Ibupedia

10 Channel YouTube Yang Aman Untuk Anak Usia 1-2 Tahun

10 Channel YouTube Yang Aman Untuk Anak Usia 1-2 Tahun
10 Channel YouTube Yang Aman Untuk Anak Usia 1-2 Tahun

Saat ini, belajar dapat dilakukan lewat mana saja, tak hanya lewat buku tetapi juga bisa lewat channel YouTube edukatif. Namun yang perlu jadi catatan, tidak semua channel YouTube itu aman ditonton untuk anak-anak, termasuk yang ada embel-embel “edukasi”nya. Sebaiknya, anak-anak menonton video yang sesuai dengan usianya. Karena itulah, sebelum mengizinkan anak mengakses YouTube, Ibu dan Ayah perlu melakukan sedikit riset mengenai channel-channel apa saja yang aman sesuai dengan usia mereka dan selalu mendampingi.

Panduan Screen Time Anak Berdasarkan Usia


Sebelum membahas rekomendasi channel YouTube apa saja yang bisa dinikmati anak usia 1-2 tahun, sebaiknya orang tua juga perlu memahami beberapa panduan penting terkait screen time untuk anak. Memang, pembahasan mengenai screen time ini mungkin akan menimbulkan pro kontra di kalangan orang tua. Di satu sisi, saat ini kita hidup di zaman serba digital. 

Hampir mustahil kita tidak menatap layar seharian. “Layar” di sini tak hanya ditujukan untuk ponsel saja, ya, Bu, tapi juga tablet, televisi, laptop, dan komputer. Namun di sisi lain, paparan gadget atau layar secara terus menerus juga bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Lalu, orang tua harus bagaimana?

1. Anak usia di bawah 18 bulan sebaiknya tidak diberikan gadget

The American Academy of Pediatrics, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic, menyarankan bayi di bawah 18 bulan seharusnya tidak berikan gadget sama sekali, kecuali untuk video call dengan keluarga yang jauh karena aktivitas ini bisa dianggap sebagai waktu berinteraksi dengan orang lain. Balita berusia 18 sampai 24 bulan bisa mulai diperkenalkan dengan layar digital, namun dengan catatan ia harus didampingi orang tua atau pengasuh dan program yang ditonton memang berkualitas.

2. Beri batasan waktu penggunaan gadget

Selain melihat usia anak, orang tua juga perlu menerapkan batasan waktu penggunaan gadget pada anak. Setelah anak berusia 2 hingga 5 tahun, ia hanya boleh menonton program berkualitas di layar digital maksimal 1 jam per hari. Orang tua atau pengasuh tetap perlu mendampingi mereka untuk meminimalisir risiko paparan konten tidak mendidik. Lalu untuk anak di 6 tahun ke atas, waktu penggunaan gadget bisa disesuaikan, namun rekomendasinya tidak lebih dari 2 jam setiap hari. Orang tua juga perlu menjelaskan berbagai risiko penggunaan gadget, baik untuk kesehatan tubuh maupun kesehatan mental.

3. Buat peraturan yang mengharuskan setiap anggota keluarga bebas gadget

Banyak anak tergoda menggunakan gadget karena melihat orang dewasa di sekitarnya yang tidak bisa lepas dari gadget. Ingatlah bahwa anak-anak adalah peniru yang handal. Jika orang tua ingin menerapkan aturan bebas gadget, sebaiknya itu harus dimulai dari orang tuanya dulu. Ibu dan Ayah bisa membuat peraturan “gadget free” di hari dan jam tertentu yang berlaku bagi semua anggota keluarga. Atau bisa juga aturan tersebut diberlakukan di tempat-tempat tertentu seperti di kamar tidur atau meja makan.

4. Dampingi anak saat menggunakan gadget

Sebuah kesalahan yang seringkali dilakukan orang tua adalah meninggalkan anak dengan gadget mereka sendiri. Padahal, orang tua atau pengasuh seharusnya tetap menemani anak menggunakan gadget tersebut. Jangan jadikan gadget sebagai pengganti “nanny” sehingga orang tua bisa melakukan hal lain saat anak sibuk dengan gadgetnya. Sebaliknya, gunakan screen time ini sebagai kesempatan untuk berinteraksi dengan si kecil dan mengajarkannya banyak hal penting dari konten-konten di dalamnya.

5. Kurasi konten, program, atau video yang boleh ditonton anak

Saat ini ada banyak pilihan teknologi “layar” yang bisa dinikmati anak. Namun, tidak semua penggunaannya bisa disamaratakan. Artinya, menonton tablet untuk belajar huruf, angka, bentuk-bentuk benda, kosakata, atau warna-warni cerah lebih direkomendasikan daripada membiarkan anak mencari sendiri video yang ingin mereka tonton, atau mempersilakan anak menonton televisi dengan banyak sekali iklan yang bisa menstimulasinya secara berlebihan.

Orang tua juga perlu selektif dengan setiap program yang anak tonton di manapun. Makanya, kehadiran penuh orang tua sangat diperlukan saat anak menikmati screen time-nya.

6. Aktifkan fitur parental controls

Ibu dan Ayah juga bisa mengaktifkan fitur parental controls yang sudah banyak disematkan di beragam aplikasi atau situs di internet. Dengan mengaktifkan fitur ini, orang tua tetap bisa memantau apa yang anak konsumsi di internet dan memblokir konten-konten yang sekiranya tidak layak untuk ditonton.

7. Perbanyak waktu beraktivitas fisik atau bermain bebas

Satu hal yang juga tak kalah penting, jangan jadikan screen time sebagai pengganti aktivitas fisik anak. Meski anak sudah boleh menggunakan gadget, ia tetap perlu diajak bermain bebas untuk mengasah skill motoriknya. Ia juga tetap butuh bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, termasuk dengan teman-teman sebayanya, sehingga kebutuhan sosialnya tetap bisa terpenuhi. Usahakan agar waktunya bermain di kehidupan nyata lebih banyak daripada waktunya bersama gadget.

Rekomendasi Channel YouTube untuk Anak 1-2 Tahun

Untuk membantu Ibu dan Ayah mengurasi konten-konten yang bisa dinikmati anak usia 1-2 tahun, kami sudah mengumpulkan rekomendasi channel YouTube yang aman untuk mereka, lo. Namun, tetap ingat bahwa anak di usia ini hanya boleh menatap layar gadget maksimal 1 jam per hari ya, Bu. Penggunaannya pun perlu didampingi.

1. Lintang Media


Photo source: Youtube Lintang Media

Pilihan channel YouTube yang pertama adalah Lintang Media. Channel ini sangat tepat digunakan sebagai sarana bermain dan belajar si kecil karena di dalamnya terdapat video-video edukatif. Lintang Media juga merupakan channel buatan Indonesia, sehingga bahasa dan kontennya disesuaikan untuk anak-anak Indonesia. Selama 4 tahun terakhir ini, Lintang Media konsisten menyuguhkan video seru dengan animasi yang juga menarik. Beberapa video yang bisa menambah wawasan anak seperti yang berjudul Mengenal Nama dan Suara Binatang Untuk Anak Batita, Rajin Menabung, Mengenal Warna, ABCD Lagu Anak Balita Indonesia Populer, dan masih banyak lainnya. Kebanyakan video-video di channel YouTube ini menggunakan lagu untuk mengenalkan anak sesuatu.

2. Lagu Anak Indonesia Balita


Photo source: Youtube Lagu Anak Indonesia Balita

Channel YouTube lain garapan anak bangsa adalah Lagu Anak Indonesia Balita. Channel yang sudah mengantongi 6 juta lebih subscriber ini berisi video lagu-lagu anak balita Indonesia. Anak-anak bisa bernyanyi dan mengenal lagu-lagu anak klasik yang populer di zaman dulu, seperti Pok Ame Ame atau Menanam Jagung. Selain itu si kecil juga bisa ikut belajar mengenal alfabet, berhitung, mengenal jenis buah-buahan, jenis hewan, sampai belajar memakai sendok dan garpu dengan melihat video animasinya. Channel ini juga selalu menampilkan karakter-karakter hewan yang lucu agar anak terhibur saat menonton. Video-video dalam channel ini didesain khusus untuk menstimulasi kecerdasan anak agar ia bisa mengenali benda-benda sederhana di kehidupan sehari-hari serta untuk mengembangkan imajinasinya.

3. Fun Cican


Photo source: Youtube Fun Cican

Ada juga channel YouTube asal Indonesia bernama Fun Cican. Channel ini menceritakan keseharian karakter Cican dan keluarganya. Anak-anak bisa belajar bersama Cican mengenal banyak hal, mulai dari bahasa Inggris, jenis buah dan sayuran, hewan-hewan, sampai cara menyeberang jalan yang benar. Belajar akan lebih mudah karena anak-anak juga bisa belajar sambil bernyanyi. 

4. Cocomelon


Photo source: Youtube Cocomelon - Nursery Rhymes

Untuk orang tua yang ingin mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak lewat video di YouTube, channel YouTube Cocomelon mungkin bisa jadi pilihan. Channel YouTube berbasi di California, Amerika Serikat ini mungkin bisa dibilang channel khusus anak yang tertua karena sudah hadir sejak tahun 2006. Sampai saat ini, Cocomelon konsisten menyuguhkan konten-konten edukatif dan lagu anak-anak yang mudah dihafal. Beberapa lagu ikonik yang ada di sana seperti “Old Macdonald Had A Farm” atau “The Wheel On The Bus”.

Channel YouTube ini banyak menyajikan video yang membahas pengenalan huruf, angka, kata, bacaan, dan warna. Biasanya Cocomelon menampilkan karakter seorang bayi bersama keluarganya, teman-temannya, atau hewan-hewan.

5. Pinkfong! Kids’ Songs & Stories


Photo source: Youtube Baby Shark - Kid's Song & Stories

Ibu dan Ayah pasti tahu lagu Baby Shark yang fenomenal itu. Nah, lagu dan video tersebut ternyata ciptaan channel YouTube Pinkfong ini. Selain menciptakan lagu-lagu yang mudah diingat, Pinkfong juga rutin mengunggah konten-konten edukatif seperti belajar mengenal lampu lalu lintas atau planet-planet di tata surya. Tak hanya channel YouTube, Pinkfong juga memproduksi aplikasi khusus anak, mainan, serta buku edukasi, lo!

6. Badanamu


Photo source: Youtube Badanamu

Badanamu merupakan channel YouTube di bawah perusahaan Calm Island yang merupakan perusahaan gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Perusahaan tersebut memang dikenal sebagai pengembang program edukasi untuk anak umur 12 bulan sampai 8 tahun. Badanamu memiliki tokoh utama bernama Bada dan Mimi. Video-video di dalamnya didominasi lagu-lagu anak dengan lirik dan nada yang mudah diingat. Ibu akan banyak menemukan video fonik yang mengajarkan pelafalan kata, video tentang pengenalan alfabet, perayaan hari besar di berbagai negara, pengajaran kosa kata dengan tema tertentu, sampai pengajaran tentang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).

7. BabyBus - Nursery Rhymes


Photo source: Youtube BabyBus - Nursery Rhymes

Rekomendasi channel YouTube lain adalah BabyBus - Nursery Rhymes. Channel ini dibuat untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, khususnya bagi anak-anak berusia 2 sampai 5 tahun. Video-video di dalamnya berisi tentang lagu anak-anak klasik dan cerita dengan animasi 2D dan 3D. Anak-anak juga dapat mempelajari banyak hal positif, seperti kebiasaan-kebiasaan baik sehari-hari, tentang huruf, angka, warna, dan banyak lagi yang lainnya. Sesuai klaimnya, BabyBus dapat membantu anak berpikir mandiri, membangun kepercayaan diri anak, menghormati orang lain serta untuk menjelajah dunia.

8. Super Simple Songs - Kids Songs


Photo source: Youtube Super Simple Songs - Kids Songs

Channel YouTube lain yang banyak menyuguhkan lagu anak-anak berbahasa Inggris lengkap dengan video animasinya adalah Super Simple Songs - Kids Songs. Selain bisa mengajak anak bernyanyi bersama, lewat channel YouTube ini Ibu dan Ayah juga bisa mengajarkan anak banyak hal, seperti berhitung dan mengenal alfabet.

9. Les Copaque Production


Photo source: dailymotion.com 

Animasi Upin Ipin merupakan salah satu kartun buatan Les Copaque Production. Channel YouTube satu ini terus konsisten menyajikan kartun dengan cerita menarik dan penuh pelajaran berharga. Anak yang masih usia 1-2 tahun mungkin masih belum bisa menyimak cerita dalam kartun, namun tenang, Ibu dan Ayah tetap bisa mengenalkan hal penting dari channel YouTube ini, seperti huruf hijaiyah atau membaca surat-surat pendek bersama.

10. Sesame Street


Photo source: Youtube Jalan Sesama

Sesame Street sudah hadir sejak bertahun-tahun lalu lalu di layar kaca kita, bahkan saat Ibu dan Ayah masih kecil, tokoh-tokoh Sesame Street sudah ada menemani. Saat ini, Sesame Street juga punya channel YouTube dengan video-video menarik dan edukatif yang bisa dinikmati bersama si kecil. Sesame Street berupaya membuat anak-anak di seluruh dunia menjadi lebih pintar, lebih kuat, dan berhati lebih baik dengan konten-konten yang diciptakan. Banyak juga video-video dalam channel ini yang berisi lagu-lagu yang bisa dinyanyikan bersama anak di rumah.

Itulah beberapa rekomendasi channel YouTube yang aman ditonton untuk anak 1 sampai 2 tahun. Tapi, tetap ingat untuk mengikuti panduan screen time sehat untuk anak-anak ya, Bu. Meski konten-konten dalam channel YouTube di atas bersifat edukatif, namun anak-anak tetap perlu diajak berinteraksi dengan dunia “nyata”nya dan distimulasi berbagai inderanya supaya tumbuh kembangnya tetap optimal.

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram