Ibupedia

Dampak Buruk Kurang Tidur pada Ibu

Dampak Buruk Kurang Tidur pada Ibu
Dampak Buruk Kurang Tidur pada Ibu

Masa-masa akhir kehamilan dan tahun pertama si kecil lahir pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Terutama jika Ibu baru pertama kali memiliki bayi.

Aduh, rasanya badan pasti capek, ditambah waktu tidur yang jauh berkurang karena harus mengurusi keperluan si kecil. Belum lagi kalau si kecil sering rewel dan terbangun di tengah malam, bisa dijamin kantong mata Ibu bertambah tebal.

Nah, biasanya para Ibu meminum kopi atau sedikit coklat untuk menenangkan diri di kala letih. Memang sih untuk sementara waktu, ini semua bisa badan terasa lebih rileks. Namun sebanyak apapun gula dan kafein yang Ibu konsumsi tetap tidak akan mengobati kelelahan karena waktu tidur yang kurang dan mengatasi dampak buruk kurang tidur. Akibatnya, Ibu pun menjadi mudah marah, moody, dan emosional.

Dampak buruk kurang tidur untuk Ibu

Sampai saat ini, hanya ada sedikit dokumen dan kesaksian para Ibu yang sanggup menerangkan perihal dampak buruk kurang tidur. Pada kenyataannya, para Ibu cenderung menerima kodratnya sebagai seorang Ibu yang harus mengasuh bayi tanpa banyak menggerutu. Mereka bertahan dengan kondisi kurang tidur dan melewati hari demi hari dengan emosi tak stabil sembari menunggu semua 'keluhan' mereka akan berlalu dengan sendirinya. Hmm, sehatkah keputusan tersebut?

Hasil studi mengungkapkan bahwa kurangnya waktu tidur secara kronis dapat mempengaruhi kesehatan, daya ingat, mood, hubungan dengan orang lain, serta berdampak pada terjadinya kecelakaan. Semua hal tersebut merupakan dampak buruk kurang tidur yang cukup serius lho, Bu. Bayangkan saja, hanya dengan menambahkan waktu tidur maka hubungan Anda dengan rekan di kantor akan membaik (karena Anda tak lagi marah-marah karena mood yang buruk), serta keseharian menjadi lebih produktif karena Ibu tidak terus-terusan merasa capek.

"Kurangnya waktu tidur akan membuat Anda lebih egois, karena Anda cenderung mendahulukan kepentingan pribadi dibanding kepentingan orang lain, termasuk pasangan Anda sendiri," ujar Amie Gordon, psikolog sekaligus peneliti dari UC Berkeley. Kesimpulannya, mereka yang hanya memiliki waktu tidur sedikit cenderung suka mengeluh dan tidak mensyukuri karunia hidup termasuk pasangan.

Pola tidur sepanjang sejarah

Banyak orang tua yang berusaha keras mengubah pola tidur anak mereka alih-alih mencoba mengatur waktu tidur mereka sendiri agar sesuai dengan kebutuhan istirahat anak. Menurut Google, istilah "baby sleep" lebih banyak dicari (sekitar 450,000 per bulannya) dibanding kata kunci seperti "new parent sleep" yang hanya mendapatkan angka pencarian sekitar 210 per bulan. Menurut sejarawan Roger Ekirch dari Virginia Tech, tidur berturut-turut selama 8 jam adalah suatu fenomena baru.

Pada awal abad 1900, setiap harinya manusia tidur dengan 2 fase yang diselingi dengan aktivitas seperti membaca, berdoa, menulis surat, berhubungan seks, berkomunikasi dengan pasangan, atau berkunjung ke rumah tetangga. Sementara itu, budaya masyarakat tribal membagi waku tidur mereka dalam jangka waktu pendek-pendek. Sebab, mereka harus bergantian tugas dengan rekan-rekannya untuk menjaga kawasan di kala siang maupun malam hari. Jadi, merupakan hal yang 'baru' sebenarnya jika Anda memaksakan si kecil untuk tidur selama 8 jam berturut-turut. Bagaimana jika ia membagi tidurnya ke dalam beberapa fase? Maka wajar saja jika dia sering terbangun di malam hari, bukan?

Bagaimana cara mengganti waktu tidur yang kurang?

Setiap jam tidur yang berkurang akan menjadi hutang yang harus Anda bayar di lain waktu! Rata-rata manusia memerlukan waktu tidur 8 jam setiap harinya agar tubuh sehat dan terasa segar. Misalkan saja, selama ini Ibu hanya bisa tidur 6 jam setiap malam. Nah, pada akhir pekan, Ibu akan punya hutang tidur sebanyak 14 jam. Banyak orang meyakini bahwa terbayarnya hutang tidur akan membuat tubuh kembali seimbang. Maka tidak heran kalau ada orang yang bisa tidur 12 jam non stop setelah bekerja keras tanpa tidur sehari sebelumnya.

Menyesuaikan diri dengan ritme alami tubuh

Ritme alami tubuh kita disebut juga dengan siklus circadian, yakni suatu siklus yang mengatur kapan tubuh harus tidur dan bangun. Jangan coba-coba untuk melawan siklus tersebut dengan memaksakan tubuh untuk bangun saat Anda benar-benar merasa mengantuk.

Pasalnya, saat siklus tersebut dikacaukan, maka kinerja sel-sel tubuh akan terganggu dan membuat Anda menjadi tidak produktif. Hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa kurangnya waktu tidur dapat mempengaruhi kinerja 700 sel tubuh, dimana akan berdampak pada kesehatan tubuh seseorang. Akibatnya, penyakit seperti jantung, obesitas, diabetes, dan fungsi otak yang kian melemah akan menghampiri mereka yang kurang tidur. itulah dampak buruk kurang tidur yang mengerikan.

Untung saja, tubuh para Ibu yang baru saja melahirkan memiliki kemampuan alami untuk mengatasi siklus tidur yang tidak beraturan. Oksitosin atau biasa disebut dengan hormon cinta yang menumbuhkan keterikatan dan relaksasi ini diproduksi oleh tubuh ketika Bunda sedang menyusui. Oksitosin kan membantu Ibu untuk rileks dan tidur lebih cepat. Apabila Ibu tidak menyusui, maka lakukanlah cara-cara lain untuk meningkatkan hormon oksitosin tersebut agar Ibu tak perlu mengalami dampak buruk kurang tidur.

Tips Agar Ibu Cukup Tidur

Punya waktu jam tidur yang cukup tentu menjadi impian bagi semua ibu agar tidak perlu mengalami dampak buruk kurang tidur. Nah, untuk bisa mendapatkan waktu tidur cukup, simak yuk tipsnya berikut ini.

  • Tidurlah dengan nyaman. Pastikan otot-otot tubuh Ibu dalam keadaan rileks saat hendak tidur. Posisi terbaik adalah tidur menyamping karena membantu Anda untuk tidak mendengkur dan mengalami sleep apnea (menahan napas untuk sesaat saat sedang tidur). Peluklah bantal untuk menopang bahu Anda dan pastikan bantal di bawah kepala Ibu menjaga agar leher tetap lurus.

  • Tidurlah di siang hari. Ini merupakan tips paling jitu kalau Ibu ingin tidur lebih lama, yakni: tidur saat si kecil sedang tidur. Jangan sia-siakan kesempatan untuk tidur meski cuma satu jam saja ya, Bu. Saat anak bangun, ikutlah bangun dan lakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga serta menyiapkan makanan. Dengan demikian, Ibu bisa mencegah dampak buruk kurang tidur.

  • Jaga suasana rumah tetap tenang. Apakah suara televisi membuat Bunda sebal? Matikan! Apakah setrika atau komputer membuat Ibu gelisah karena melulu teringat pekerjaan? Jauhkan dari pandangan! Pokoknya, lakukan segala cara untuk menjaga pikiran tetap tenang ya, Bu.

  • Heningkan pikiran. Meditasi adalah salah satu metode terbaik untuk menjernihkan pikiran yang kusut. Ibu hanya perlu berkonsentrasi penuh pada setiap tarikan dan hembusan nafas. Terus lakukan hingga teknik menarik nafas dalam-dalam sampai isi pikiran Ibu semakin hening.

  • Mengonsumsi makanan bernutrisi serta berolahraga.

  • Jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein beberapa jam sebelum tidur.

  • Berbagi tugas dengan suami. Komunikasikan dengan pasangan bahwa Anda butuh sedikit waktu tidur dan mintalah ia menggantikan tugas Anda untuk mengganti popok anak di tengah malam.

  • Menyusui lebih sering agar produksi hormon oksitosin bertambah. Selain menyusui, Anda juga bisa melakukan hal-hal yang membuat hati senang seperti bermesraan dengan pasangan atau pijat relaksasi.

  • Jaga tubuh tetap hangat (temperatur udara yang terlalu dingin atau terlalu panas akan membuat Ibu merasa tidak nyaman dan susah tidur)

  • Hindarkan diri dari stres!

 (Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram