keadaan baik sebelum proses bayi tabung dilakukan.
Prosedur Bayi Tabung
Proses bayi tabung sebenarnya sangat panjang dan dibutuhkan persiapan yang matang. Sebaiknya, alasan melakukan program bayi tabung bukan karena alasan non medis.
Sebelum dilakukan proses bayi tabung, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan awal untuk mendapatkan gambaran keseluruhan kesehatan reproduksi pasangan. Sebagai contoh, dokter akan menggali keadaan hubungan seksual, kesehatan pasangan, stabilitas hormon, keadaan fisik, dan keadaan psikis. Keadaan reproduksi pasangan meliputi frekuensi berhubungan suami istri. Kesehatan pasangan meliputi sudah kemana saja pemeriksaan dilakukan, apa saja yang diperiksa serta hasilnya. Stabilitas hormon meliputi apakah siklus haid teratur atau gangguan haid lainnya. Kondisi fisik meliputi kehidupan sehari-hari, riwayat pekerjaan, dan rutinitas olahraga. Keadaan psikis meliputi tingkat stres pasangan.
Tahapan program bayi tabung berikutnya adalah penilaian hormon, cadangan sel telur, dan orang kandungan. Selain itu, pencegahan terhadap infeksi khusus hingga penilaian kualitas sperma juga dilakukan.
Seperti yang dilansir dari University of Rochester Medical Center, ada 5 tahap proses pelaksanaan program bayi tabung.
1. Control Ovarian Hyperstimulation (COH)
Sel telur dipersiapkan agar sel telur yang diambil dalam keadaan optimal.. Saat sel telur hampir matang, hormon HCG disuntikkan.
2. Pengambilan sel telur
Dilakukan setelah 24-36 jam penyuntikan HCG. Sel telur diambil melalui jarum khusus yang memiliki rongga. Prosedur berlangsung selama setengah jam hingga satu jam. Sebagian Ibu diberi obat pereda nyeri sebelum prosedur dilakukan dan ada juga yang dubious total untuk dilakukan operasi. Sel telur yang telah diambil diletakkan ke sebuah media kultur pada inkubator sampai inseminasi dilakukan
3. Pembuahan dan kultur embrio
Sel sperma diambil dan disuntikkan ke dalam sel telur. Hasil fertilisasi yang berupa embrio akan dinilai setelah 16-18 jam proses berlangsung.
4. Penilaian kualitas embrio
Ada beberapa kriteria dalam penilaian kualitas embrio. Embrio akan difoto dan dievaluasi di pagi hari saat embrio akan ditransfer. Ada 4 tingkat kualitas embrio. Kualitas 1 menunjukkan embrio berada dalam keadaan terbaik.
5. Transfer embrio
Berbeda dengan pengambilan embrio, transfer embrio tidak membutuhkan prosedur operasi. Embrio hanya dimasukkan melalui kateter dan diletakkan di rongga rahim melalui serviks. Untuk memperbesar kemungkinan hamil, dokter memasukkan sekaligus tiga embrio. Dua minggu setelah transfer embrio dilakukan, ibu diminta untuk melakukan tes kehamilan.
Tingkat Keberhasilan Program Bayi Tabung
Meski mahal, Ibu harus memahami bahwa tingkat keberhasilan program bayi tabung tidak 100%. Jadi sebaiknya Ibu dan suami harus menyiapkan fisik dan mental apabila progrram bayi tabung tidak berhasil. Peluang keberhasilan program bayi tabung ini juga tergantung oleh usia.
- < 30 tahun: 44,5%
- 30-38 tahun: 28-30%
- 38-42 tahun: 10-11%
- >42 tahun: 0%
Keberhasilan program bayi tabung tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia. Faktor lain kegagalan program bayi tabung adalah embrio yang tidak bisa menempel di dinding rahim dan tidak terjadi implantasi di dalamnya. Ini disebabkan karena adanya faktor cacat kromosom. Banyak juga faktor-faktor lain yang tidak diketahui penyebabnya.
Risiko proses bayi tabung
Proses bayi tabung bukanlah proses tanpa risiko. Salah satu risiko yang harus dipertimbangan pasangan suami istri adalah terjadinya infeksi dan pendarahan saat pengambilan sel telur. Ini dapat mengganggu usus atau organ lain di sekitarnya. Pemberian dan penyuntikan obat-obatan saat proses stimulasi sel telur menyebabkan beragam efek samping seperti kembung, kram, nyeri ringan, penambahan berat badan, hingga rasa sakit hebat pada perut. Jika terjadi efek samping yang berat harus ditangani di rumah sakit. Biasanya efek samping ini hilang saat siklus ovarium selesai.
Risiko lain dari proses bayi tabung yaitu risiko keguguran, kehamilan kembar, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah, kehamilan ektopik (anggur), bayi lahir dengan cacat fisik, hingga stres pada Ibu dan suami karena panjang dan mahalnya proses bayi tabung.
Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih