Ibupedia

Perbaiki Kesalahan Bunda Agar Si Kecil Tidur Teratur

Perbaiki Kesalahan Bunda Agar Si Kecil Tidur Teratur
Perbaiki Kesalahan Bunda Agar Si Kecil Tidur Teratur

Membuat si kecil tertidur dan tetap terlelap memang bukan tugas yang gampang ya Bu? Para ahli telah mengidentifikasi beberapa kesalahan umum yang orangtua lakukan berkaitan dengan pola tidur anak. Berita baiknya, kesalahan ini bisa diperbaiki tanpa menimbulkan terlalu banyak masalah.

Ahli tidur anak dan orangtua yang sudah berpengalaman menyatakan perubahan sederhana pada rutinitas tidur dan lingkungan yang mendukung dapat memberi perubahan besar dalam mencegah atau memperbaiki kesulitan tidur yang umum terjadi. Ketika Ibu berhasil melakukannya, itu artinya buah hati Anda bisa tidur tepat waktu dan tetap pulas sepanjang malam. Saat itu terjadi, Anda tidak hanya memiliki anak, tapi juga keluarga yang mendapat waktu tidur yang cukup.

  1. Kesalahan menidurkan anak yang pertama: Membolehkan anak tidur di mana saja

    Beberapa kali dalam seminggu, saat si kecil benar-benar rewel, Ibu pasti akan berbaring bersamanya di tempat tidur hingga ia terlelap. Atau mungkin Anda menidurkannya di tempat tidurnya sendiri, tapi membolehkan ia datang ke kamar Anda di tengah malam saat ia terbangun. Yang menjadi persoalan bukanlah metode tidur yang diterapkan, tapi sikap tidak konsisten Anda dalam menjalaninya.

    Banyak orangtua tidak merasa keberatan saat anak tidur bersama mereka, tapi sering kali hal ini berubah menjadi acara tidur bersama keluarga yang tidak direncanakan sebelumnya. Yang Anda lakukan ini dapat menciptakan kebiasaan yang terputus-putus.

    Solusinya: Tentukan tempat di mana anak boleh tidur

    Tak pernah ada kata terlambat untuk menetapkan sebuah peraturan. Seorang ibu dengan anak umur 3 tahun mengisahkan, anaknya mulai terbangun pada jam 11 malam beberapa kali dalam seminggu lalu ia menuju kamar orangtuanya.

    Setelah beberapa bulan, akhirnya sang ibu mulai mencari jalan keluar untuk mengatasi hal ini. Ia membuat peraturan untuk anaknya. Ia tidak membolehkan sang anak keluar dari tempat tidur bayinya. Ia memberitahu si kecil dengan lembut tapi tegas bahwa ini adalah waktunya untuk tidur dan ia harus tidur di tempat tidurnya.

    Tentu ada pengecualian untuk peraturan ini. Jika anak Anda sakit atau takut karena hujan turun disertai petir, tenangkan ia dengan tidur bersamanya di tempat tidurnya atau gunakan kasur lain di kamarnya. Tapi setelah ia sembuh atau hujan reda, segera kembali ke rutinitas semula.

    Anak yang sudah merasa nyaman tidur bersama ayah-ibunya tentu akan protes saat ia diharuskan untuk tidur sendirian di kamarnya. Dalam kasus ini, coba tenangkan si kecil dalam beberapa hari. Mungkin Anda bisa berdiri di pintu kamarnya hingga ia tertidur selama beberapa malam sebelum meninggalkannya sendiri.

  2. Kesalahan menidurkan anak yang kedua: Terlambat menidurkan anak

    Marc Weissbluth, dokter anak dan penulis Healthy Sleep Habits, Happy Child, mengungkapkan, anak usia sekolah saat ini mendapatkan rata-rata lebih dari 1 jam kekurangan tidur di malam hari daripada anak pada puluhan tahun yang lalu. Anak zaman sekarang mendapat durasi tidur kurang dari orangtuanya dulu saat kecil.

    Anak masa kini mendapatkan tidur yang lebih sedikit dari anak di pertengahan tahun 70-an dan 80-an. Kondisi ini merupakan akibat dari waktu tidur yang terlambat, kesulitan tidur siang, dan perdebatan yang terjadi antara anak dan orangtua di waktu menjelang tidur.

    Mungkin Ibu tidak memenuhi jadwal tidur teratur anak Anda atau Anda tidak memiliki banyak waktu bersamanya setelah bekerja, hingga membiarkannya tidur agak terlambat untuk bisa bermain dengannya. Membiarkan anak terlambat tidur membuat mereka merasa terlalu lelah. Ketika merasa kelelahan, mereka semakin kesulitan untuk tidur dan tetap terlelap. Anak akan terbangun lebih awal dibanding jika mereka ditidurkan pada waktu yang tepat.

    Solusinya: Buat aturan tidur untuk anak

    Buatlah aturan agar anak tidur teratur baik di malam maupun siang hari dan jalani peraturan ini dengan baik. Jangan tunggu hingga anak Anda mengucek mata, menguap, atau menjadi rewel untuk menidurkannya. Tidurkan anak Anda lebih awal meski hanya 15 hingga 20 menit.  

    Memang tiap anak berbeda, tapi bayi dan batita biasanya membutuhkan 12 jam tidur di malam hari. Anak prasekolah membutuhkan istirahat hingga 13 jam jika mereka tidak tidur di siang hari, dan anak yang lebih besar harus mendapat tidur setidaknya 10 hingga 11 jam.

  3. Kesalahan menidurkan anak yang ketiga: Terlalu dini memindahkan anak ke tempat tidur yang lebih besar

    Usia si kecil kini memasuki dua tahun, Anda merayakan ulang tahunnya dan memberi hadiah berupa sebuah tempat tidur dengan gambar karakter lucu. Tapi ketika Anda mengganti tempat tidurnya, ia segera terbangun saat lampu dimatikan atau terbangun pada jam lewat tengah malam.

    Kenapa begitu ya, Bu? Sebelum masuk usia 3 tahun, banyak anak yang belum siap meninggalkan tempat tidur bayinya. Mereka tidak memiliki perkembangan kognitif dan kontrol diri untuk berada pada batasan khayalan sebuah tempat tidur.

    Solusinya: Tunggu hingga anak Anda siap menggunakan tempat tidur yang lebih besar

    Ketika anak mendekati usia 3 tahun, mungkin ini waktu untuk Anda memindahkannya ke tempat tidur yang lebih besar. Jika anak prasekolah Anda kesulitan tidur di tempat tidur barunya, Anda bisa selalu memberi waktu lebih untuk membuatnya siap.

    Seperti halnya kembali menggunakan popok setelah gagal melakukan potty training, kembali ke tempat tidur bayi bukanlah sebuah kegagalan. Jika tidak berhasil, tidak ada salahnya untuk berputar kembali. Anak Anda perlahan akan mampu pindah ke tempat tidur yang lebih besar atau mungkin ia yang akan memintanya.

  4. Kesalahan menidurkan anak yang keempat: Meninggalkan rutinitas waktu tidur

    Memiliki seorang bayi, Anda mungkin mengira belumlah perlu untuk melakukan rutinitas menjelang tidur seperti memandikan, membaca buku, dan menidurkannya. Tapi melakukan aktivitas menenangkan dan menyenangkan seperti ini sangatlah penting. Orangtua dari anak yang lebih besar yang melakukan rutinitas waktu tidur mungkin tidak berhasil melakukannya.

    Hal ini dikarenakan orangtua mengira anak mereka sudah terlalu besar atau mereka terlalu lelah untuk melakukannya. Tapi sebenarnya orang dewasa juga mendapat keuntungan dari melakukan rutinitas sebelum tidur setiap malamnya. Kita tidak mungkin langsung membuat anak beralih dari aktivitas bermain menuju berbaring di tempat tidur. Ditambah lagi, penelitian mengindikasikan bahwa anak usia sekolah yang tidak melakukan rutinitas tidur tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup yang mereka butuhkan.

    Solusinya: Lakukan rutinitas menjelang tidur yang menyenangkan

    Tanpa melihat usia anak Anda, kuncinya adalah melakukan kegiatan yang bisa diperkirakan, yang dapat membantunya terlelap di malam hari. Bagi bayi, ini mungkin berarti perubahan sederhana dengan mengenakan piyama atau dininabobokan.

    Untuk anak yang lebih besar, rutinitas menjelang tidur meliputi kegiatan mandi, membaca buku, menyanyi, atau berdoa bersama. Anda dapat menciptakan rutinitas sendiri. Yang kita inginkan adalah aktivitas yang konsisten yang terjadi di tempat yang sama, urutan yang sama, dan dilakukan setiap malam.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram