Ibupedia

Liburan Nyaman Tanpa Cemas! Ini 7 Cara Jaga Imun Anak

Liburan Nyaman Tanpa Cemas! Ini 7 Cara Jaga Imun Anak
Liburan Nyaman Tanpa Cemas! Ini 7 Cara Jaga Imun Anak

Ada yang berbeda di penghujung tahun 2021 setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan bepergian. Bandara, stasiun, dan jalanan sudah mulai padat oleh masyarakat yang hendak pergi berlibur. Tentu hal ini merupakan sinyal positif bahwa penyebaran virus Covid-19 sudah mulai surut karena laju vaksinasi yang makin menyeluruh. 

Di lain pihak, hal ini juga harus disikapi dengan bijak ya, Bu. Jangan sampai lengah memproteksi diri dan keluarga dari serangan virus. Terlebih si kecil yang lebih rentan karena sistem imunnya belum sekuat orang dewasa.

Mengapa Anak Lebih Mudah Sakit?

Salah satu penyakit yang paling umum ditemukan di penghujung tahun, terutama saat cuaca tidak menentu, adalah batuk pilek. Di sekitar kita pasti ada deh satu-dua orang yang menunjukkan gejala tersebut. Apalagi kalau menyerang si kecil, waduh bisa-bisa Ibu tidak bisa tidur dibuatnya.  

Dilansir dari Healthcare, anak-anak memang mudah terkena pilek setelah usia 6 bulan karena imunitas bawaan dari Ibunya berangsur menurun sehingga ia harus membangun imunitasnya sendiri. Bayi dan balita biasanya terkena 7-8 kali kasus pilek setahunnya. Saat ia terserang virus baru, tubuhnya membutuhkan waktu cukup lama untuk membentuk antibodi. 

Oleh karena itu, si kecil harus dibentengi dengan daya tahan tubuh yang prima agar saat liburan nanti ia aman dari gangguan virus. Sayang banget kan kalau waktu liburan yang ditunggu-tunggu sejak lama malah bikin anak tersiksa karena harus bed rest.

Selain karena imunitasnya belum sempurna, anak juga lebih sering terekspos virus karena kebiasaan dan lingkungan sekitarnya. Misalnya terbiasa mengambil mainan dari lantai atau tanah, memasukkan tangan ke hidung atau mulutnya, dan berada di ruangan ber-AC terlalu lama. 

Apalagi kalau anak sudah mulai masuk PAUD atau TK. Barang-barang yang ia sentuh, mulai dari meja, kursi, hingga pegangan tangga sangat rawan menularkan bakteri dan virus. Setelah pemerintah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka, Ibu harus bekerja ekstra mencari cara agar anak tidak mudah sakit.

7 Cara Agar Anak Tidak Mudah Sakit

Dilansir dari Childrens, cara terbaik menjaga daya tahan tubuh agar anak tidak mudah sakit adalah dengan konsisten membiasakan hal-hal berikut ini;

1. Pantau waktu tidur anak

Tidur memang sangat krusial bagi sistem kekebalan tubuh manusia. Orang dewasa saja jika tidurnya kurang bisa uring-uringan, mengalami gangguan emosi, hingga fisiknya melemah sehingga mudah terkena virus dan bakteri.

Hal ini berlaku juga pada si kecil yang membutuhkan jauh lebih banyak jam tidur. Bayi membutuhkan istirahat sekitar 18 jam, balita perlu 12 sampai 13 jam, dan anak pra-sekolah membutuhkan sekitar 10 jam sehari untuk tidur. 

Tentu perlu strategi membagi waktu antara tidur siang dan tidur malam. Setiap Ibu tentu punya caranya sendiri, namun semua harus dilakukan dengan disiplin agar waktu tidurnya tidak terus berubah-ubah.

2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar


Selain rajin menjaga kebersihan rumah terutama kamar anak, Ibu juga perlu rutin mengawasi kebersihan tubuh si kecil. Di masa pandemi, kita semua dibiasakan membawa hand sanitizer dan cuci tangan dengan teliti.

Tentu kebiasaan baik ini harus terus dibawa. Ingatkan anak saat ia memasukkan tangannya ke mulut, apakah tangannya bersih? Begitu juga saat baru pulang sekolah, ingatkan untuk selalu mencuci tangan, kaki, dan mengganti baju. 

Bila terjadi luka saat bermain, segera obati dan tutup lukanya agar tidak tercemar bakteri. Begitu pula dengan kebersihan mainan, makanan, serta hewan peliharaan. Ibu dan Ayah juga harus rutin membersihkan diri ya, karena anak bisa beresiko terpapar virus dari orang tua.

3. Kurangi stres pada anak


Selama pandemi, hubungan keluarga bisa semakin akrab atau justru malah merenggang karena terlalu banyak bersinggungan. Masing-masing orang mengalami stres. Entah karena tekanan pekerjaan, kurangnya hiburan, bahkan rasa sedih mendalam karena jauh dengan teman dan keluarga besar. 

Jangan sampai stres yang Ibu dan Ayah alami malah diproyeksikan ke anak. Ibu yang kerap kali uring-uringan misalnya, hal ini bisa membuat anak merasa stres yang kemudian dapat menurunkan imunitas anak dan orang dewasa.

Anak pun bisa mengalami rasa sedih, kesal, dan frustasi karena kerap ditekan atau diomeli. Bisa jadi maksud Ibu baik, menyuruhnya cuci tangan sering-sering misalnya, namun intonasi suara atau perintah yang berulang-ulang bisa bikin anak sebal. 

Yuk biarkan si kecil melakukan hal-hal yang ia sukai selama masih dalam batas wajar. Anak suka main basket? Ayo ajak olahraga bersama! Anak suka main game? Tiga jam setiap akhir pekan tak ada salahnya!

4. Jauhkan dari asap rokok dan kendaraan


Menjauhkan si kecil dari asap rokok dan kendaraan sangat penting untuk menjaga organ pernapasannya. Jika Ibu tinggal bersama perokok, diskusikan agar kebiasaan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan anak. 

Ingat, bahkan bau yang menempel di baju pun bisa memberikan efek negatif lho. Jangan sampai si kecil terkena asma atau bronkitis karena hal-hal eksternal yang sangat mungkin dicegah. Untuk menghindari paparan polusi udara di luar rumah, biasakan anak memakai masker dan tidak melepaskannya sebelum berada di zona aman.

5. Konsumsi nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan tubuh anak


Studi dari Current Pharmaceutical Design menyatakan bahwa antioksidan dalam makanan seperti buah, sayur, biji-bijian dan kacang-kacangan mampu membantu mengurangi peradangan dengan mencegah radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Selipkan menu seperti wortel, bayam, jeruk, dan stroberi ke dalam menu harian anak sebagai cara agar anak tidak mudah sakit.

Kebutuhan cairan per hari juga harus diperhatikan agar ia tidak dehidrasi. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia 7-12 bulan membutuhkan 800ml atau setara 2-3 gelas setiap harinya. Untuk anak usia 1-3 tahun, ia butuh sekitar 5 gelas atau 1,3 liter. Di atas 3 tahun, anak butuh sekurang-kurangnya 7-8 gelas setiap harinya. Tentu kebutuhan cairan ini juga mempertimbangkan tinggi, berat, usia, dan aktivitas anak ya, Bu.

6. Rajin olahraga, berjemur, dan lakukan imunisasi!


Ajak si kecil berolahraga setidaknya 15 menit sehari. Lebih baik lagi kalau dilakukan menjelang siang di luar ruangan seperti halaman rumah. Sambil olahraga ringan, ia juga akan mendapatkan manfaat Vitamin D dari sinar matahari yang baik untuk pembentukan sel darah, sistem kerangka dan kekebalan tubuhnya, sehingga ini menjadi cara agar anak tidak mudah sakit. 

Begitu pula dengan imunisasi yang berperan penting untuk menjaga kekebalan tubuh si kecil. Berdasarkan rekomendasi IDAI di tahun 2017, diketahui setidaknya ada 6 imunisasi dasar yang perlu dilakukan yakni; campak, MMR, polio, BCG, DTP, dan juga Hepatitis B. Jangan sampai terlewat ya, Bu!

7. Konsumsi Madu


Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, madu menjadi primadona yang digadang-gadang mampu meningkatkan imunitas tubuh. Selain rasanya enak dan mudah didapat, madu juga relatif aman karena diproses secara alami.  

Kita bisa memberikan madu untuk anak usia 1 tahun ke atas. Di dalam madu terdapat glukosa yang berfungsi sebagai perantara metabolisme untuk sumber energi bagi sel-sel dalam tubuh, ada juga fruktosa, sukrosa, maltosa, dan vitamin C. Memberikan madu untuk si kecil bisa menjadi salah satu cara jaga daya tahan tubuh anak agar tetap sehat tidak mudah sakit.

Curcuma Plus Honey Vit, Solusi Vitamin Anak 1 Tahun ke Atas dengan Kandungan Madu Multivitamin

Pemberian madu untuk anak tidak boleh sembarangan ya, Bu. Madu hanya boleh dikonsumsi oleh anak berusia lebih dari satu tahun, sebab pencernaan bayi di bawah satu tahun masih belum mampu melawan bakteri clostridium botulinum yang terkandung di dalam madu. Untuk mendapatkan kandungan nutrisi lebih tinggi, selalu pilih vitamin anak 1 tahun yang mengandung madu asli. 

Kini Curcuma Plus Honey Vit hadir sebagai solusi suplementasi vitamin anak 1 tahun ke atas untuk bantu jaga daya tahan tubuh anak serta memperbaiki nafsu makannya.

Kandungan madunya bukan cuma tambahan rasa, tapi murni dari madu asli berkualitas yang diolah dengan bahan-bahan berkhasiat lainnya seperti Vitamin C, Temulawak Organik (Curcuma), Sari Kurma, Minyak Ikan Kod, Lysin HCL, Multivitamin (Vitamin B1, B2, B5, B6).

Curcuma Plus Honey Vit adalah solusi vitamin anak 1 tahun ke atas yang bisa dikonsumsi harian. Cukup 1 sendok makan sehari untuk anak usia 1-6 tahun dan 2 kali sehari untuk usia 6-12 tahun. Dengan varian rasa original dan jeruk yang disukai anak, vitamin anak 1 tahun ke atas ini juga mudah dibawa kemana saja terutama saat bepergian. 

Sedia selalu Curcuma Plus Honey Vit di tas agar imunitas anak tetap terjaga walau sibuk seharian! Ayo cek IG Curcuma Plus untuk mendapatkan info produk terbaru dan beragam tips menarik tentang cara agar anak tidak mudah sakit.

Follow Ibupedia Instagram