Kasus Pengasuh Anak Berikan Obat Steriod, Efeknya Nggak Main-Main!
Baru-baru ini, viral mengenai berita pengasuh anak yang tega memberikan obat steroid untuk anak asuh. Sang pengasuh berdalih, obat tersebut diberikan agar sang anak asuh doyan makan dan memiliki tubuh yang gemuk.
Hal tersebut dilakukan oleh pengasuh anak, agar pekerjaannya jadi lebih ringan. Nggak perlu repot menyuapi anak, karena nggak doyan makan.
Saat membaca berita ini, hati Ibumin rasanya geram sekali. Apalagi efek dari obat steroid ini juga nggak main-main, bahkan bisa menyebabkan moon face pada anak dan bikin si kecil drop, gemar tidur seolah nggak kuat bangun untuk bermain.
Seperti apa kronologi dari pengasuh anak memberikan obat steroid pada anak asuhnya? Apa saja efek berbahaya yang dapat dialami korban? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut!
Sekilas mengenai kronologi kejadian
Berdasarkan informasi dan keterangan langsung yang dialami oleh pemilik akun @linggra.k ia telah memperkerjakan sang pengasuh anak kurang lebih selama setahun ini. Terhitung sejak September 2023-Agustus 2024, jenis obat steroid yang diberikan adalah deksametason (kortikosteroid) dan pronicy.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh National Library of Medicine tahun 2023 lalu, obat kortikosteroid tergolong obat keras untuk mengobati penyakit-penyakit layaknya diabetes, kardiovaskular dan masalah kejiwaan. Mirisnya, obat ini dijual cukup bebas di Indonesia dan sering disalahgunakan sebagai obat penggemuk badan dan penambah nafsu makan anak.
Setelah hampir satu tahun, orang tua korban melakukan tes hormon pada anaknya. Hasilnya, kadar hormon dalam tubuh sang anak yang diberi nama Elkan tersebut ternyata sangat rendah termasuk hormon kortisol.
Hal ini dirasa nggak sebanding dengan tubuhnya yang gemuk, dan wajahnya yang bengkak. Orang tua korban mengira anaknya memang gemuk saja, karena keturunan keluarga.
Namun dokter berkata lain, wajah gemuk yang dialami oleh sang anak merupakan contoh wajah moon face pada anak yang diakibatkan oleh penggunaan obat steroid yang terlalu lama. Shock, sedih, marah jelas menjadi ekspresi mereka saat itu.
Efek obat steriod nggak main-main!
Setelah berkonsultsi ke dokter, pada akhirnya sang anak harus menjalankan terapi pengobatan untuk menghentikan ketergantungan tubuhnya pada obat steriod yang pengasuh anak berikan. Mirisnya, pada hari ke 9 setelah obat diberhentikan efek dari obat steriod mulai bermunculan.
Membuat korban menjadi drop, selalu tidur, sulit dibangunkan, nggak kuat beraktivitas, bahkan sampai nggak mau makan dan minum. Hal ini karena kadar hormon kortisol pada tubuh Elkan hanya sedikit, bikin ia nggak mampu menggerakan badannya.
Usai dilakukan perawatan intensif, para dokter memutuskan bahwa Elkan perlu mendapatkan pertolongan berupa penyuntikan hormon kortisol melalui infus ke tubuhnya. Nggak berhenti sampai disitu, pencernaan korban juga sempat terganggu sebabkan lambung bermasalah, tiap makan selalu muntah.
Bahkan, belakangan diketahui Elkan juga perubahan mood yang cukup signifikan alias nggak stabil. Sebentar happy, sebentar bisa saja menangis dan tantrum. Mirisnya, ketika menangis atau marah, ia sulit dikontrol karena emosinya sangat meledak-ledak.
Kok bisa nggak curiga? Sang Ibu mengatakan, kala itu Elkan memang sedang menjalankan terapi karena sering muntah dan susah makan. Sang Ibu mengira, terapi tersebut berhasil dan bikin tubuh Elkan jadi menggemuk.
Obat steroid bukan obat penggemuk badan anak!
Yup! Penting digaris bawahi bahwa, obat steroid bukanlah obat penggemuk badan anak ya, Parents! Dikutip dari Healthline obat steriod yang diberikan pada pengasuh anak ini, merupakan obat yang dikhususkan untuk mengatasi peradangan seperti:
- Alergi
- Lupus
- Asma
- Kanker
- Ruam yang menahun
Obat kortikosteriod jelas berbeda dengan jenis obat steroid anabolik yang membantu membangun massa otot. Obat kortikosteriod yang diminum berkepanjangan bahkan sampai menahun, punya efek berbahaya, termasuk moon face dan bikin berat badan jadi bertambah, namun dengan kondisi kadar hormon yang berantakan.
Obat steriod dapat menyebabkan kenaikan berat badan dengan mengubah keseimbangan elektrolit dan air dalam tubuh, serta memengaruhi metabolismenya. Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dengan menyebabkan:
- Nafsu makan meningkat
- Retensi cairan
- Perubahan tempat penyimpanan lemak tubuh
Banyak orang yang menggunakan steroid merasakan peningkatan lemak di perut, wajah, dan leher. Bahkan misalnya pun kita berhasil mengendalikan kenaikan berat badan akibat steroid, tubuh dan wajah tetap cenderung terlihat lebih gemuk akibat redistribusi lemak.
Umumnya, semakin tinggi dosis steroid dan semakin lama obat ini digunakan, maka semakin besar kemungkinan kita mengalami kenaikan berat badan. Sebaliknya, konsumsi obat steriod secara singkat selama beberapa hari hingga beberapa minggu biasanya tidak menimbulkan banyak efek samping, apalagi dosisnya sudah dihitung secara matang oleh dokter.
Waspada itu penting!
Pada kasus ini, Ibumin harap kita sepakat untuk tidak menyalahkan Ibu bekerja ya, Parents. Terlebih para orang tua yang memilih menggunakan jasa pengasuh, ataupun ART untuk merawat si kecil.
Ibumin yakin betul bahwa nggak ada satupun orang tua yang mau musibah terjadi pada anak-anaknya. Termasuk dalam kasus pengasuh anak yang memberikan obat steriod pada anak asuhnya.
Tapi yang jelas, belajar dari kasus-kasus yang belakangan terjadi, Parents wajib meningkatkan kewaspadaan di rumah. Terutama ketika sedang tidak berada di rumah untuk sekadar bekerja atau pergi sebentar.
Parents bisa menegaskan pada calon pekerja baru, mengenai aturan-aturan penting di rumah. Tegaskan pula soal konsekuensi hukum apabila sang calon pengasuh anak melakukan pelanggaran.
Wajib pasang CCTV di rumah, apalagi jika kedua orang tua bekerja setiap hari. Sering-seringlah mengecek CCTV, dan mengajak ngobrol si kecil. Jaga bonding dengan anak, agar anak merasa lebih aman untuk berbagi cerita. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari musibah seperti ini ya, Parents!