Tips Caregiver Tangguh Saat Dampingi Anak Kanker Ala Shahnaz Haque
Jadi orang tua, ibarat adalah sebuah tugas yang perlu diemban selamanya. Sudah jadi naluri alami, bahwa tiap orang tua tentu ingin memberikan segala yang terbaik untuk anak-anaknya agar bisa tumbuh dan diberikan kesehatan.
Namun, nggak ada yang bisa menghindari takdir yang diberikan Tuhan. Terlebih ketika si kecil terdiagnosa penyakit kritis layaknya kanker.
Ibumin paham sekali, bahwa menjadi orang tua dari anak kanker, tentu nggak mudah ya Parents. Nggak cuma anak kanker yang sedang kita rawat saja yang butuh dukungan secara emosional, namun orang tua juga nggak luput dari dukungan tersebut.
Orang tua, sebagai pengasuh atau caregiver perlu mengetahui bagaimana cara mengelola emosi diri yang tepat. Supaya jiwa raganya tetap sehat selama mendukung perjuangan perawatan si kecil. Parents, yuk terapkan tips berikut ini!
Minimnya pengetahuan orang tua, sebabkan pengobatan anak kanker tidak maksimal
Jika mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI) diketahui bahwa, menurut data Globocan tahun 2020, jumlah penderita kanker anak dengan rentang usia (0-19 tahun) tercatat sebanyak 11.156 kasus. Mirisnya, dari angka ini sekitar 34,8% kasus paling banyak adalah kanker leukemia (kanker darah), disusul dengan kanker getah bening sebanyak 5,7% dan kanker otak sebanyak 5,7%.
Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahkan juga pernah menyatakan bahwa berdasarkan data anak kanker pada tahun 2021 di Indonesia, angka penyembuhannya masih kurang dari 30% kasus. Dimana kebanyakan disebabkan karena, keterlambatan diagnosis sehingga pengobatannya tidak bisa optimal.
Nggak cuma itu, kurangnya wawasan dari orang tua selaku caregiver atau pengasuh anak kanker bisa memengaruhi kondisi psikologis anak dalam melawan penyakit yang diderita. Itulah mengapa sebisa mungkin, para pengasuh anak kanker ini harus mendapatkan banyak dukungan atau ruang aman.
Supaya bisa mengurangi tekanan psikologis yang didapatkan selama mengasuh anak, dan juga bisa menambah pengetahuan yang dibutuhkan selama merawat si kecil yang sedang berjuang melawan penyakitnya.
Pentingnya merawat kesehatan mental caregiver
Perlu diakui, dalam merawat dan menjaga anak kanker, juga cukup memengaruhi kondisi fisik dan psikis kita sebagai caregiver. Terutama ketika kondisi kesehatan si kecil sedang menurun, akibat kanker yang mereka derita.
Kesedihan, stress dan frustrasi pasti pernah dirasakan oleh kita, bukan? Itulah yang juga pernah dialami oleh Shahnaz Haque, selaku penyintas kanker dan juga caregiver. Sebab, dari tiga anak Shahnaz merupakan penderita kanker yang mesti berjuang melawan penyakitnya dalam usia yang masih belia.
Shahnaz tahu betul bagaimana rasanya menjadi caregiver atau orang tua anak kanker. Seperti kata ahli dari St Luke Hospital Singapore para orang tua anak kanker wajib mendapatkan dukungan dan support system khusus, misalnya dengan menjadi bagian dari suatu komunitas.
Dengan menjadi bagian dari kelompok pendukung anak kanker ini, para caregiver bisa berbagi perjuangan, menemukan dukungan bersama, dan mencari solusi bersama di antara orang lain yang menghadapi tantangan serupa. Selain itu, satu hal yang paling penting saat menjadi bagian dari komunitas orang tua anak kanker adalah, menyadari bahwa ternyata kita nggak sendirian dalam mendampingi si kecil.
Menurut Shahnaz, dukungan psikologis dari komunitas sangat penting dalam mengurangi beban dan tekanan psikologis yang mungkin dialami caregiver. Sehingga, orang tua bisa menjadi caregiver tangguh dan memiliki kekuatan untuk mendampingi si kecil dalam kondisi apapun.
Tips menjadi orang tua caregiver tangguh ala Shahnaz Haque
Melalui webinar Satu Nyawa Berharga, yang diselenggarakan oleh Yayasan Pita Kuning, makin menyadari kita sebagai caregiver bahwa “sakitnya anak adalah sakitnya satu keluarga”. Nggak ada orang tua yang tega melihat anak-anaknya sakit, di periode emas pertumbuhannya.
Rasa sedih, kecewa, stres dan juga cemas, tentu sulit untuk dihindari. Karenanya, untuk memberikan dukungan bagi orang tua caregiver Yayasan Pita Kuning, senantiasa selalu memberikan pendampingan psikososial untuk anak drngan kanker (rentang usia 0-18 tahun), dari keluarga prasejahtera di Indonesia.
Pita Kuning sendiri, didirikan sejak 26 April 2007 dan dibina langsung oleh Pandji Pragiwaksono dan Steny Agustaf, serta diawasi oleh Indrodjojo Kusumonegoro. Nah, selama lebih dari 18 tahun berdiri, yayasan ini sudah banyak berkontribusi oleh banyak anak-anak pejuang kanker.
Kurang lebih ada 8000+ anak pejuang kanker di Indonesia, di berikan pendampingan holistik pada 50 anak dan keluarga di 4 daerah besar di Indonesia mencakup; Jabodetabek, Yogyakarta, Bali dan Medan. Pita Kuning memiliki misi khusus, yang ingin selalu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada publik secara daring maupun luring.
Demi menjalankan visinya, yakni meningkatkan kualitas hidup anak pejuang kanker. Belum cukup sampai disitu, melalui webinar Satu Nyawa Berharga, Shahnaz Haque yang juga berpartisipasi dalam acara tersebut, turut memberikan beberapa tips penting yang bisa orang tua atau caregiver terapkan saat mendampingi anak kanker dengan cara berikut:
1. Pentingnya mencari dukungan emosional
Layaknya makhluk hidup, tentu membutuhkan tempat berteduh atau rumah aman untuk berlindung dari cuaca panas dan dingin di luar sana. Begitupun dengan caregiver, yang membutuhkan ruang aman dan support system demi membantu orang tua mendampingi anak kanker.
Menurut Shahnaz, ini saatnya para caregiver mencari dukungan yang diperlukan, bisa dar keluarga, teman, profesional ataupun komunitas. Dukungan ini penting, demi mengurangi tekanan psikologis yang didapatkan caregiver selama mengasuh pejuang ciliknya.
2. Emosi itu wajar. Tetapi, ekspresikan dengan cara yang sehat!
Nggak dipingkiri, menjadi caregiver tentu sangat menguras tenaga, emosi dan pikiran. Bikin orang tua, mau nggak mau harus terus menunjukkan energi positif yang ada dalam dirinya pada sang anak.
Padahal, ada banyak sekali energi negatif yang terpendam. Untuk itu, Shahnaz mengatakan ketika orang tua merasa emosinya naik-turun sangatlah wajar.
Sehingga penting, memberikan waktu (me time) buat diri sendiri alih-alih untuk mengekspresikan perasaan yang terpendam. Bisa dilakukan dengan cara; journaling, meditasi, berolahraga ringan ataupun sekadar melakukan hobi yang digemari.
Harapannya, energi positif akan kembali terisi. Otomatis membuat emosi orang tua bisa lebih stabil dalam mendampingi si kecil nantinya.
3. Menjaga kesehatan fisik, penting dilakukan
Seperti yang disampaikan sebelumnya, berolahraga juga bisa jadi salah satu ‘stres release’ yang bisa orang tua lakukan demi menjaga kesehatan fisik selama mendampingi si kecil. Bahkan, menjaga kesehatan fisik dapat menjadi kunci penting agar tetap sehat, mengingat adanya hormon kebahagiaan yang dilepas saat melakukan aktivitas tersebut.
4. Tambah pengetahuan, pelajari informasi yang relevan
Yes! Ilmu kesehatan tiap tahunnya juga makin bertambah, untuk itu orang tua caregiver juga nggak boleh ketinggalan informasi. Agar tetap bisa mendapatkan pengetahuan yang penting, terkait perawatan anak kanker.
Namun, pastikan selalu membekali diri dengan pengetahuan yang relevan dan informatif, tidak mudah termakan hoax dan informasi-informasi yang belum tentu benar adanya. Hal ini juga penting, untuk menghindari kepanikan berlebih yang menyebabkan caregiver lebih mudah stres.
Orang tua juga bisa menghubungi Yayasan Pita Kuning untuk mengetahui segala informasi terkait kanker pada anak.
5. Menjaga perspektif dan percaya pada kemampuan diri sendiri
Menurut Shahnaz, salah satu kunci penting menjadi orang tua caregiver tangguh adalah, harus selalu mempercayai kemampuan dan kekuatan diri sendiri. Nggak ada salahnya untuk merayakan keberhasilan kecil, walau hanya perayaan sederhana.
Misalnya saat berhasil ‘no drama’ saat mendampingi anak kemoterapi. Percaya pada kemampuan diri sendiri sangat penting dilakukan, untuk menyerap energi positif agar tetap bisa kuat dan tangguh dalam mendampingi pejuang kecil kita.