Ibupedia

Jangan Berikan Makanan Ini Pada Anak!

Jangan Berikan Makanan Ini Pada Anak!
Jangan Berikan Makanan Ini Pada Anak!

Sebagai orang dewasa, kita pasti mengerti mana makanan yang baik atau buruk bagi kesehatan. Bunda pasti tahu resikonya saat meminum sekaleng soda yang mengandung ratusan kalori, begitu pula saat Anda memutuskan untuk makan kentang goreng yang penuh dengan garam.

Namun, seringkali orang tua lalai dalam menakar kandungan kalori dari makanan dan minuman yang diberikan pada anak. Terlebih jika Anda termasuk yang sering membolehkan si kecil memakan junk food. Wah bisa bahaya untuk kesehatannya! Tingginya kandungan kalori, gula, dan garam yang ada pada junk food tak hanya akan membuat si kecil kelebihan berat badan, tetapi juga akan membuatnya kekurangan nutrisi.

Yup, bayi memiliki resiko yang lebih besar jika mengonsumsi junk food ketimbang orang dewasa. Hal ini dikarenakan si kecil tidak terlalu membutuhkan kalori, namun nutrisi yang melimpah. Juru bicara dari American Dietetic Association, Christine Gerbstadt, menyatakan bahwa kekurangan nutrisi pada anak dapat memperlambat perkembangannya.

Lalu, bagaimana caranya memilah makanan yang baik untuk bayi? Pertama tentunya adalah Bunda harus membuat black listmakanan dan minuman yang harus Anda jauhkan dari si kecil, seperti yang Ibupedia rangkumkan berikut ini:

1. Permen 

Makanan manis ini biasa diberikan orang tua untuk mendiamkan sang anak yang sedang rewel atau menangis. Permen juga biasa diberikan sebagai hadiah jika si kecil berhasil melakukan sesuatu yang membuat Bunda senang. Padahal, gula yang terkandung dalam permen dapat merusak enamel gigi sang buah hati. Permen yang kenyal juga akan menempel di sela-sela gigi dan sukar untuk dibersihkan, sedangkan permen yang keras malah akan berbahaya jika tersedak.

Lalu bagaimana  kalau si kecil sudah terlanjur suka dengan permen? Nah, selain Bunda harus membatasi konsumsi permen harian, anak juga sebaiknya dibiasakan meminum susu saat selesai mengunyah permen. Hal ini untuk menetralisasi kandungan gula yang baru saja masuk. Selain itu, secara perlahan Bunda dapat menggantikan kebiasaan si kecil mengonsumsi permen dengan potongan buah segar yang disajikan secara menarik.

2. Biskuit/Crackers

Saat si kecil sudah mampu menggigit dan mengunyah, banyak orang tua merasa perlu untuk memberikan biskuit sebagai snack sang anak. Padahal, kalau Bunda mau memperhatikan, biskuit yang ada di tangan si kecil hanya dia gigit sedikit sebelum akhirnya ia lempar atau jatuhkan di lantai.

Yup, biskuit juga termasuk makanan yang tidak membawa manfaat nutrisi bagi sang buah hati. Apalagi jika biskuit atau crackers itu mengandung banyak garam, aduh bisa-bisa si kecil nantinya terbiasa dengan rasa asin. Survei yang dibacakan saat konferensi American Dietetic Association di tahun 2009 bahkan menyebutkan bahwa sekitar tiga perempat balita mengonsumsi sodium di atas takaran yang direkomendasikan.

Nah, kalau Bunda mencari alternatif snack bagi anak, ada baiknya memilih potongan buah atau sereal rendah kalori. Selain lebih menyehatkan, buah dan sereal juga tidak membuat anak 'kecanduan' rasa manis atau asin.

3. Soda

Percaya atau tidak, menurut survey yang dinyatakan oleh  American Dietetic Association (ADA) pada tahun 2009, dari sekitar 3000 keluarga yang diteliti terdapat cukup banyak orang tua yang membebaskan anaknya meminum soda di usia 7 bulan.

Padahal, baik soda diet ataupun yang regular sama sekali tidak mengandung nutrisi! Apalagi jika anak mengonsumsi soda regular yang mengandung gula dalam jumlah luar biasa banyak. Hmm bisa-bisa gigi mereka rusak. Jangan coba-coba memberikan anak soda ya, Bunda! Air susu saja sudah mencukupi kebutuhan minuman si kecil, kok.

4. Makanan Olahan

Makanan olahan memang lebih praktis, namun tahukah Bunda jika banyak kandungan nutrisi baik yang hilang di dalamnya? Ya, hal ini didukung pula oleh pernyataan Kate Geagan, seorang praktisi diet serta penulis buku Go Green, Get Lean. "Semakin makanan tersebut diolah, maka nila-nilai kandungan nutrisi akan turun. Sebaliknya, kandungan gula, garam, serta lemaknya naik,"ujar Kate.

Oleh sebab itu, daripada memberikan si kecil makanan kalengan, lebih baik Bunda memasak sendiri agar dapat menakar berapa banyak gula atau garam yang ingin Anda pakai.

5. Jus dalam Kemasan

Oke, jus memang terbuat dari buah alami, seharusnya sehat-sehat saja kan? Well, buah memang sangat menyehatkan. Tapi Bunda harus berhati-hati karena kandungan serat alami pada buah banyak yang hilang saat dijus. Jus buah kebanyakan hanya berisi gula. Menurut Ari Brown, dokter anak yang ikut menulis buku Baby411: Clear Answers and Smart Advice for Your Baby's First Year, jus sebetulnya hanya kalori yang tidak ada gunanya.

Bahkan, menambahkan apel atau pir untuk memberi rasa manis pada makanan si kecil juga bukan ide bagus. Menurut pakar nutrisi Leanne Cooper yang juga menulis buku What Do I Feed My Baby: A Step-by-Step Guide to Solids, gula dalam jus dapat mempercepat jalannya proses makanan melalui saluran pencernaan. "Bila makanan dicerna terlalu cepat, maka tubuh tak akan punya cukup waktu untuk menyerap nutrisi-nutrisi yang masuk," ujar Cooper. Hal tersebut juga akan mengakibatkan diare pada anak.

Lalu bagaimana dengan iklan yang menyebut bahwa jus mampu menyediakan kebutuhan vitamin C untuk anak? Well, jangan tertipu ya, Bun. Kebutuhan vitamin C anak sudah tercukupi hanya dari satu porsi kecil buah, kok.

Selain itu, American Dietetic Association juga merekomendasikan para Bunda agar memberikan hanya ASI atau susu formula pada anak berusia di bawah 6 bulan. Untuk anak usia 6-12 bulan, Anda boleh memberikan air mineral sedikit saja, meski ASI/susu formula tetap harus jadi asupan utama.

6. Teh dan Madu

Kalau selama ini Bunda sering menambahkan teh ke dalam botol susu si kecil, maka ini saatnya Anda berhenti. Pasalnya, semua minuman berkafein mengandung tannin yang dapat mencegah penyerapan zat besi yang dibutuhkan oleh anak.

Begitu pula dengan madu. Meskipun kaya akan nutrisi, anak di bawah usia satu tahun tak dianjurkan mengonsumsinya. Meski jarang terjadi, tetap ada resiko keracunan makanan dan menyebabkan botulisme pada bayi. Aduh, hati-hati ya Bunda!

Itulah beberapa makanan yang berbahaya untuk anak. Mari biasakan memberi makan anak dengan asupan yang tak hanya lezat namun juga bergizi tinggi.

(Yusrina)